#21

4.7K 512 9
                                    

Kehebohan karena kedatangan detektif tampan di SMA Daejang kemarin berangsur tenang. Rose sedikit lega, pasalnya buronan yang dicari detektif itu hanya dia yang datang. Dia tidak akan sanggup menjawab pertanyaan interogasi detektif mengenai Black Pink. Itu dikarenakan dia baru bergabung saat berlibur di korea 3 tahun yang lalu. Tahun yang sama saat dia bertemu dan berkenalan dengan Lisa.

Meski baru bergabung beberapa tahun namun embel-embel memberantas kejahatan membuatnya berlatih keras menggunakan berbagai senjata dan kelincahan tubuhnya. Lisa juga menjadi alasan utama dia bergabung. Perasaan iba menggerakkan hatinya untuk membantu Lisa juga saat penguntit (Bam-bam) menemuinya lagi.

Rose sudah memberesi buku-bukunya, dia ingin segera menjenguk Lisa, dia tidak ingin sohibnya itu kembali menderita dengan kedatangan Bam-bam.

Rose sudah menjinjing tasnya, namun saat dia akan melangkah keluar dari bangkunya tubuhnya dicegat oleh seseorang berambut pirang.

"Minggir" pinta Rose.

"June maksudku tim basket menunggumu di lapangan"

Rose berdecak kesal. Tadi pagi dia sudah meminta izin June untuk tidak mengerjakan tugasnya kali ini, namun June tidak memberikannya jawaban justru meninggalkan banyak pertanyaan tentang perasaan Donghyuk.

Meski si 'pelaku' berada di depan mata, dia tidak mempedulikannya lagi. Toh, saat ini dia harus mengkhawatirkan Lisa yang sedang sendirian.

"Nggak usah cemas, aku yang akan menemani Lisa"

Rose mengangkat alis kirinya.

Tanpa bertanyapun, Rose sudah tahu jawabannya.

Donghyuk pasti menyukai Lisa, pikir Rose.

"Rose, cepetan. June ngamuk tuh"

Rose memutar tubuhnya, dia tidak menghiraukan Mingyu yang datang terengah-engah dan memintanya untuk cepat ke lapangan.

"Tch, cewek keras kepala. Jangan salahin aku kalau June bakal ngangguin kamu terus"

Tubuh Rose kembali ke posisi awal, menatap kepergian Mingyu yang terburu-buru.

Perkataan Mingyu ada benarnya. Rose selalu diganggu oleh suara June yang memekak telinga. Noise polution memang tepat menjadi julukan pria menjulang itu. Tidak hanya suaranya yang berisik, terkadang bisikan halus June juga membuat tubuh Rose bergidik ngeri.

Terpaksa Rose harus menuruti ucapan Mingyu. Dengan kesal dia melangkahkan kakinya menuju lapangan basket.

Donghyuk yang sedari tadi diam menyunggingkan seringaian. Rencananya bersama June berhasil sukses.

Rencana sederhana agar mereka bisa menghabiskan waktu bersama sang pujaan hati. Sangat benar jika Donghyuk menyukai Lisa, dan June? Dia pria keras kepala yang terlalu menjunjung tinggi harga dirinya dan tidak konsekuen dengan perasaannya pada Rose.

Donghyuk selalu gagal mencuri kesempatan untuk menjenguk Lisa karena keberadaan Rose yang lengket dengan Lisa.

Dengan langkah penuh percaya diri dan parsel buah ditangannya, Donghyuk memasuki ruang Lisa dirawat.

"Annyeong" sapa Donghyuk.

Lisa mencabut earphonenya yang tidak bersuara, lalu menoleh ke sumber suara yang lain.

"Dimana Rose?"

"Dia meminta maaf karena harus melaksanakan tugasnya dengan tim basket. Jadi aku yang akan menemanimu"

Lisa menunduk, tersirat kekecewaan diwajahnya. Hanya Rose yang menjaganya selama ini, dia tidak berharap Jennie dan Jisoo menemaninya. Karena dia tahu kedua unnie nya itu orang yang sangat sibuk. Sibuk dengan kehidupan pribadi mereka dan juga sibuk mencari Papa.

SCARY BLACK PINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang