"Oh, Jinhwan-a. Kamu sudah pulang?"
Ketua Kim meletakkan berkas yang dia teliti lalu menghampiri anaknya yang berdiri di ambang pintu. Ketua Kim langsung merengkuh anaknya yang sudah lama tidak ia temui.
"Bagaimana keadaanmu? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun kan?"
Anak yang diberi nama Jinhwan itu terkekeh.
"Aku baik-baik saja ayah. Mana mungkin aku tidak berbuat kesalahan. Manusia itu tidak ada yang sempurna ayah"
Ketua Kim mengacak-acak rambut Jinhwan, "his kamu ini"
"Kamu sudah mengunjungi ibu dan adikmu?" tanya ketua Kim sambil menuntun anaknya duduk dan meletakkan barang bawaannya yang berat.
Jinhwan menggeleng.
"Aku ingin kesana bersama ayah. Aku ingin keluarga kita berkumpul"
Ketua Kim akan menjitak Jinhwan namun Jinhwan telah menghindar.
"Jika saja kamu tidak wajib militer kita sudah berkumpul"
Jinhwan menunduk diam.
"Sudahlah jangan dipikirkan lagi. Kita makan dulu lalu mengunjungi ibu dan adikmu"
"Hm baiklah"
Ketua Kim dan Jinhwan pergi ke cafe di sebelah markas distrik Seocho. Setelah memesan mereka berdua melanjutkan berbincang-bincang.
"Ayah, bolehkah aku membantu menangkap Black Pink?"
"Darimana kamu tahu Black Pink?"
"Salah satu teman di asrama pernah berpapasan dengan mereka"
Ketua Kim sedang menimang-nimang permintaan Jinhwan.
"Ayolah, anggap saja sembari mencari tempat kuliah agar aku tidak nganggur, Yah" bujuk Jinhwan.
"Baiklah, nanti kamu langsung menemui opsir Haejoon. Dia akan menjelaskan setiap detail kasus Black Pink"
Jinhwan mengangguk girang.
-oOo-
Jisoo mondar-mandir melayani semua pelanggan. Ada yang meminta dicatatkan pesanannya, ada yang menambah selada atau porsi, ada yang menyuruh mengambilkan minuman juga. Meskipun berjam-jam mondar-mandir dia tidak begitu lelah, dia sudah terbiasa dengan pekerjaan paruh waktu yang sudah dia geluti lima tahun terakhir.
Terkadang tuan dan nyonya Song, pemilik restoran, menyuruhnya untuk istirahat dan gantian dengan karyawan yang lain atau salah satu anaknya. Yunhyeong yang sering menggantikan Jisoo. Namun baru setengah jam diganti Jisoo akan mengambil alih kembali. Sebenarnya para pelanggan sangat senang dengan pelayanan Jisoo, dia akan menyunggingkan senyum terbaiknya dan segera datang saat dipanggil. Jika sudah begitu tuan atau nyonya Song tidak bisa menghentikan Jisoo.
"Annyeonghaseyo paman Song" seorang pelanggan langsung menyapa tuan Song yang berada di kasir dekat dengan pintu keluar-masuk.
"Oh, Bobby-ya. Sudah lama tidak mampir. Terakhir kapan ya waktu itu?" Tuan song menerawang mencoba membuka ingatannya.
"Setahun yang lalu mungkin hampir dua tahun" sahut Bobby.
"Ah lama sekali ya. Bagaimana keadaanmu? Kakekmu masih memijat sapi? Tangan kakekmu benar-benar ajaib, daging sapi yang dia pijat sangat lembut. Para pelangganku disini sangat menyukainya"
"Tuan Song bisa aja. Kakek sudah tua, dia sudah tidak punya banyak tenaga untuk memijat. Sekarang ini dia di panti jompo, pamanku yang membawa kakek di sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARY BLACK PINK
Fanfiction[END] Bukan buku bergenre romance remaja kekinian. Hanya sebuah fantasi gue sendiri yang berimajinasi BlackPink hidup menjadi sesosok yang mengerikan namun polos. Bukan 'polos', tapi memang polos. Gak suka genrenya gak papa Tapi coba baca prol...