Seorang pemuda bertubuh kecil tidak melepaskan pandangannya ke belasan layar yang menayangkan rekaman cctv di sudut-sudut jalan kota atau pelosok sekalipun.
Sesekali dia menemukan seseorang yang dia cari meskipun hanya dalam hitungan detik kemunculannya. Dia akan memutar kembali rekaman yang menunjukan kehadiran orang yang dia cari dengan mode slowmotion.
"Kurasa aku tidak akan menemukan kalian terlebih dahulu" ucapnya dengan penuh keyakinan.
Dia menyambar gagang telepon lalu memencet nomor yang dia tuju.
"Ayah, maksudku, ketua Kim saya punya rencana baru"
"Apa?"
"Kita harus mendapat informasi dari semua saksi mata"
"Tak ada saksi mata, tak ada seorangpun yang melihat langsung tindakan mereka"
"Ada, aku menemukan 3 orang tidak, 4 orang ditambah dengan temanku. Dan bagusnya lagi kemarin untuk yang pertama kalinya mereka gagal melukai korbannya"
"APA? Kalau begitu cepat temui orang itu"
"Baik...Pak"
-oOo-
Untuk pertama setelah sekian tahunnya, Nyonya Song turun tangan melayani para pelayan langsung. Dia terpaksa melakukannya karena karyawannya berkurang dan satu tidak masuk tanpa izin. Anak-anaknya tidak bisa membantunya, mereka sibuk dengan kuliah mereka masing-masing.
"Aku pulang" sapa anak tertua keluarga Song.
"Mwoya?" pekik Yunhyeong yang sedikit terlambat merespon keadaan sekitar.
Meja berantakan dengan piring bersisa makanan, tumpahan kuah sup, dan tisu berserakan.
Pantas saja Yunhyeong heran restoran keluarganya tutup begitu cepat.
"Jangan mengoceh dulu, cepat bantu orangtuamu ini"
Dengan patuh Yunhyeong langsung mengambil plastik sampah.
Sembari memunguti tisu yang berserakan mulut Yunhyeong kembali bergerak.
"Dimana karyawan ibu? Dan kenapa ibu tidak langsung menghubungiku?"
Plak
Nampan alumunium menepuk pelan punggung Yunhyeong.
"Sudah kubilang jangan mengoceh dulu"
Yunhyeong hanya berdecak kesal dan mengganti tugasnya mengelapi meja.
Tuan Song yang baru saja keluar dari dapur dan membawa ember beserta alat pel celingukan mencari seseorang.
"Oh ya, dimana Jisoo?"
"Jisoo?" Yunhyeong kembali berpikir lambat.
"Aah, dia tadi absen. Kukira dia membantu ayah disini"
"Tidak," bantah Tuan Song.
"Aku merasakan sesuatu yang ganjil. Coba kamu temui dia di kos nya" titah tuan Song.
Seringaian terpatri di wajah Yunhyeong.
"Baiklah"
Dengan cepat, Yunhyeong melempar kain lap sembarangan dan berhambur keluar.
-oOo-
Jisoo meringkuk di sudut ruangan sambil menggigiti kuku jarinya hingga jarinya berdarah. Tatapannya benar-benar kosong. Dia masih tidak mempercayai misi yang diberikan dari Papa. Misi untuk menghukum ayahnya sendiri. Ayah yang tak pernah ia anggap selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARY BLACK PINK
Fanfiction[END] Bukan buku bergenre romance remaja kekinian. Hanya sebuah fantasi gue sendiri yang berimajinasi BlackPink hidup menjadi sesosok yang mengerikan namun polos. Bukan 'polos', tapi memang polos. Gak suka genrenya gak papa Tapi coba baca prol...