#2 Lisa & Rose

25.1K 1.9K 82
                                    

Drrrt...drrrt...drrrt...

Lisa menggenggam tangannya geram, meskipun ponselnya dipindah ke dalam tasnya dia masih bisa mendengar getaran dari ponselnya. Bahkan suaranya lebih keras karena tasnya bergesekan dengan meja. Rose yang juga merasakan getaran ponsel Lisa langsung menyenggolnya.

"Silent dulu hapemu" suruh Rose berbisik.

"Kamu lupa? Bu Yoon kan bermata seribu" bisik Lisa tanpa menatap Rose dan hanya berpaku pada tulisannya.

"Tas kamu kan disebelah kiri, paling tidak kamu bisa diam-diam selipin tangan kamu" Rose juga berbisik tanpa menatap Lisa sambil sesekali melirik kearah bu Yoon yang berkutat dengan sesuatu di mejanya.

Drrrt...drrrt...drrrt...

Sejenak Lisa mempertahankan kesabarannya, namun Lisa yang notabene mempunyai tempramental buruk tak kuasa menahannya.

Braaak...

Lisa menggebrak meja sambil berdiri dari bangkunya.

"Ponsel sialan, berisik!" Lisa berteriak sambil memaki kearah tasnya.

Rose menarik-narik seragam Lisa untuk tetap duduk dibangkunya jika tidak dia akan semakin mendapat hukuman berat dari bu Yoon.

"Nona Lalice, apa yang kamu lakukan? Kenapa berkata kasar? Apa kamu tahu kita sedang ada disituasi apa? Kamu lupa aturan yang telah kita sepakati? Apa..."

Belum tuntas berbicara Lisa sudah memotong ucapan bu Yoon.

"Ya, aku tahu. Tapi siapa yang peduli?! Aish" Lisa mengacak-acak rambutnya lalu keluar dari kelas.

"Nona Lalice! Kembali ke bangkumu atau..."

Lisa berhenti di ambang pintu.

"Atau apa? Menghukumku? Silahkan!" Setelah itu dia benar-benar menghilang dari pintu.

Rose mengangkat tangannya.

"Maaf, Bu. Aku sudah menyelesaikan essaiku. Apa aku boleh..."

"Ya, sana keluarlah. Pergilah bersama temanmu!" Bu Yoon terpaksa mengatakan itu karena sudah terbawa emosi.

"Ne, khamsahamnida"

Rose membungkukkan badannya lalu berlari keluar mengejar Lisa.

Namun saat dia sudah berada di luar kelasnya dia sudah tidak melihat bayang Lisa.

"Cepat sekali anak itu menghilang"

Rose mengeluarkan ponselnya, dia menekan dial call pada kontak Lisa. Rose mendekatkan ponselnya ke telinga sambil berjalan menyusuri lobi. Lama tidak ada respon hingga dia teringat sesuatu.

"Babo-ya, ponselnya kan masih didalam tas"

Rose berpikir kemana Lisa pergi. Namun gagal karena energinya sudah terkuras habis pada latihan essai tadi.

"AAAAARGH"

Rose mendengus saat dia mendengar teriakan yang sangat melengking.

"Kebiasaan" ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

Dia segera berlari menuju arah sumber suara. Dia tahu teriakan itu keluar dari kerongkongan Lisa. Sudah menjadi kebiasaan Lisa jika emosinya memuncak dia akan berteriak, menjerit-jerit histeris bahkan yang paling parah membanting apapun di depannya-tidak peduli benda hidup maupun mati.

Rose yang terlalu terpaku pada kekhawatirannya terhadap Lisa tiba-tiba menabrak seseorang yang baru keluar dari toilet. Rose terhuyung ke lantai sedangkan orang yang ditabrak acuh tak acuh pergi meninggalkan Rose sambil memperbaiki posisi celananya.

SCARY BLACK PINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang