#11

6.6K 660 32
                                    

Krieet

Baru semenit Yunhyeong dan Bobby pergi, beberapa orang kembali mengunjungi kamar kos Jisoo.

Dengan tergopoh-gopoh tiga gadis memasuki ruangan itu.

Braaak

Plastik besar berisi bermacam-macam barang jatuh begitu saja, sedang para gadis itu justru asyik membuka lebar mata dan mulut mereka.

Semalam ketiga gadis itu terpaksa meninggalkan Jisoo sendirian karena dia sedang mengamuk. Meskipun mereka hanya menunggu di luar kamar, mereka bisa membayangkan bagaimana Jisoo jika sedang marah. Entah barang apapun disekitarnya pasti tidak berbentuk lagi. Sifat yang sama seperti ayahnya. Namun keadaan kamarnya sekarang terlihat sangat rapi seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

"Ajaib" celetuk Lisa.

"Meskipun sedang marah unnie langsung memberesi kekacauannya sendiri. Unnie benar-benar panutanku" Rose ikut terpana sambil mengacungkan dua jempolnya.

"Tumben ada dua orang, siapa yang satunya?"

Lisa dan Rose menatap Jennie aneh.

Sebegitu pekanya Jennie dengan keadaan sekitar hingga dia tahu kalau kamar kos Jisoo dibersihkan oleh orang lain. Teman dekat Jisoo ditambah orang lain.

"Lupakan. Kita kesini bukan kepo siapa yang membersihkan kamar Jisoo unnie. Tapi ini tentang semalam"

Jisoo meletakkan barang yang ia bawa ke meja pantry lalu membuka kotak ajaib penghasil es dan mengambil satu bir yang tebungkus di dalam kardus tomat.

"Unnie aku minta juga" pinta si maknae Lisa yang menghampirinya.

Jennie menjentikkan jarinya ke dahi Lisa.

Bibir Lisa langsung mengerucut, dengan pasrah dia menuruti yang lebih tua.

Rose justru terkekeh sambil menepuk-nepuk punggung Lisa.

"Apa pendapat kalian tentang misi semalam?" tanya Jennie langsung.

Mereka duduk melingkar diranjang Jisoo.

Jennie manatap satu persatu kawannya. Lisa menggelengkan kepalanya, dia memang tidak mengetahui apapun dan hanya sedikit penasaran dengan kejadian ini. Rose masih sibuk dengan ponselnya yang terus mendapat gangguan dari temannya. Dan Jisoo yang masih mematung di pojokan.

Jennie teramat memaklumi tingkah kawan-kawannya tersebut. Tapi kali ini dia benar-benar harus tegas dan mendiskusikan apa yang telah mengganggu pikirannya selama ini.

"Kurasa ada yang harus kita selidiki tentang Papa" katanya menginterupsi aktivitas mereka.

"Unnie, apa kamu sudah gila?"

Bug

Jisoo menendang bokong Lisa yang duduk tepat di samping kakinya hingga terjerembab ke kolong meja belajar Jisoo. Suasana hatinya mulai kembali normal.

"Ok, aku ulangi. Apa unnie sudah tidak waras?" ulangnya lirih.

Plak

Gantian Rose yang menepuk kepala Lisa menggunakan katalog kosmetik.

"Tak apa. Aku memang sudah gila, bahkan sejak aku bertemu dengan Papa"

"Benarkah?" Lisa merangkak menghampiri Jennie.

"Satu-satunya orang yang tak pernah bisa kupercaya adalah Papa"

Ketiga gadis lain mendengarnya dengan seksama.

SCARY BLACK PINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang