TD 19

187 32 14
                                    

Bengkel Jimin. 02.00 p.m.

Siang ini bengkel Jimin sudah sepi oleh pelanggan yang membeli suku cadang. Para karyawan kini disibukkan memperbaiki dan memodifikasi kendaraan milik pelanggan.

Jimin sendiri tak turun tangan langsung mengerjakan permintaan pelanggannya, ia justru sibuk memeriksa kerusakkan mesin pada mobil Honda berwarna hijau yang menjadi mobil latihan Namjoon. Ia pikir lebih baik membantu Namjoon memulihkan kemampuan driftingnya dengan mobil latihan ini. Maka ia perlu mengurus mobil ini.

"Jimin," sapa Tiara yang menerobos masuk bengkel.

Jimin mengalihkan pandang pada si empunya suara, "Tiara-chan."

Tiara meletakkan tas dan jaketnya pada meja bundar. Ia kemudian duduk di kursi dan tersenyum pada Jimin.

"Jim, boleh aku minta minum?"

"Ck, merepotkan saja," keluh Jimin dengan suara pelan karena Tiara mengganggu pekerjaannya.

"Kau mau minum apa?" tawar Jimin kemudian meninggalkan urusannya dengan mesin-mesin.

"Air saja," jawab Tiara.

Jimin segera mengambil sebuah gelas dan mengucurkan air dari dispenser. Setelah air terisi cukup, ia membawanya lalu meletakkan di atas meja bundar.

"Terima kasih."

"Sama-sama," balas Jimin lalu duduk di depan Tiara. "Tidak kuliah?" tanya Jimin kemudian.

"Ini baru saja pulang dari kampus. Aku hanya ada kelas pagi hari ini," jawab Tiara.

"Oh, begitu. Bagaimana di rumah?"

"Itu ...," balas Tiara ragu. "Sebenarnya ... Genji dan aku tidak saling bertemu di rumah. Jadi, kurasa tak masalah tinggal di sana. Makanya aku ke sini ingin mengambil barang-barangku kembali."

"Baguslah." Jimin mengangguk mengerti.

"Jim, di mana Namjoon?"

Sorot mata Tiara menyapu bersih tempat ini namun tak mendapati sosok Namjoon.

"Dia keluar dan meminjam mobilku. Mungkin sebentar lagi dia kembali."

Benar saja yang dikatakan Jimin. Tak berselang lama deru gas mobilnya terdengar di luar sana. Senyum merekah pada wajah manis Tiara begitu menyadari kedatangan Namjoon.

Di sisi lain. Namjoon baru saja sampai di bengkel. Ia kemudian mematikan mesin dan keluar dari mobil. Bulir-bulir keringat yang  berjatuhan dari pelipis pemuda ini bukan disebabkan oleh panas terik matahari melainkan perasaan gelisahnya.

Seperdetik kemudian Namjoon memasuki bengkel dan langsung mencari keberadaan Jimin.

"Hyung! Di sini!"

Jimin melambaikan tangan pada Namjoon yang baru saja masuk dan mengisyaratkan untuk menuju tempatnya duduk saat ini.

Namjoon langsung saja menghampiri dengan sedikit berlari. Jantungnya berdetak tak karuan.

"Jim, gawat!" seru Namjoon mantap. Ia menatap cemas kedua mata Jimin.

"A-apa?" tanya Jimin ragu karena tiba-tiba sikap Namjoon berubah.

"Apa yang gawat?" tanya Tiara menginterupsi.

"Tiara?"

Namjoon dengan cepat menoleh.

"Kau di sini?" tanya Namjoon seperti orang bodoh.

"Yeah ...," balas Tiara sekenanya dan mengerutkan keningnya. Ia tak suka dengan sikap Namjoon barusan.

Tokyo Drift [BTS Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang