#9 b

6.5K 707 28
                                    

"Aku pulang"

"Darimana saja kamu? Kenapa la_" ucapan wanita paruh baya itu terpotong saat melihat anaknya pulang dengan membawa gadis kecil diatas kereta dorong dengan wajah pucat dan tubuh penuh luka.

"Aigoo, kamu kenapa, nak? Apa yang terjadi padamu?"

Seakan anaknya sendiri yang sedang terluka, wanita itu langsung membopong Jisoo dan meletakkannya ke kursi empuk lalu berlari kecil membawa kotak p3k dan pakaian hangat.

"Yunhyeong-a, panaskan sup lalu bawa kemari!" perintah wanita itu pada anaknya yang membawa Jisoo ke restoran mereka.

Sembari mengobati setiap luka ditubuh Jisoo wanita itu melontarkan pertanyaan demi pertanyaan, namun tidak ada satupun yang dijawab oleh Jisoo.

Wanita itu juga meminta bantuan suaminya namun tetap saja tidak ada hasil. Akhirnya mereka sepakat merawat Jisoo selama beberapa hari hingga mereka menemukan orang tua Jisoo.

Selama beberapa hari itu Jisoo bermain dengan Yunhyeong dan Eunjin, anak dari pemilik restoran Song. Sedikit demi sedikit senyum Jisoo mulai kembali, bahkan dia sudah mulai bicara. Mengenalkan diri lalu menceritakan peristiwa yang dia alami kemarin.

"Aku tidak tahu ceritamu sangat menyakitkan. Tapi ayahmu sedang mencarimu. Dia bahkan menginap di kantor polisi untuk mendapatkan informasi tentangmu secara langsung" ucap Nyonya Song yang menginterupsi permainan ketiga bocah itu.

Air mata melinang di pipi Jisoo.

"Ayah mencariku?" tanyanya mengkonfirmasi.

"Akhirnya Njis menemukan ayahnya" bocah laki-laki itu merengkuh Jisoo, ikut bahagia atas berita baik untuk Jisoo.

Berlainan dengan respon bahagia kakaknya, Yunhyeong. Eunjin menangis dengan keras.

"Huaaaa, unnie tidak boleh pergi. Kalau unnie pergi aku tidak akan punya unnie lagi. Aku tidak suka punya oppa. Huaaa"

Jisoo melepaskan pelukan Yunhyeong dan beralih memeluk gadis kecil yang menangis disebelahnya.

"Unnie akan kembali sesekali" ucapnya menenangkan.

-

"Ayah" seru Jisoo sambil berlari menghampiri ayahnya.

Mereka saling melepas rindu. Yang tua memberikan dua boneka kesayangan yang muda.

"Teddy dan bunny-ku"

"Kamu lebih merindukan bonekamu daripada ayah?"

"Tentu saja aku lebih merindukan ayah"

Sang gadis kecil memeluk kembali ayahnya dengan masih memegang boneka kesayangannya.

Oh, Jisoo lupa kalau dia menemui ayahnya di malam hari. Seakan sebuah dongeng, kutukan mengerikan itu mengendalikan ayahnya lagi.

CEO Kim melepas pelukan mereka lalu mencengkeram bahu Jisoo.

"Kemana saja kamu? Apa kamu tahu aku sudah lelah menunggumu. Kenapa sekarang kamu jadi anak nakal?"

CEO Kim memukul Jisoo dengan tangan kosong.

Jisoo dengan pasrah diam, karena kali ini dia mengakui kesalahannya yang pergi begitu saja dan membuat ayahnya khawatir.

Nyonya Song yang tidak tega langsung menggendong Jisoo dan menyembunyikannya dibalik tubuh suaminya.

"Saya kira anda tidak bisa lagi merawat anak anda. Pak polisi, kalian semua menjadi saksi bahwa mulai sekarang kami akan merawat Jisoo"

Mata yang menatap tajam dengan hitungan detik langsung berubah sayu.

"Tolong jangan pisahkan saya dengan anak saya. Dia satu-satunya yang saya miliki setelah kepergian istri saya"

Tak cukup dengan kalimat yang dia lontarkan, CEO Kim berlutut sambil menangis.

Air mata yang berlinang sangat tulus, dia benar-benar tidak ingin kehilangan anaknya.

"Saya tetap tidak akan memberikan Jisoo pada anda meskipun anda ayah kandungnya. Sikap anda saja berubah-ubah, saya takut hidup Jisoo akan sengsara mengingat dia masih sangat kecil"

Emosi CEO Kim melunjak seketika dia berdiri lalu berlari untuk merebut anaknya.

"Kembalikan anak saya, siapa kalian dengan sukarela mau merawat anak nakal itu?"

Tuan Song menggunakan tubuhnya sebagai tameng pelindung Jisoo. Para polisi langsung menahan CEO Kim, dengan kejadian itulah CEO Kim kehilangan hak asuh Jisoo dan digantikan oleh keluarga Song untuk sementara waktu.

Hingga saat Jisoo duduk dikelas 2 SMP, dia memutuskan untuk hidup sendiri dan bekerja di restoran Song meskipun keluarga Song sempat menolaknya.

CEO Kim?

Setelah kejadian di kantor polisi, dia dilarang mendekati Jisoo. Namun sebagai seorang ayah yang hidup sendirian tetap menginginkan kehadiran anaknya kembali. Dia hanya bisa memantaunya dari jauh, lewat kurir yang ia bayar sangat mahal.

Tapi semua itu berakhir saat Jisoo mulai tinggal sendiri. Dan untuk pertama kalinya dia bertemu mata dan bercengkerama dengan ayahnya.

"Ayah, aku tidak pernah membecimu. Aku selalu menghormatimu_"

"Kalau begitu, tinggallah bersama ayah lagi. Ayah sudah berubah, ayah tidak mengkonsumsi alkohol lagi."

"Aku tahu"

"Lalu kenapa?"

"Ada alasan yang, tidak, aku ingin hidup mandiri. Sudah terlambat aku untuk kembali, ayah. Maksudku, CEO Kim. Aku bukan lagi keluargamu. Maaf"

CEO Kim mencegah tangan Jisoo yang akan berlalu pergi.

Dengan halus Jisoo melepas cengkeraman tangan ayahnya.

"Usir wanita itu dan bawa ibu kembali. Maka aku akan pulang ke rumah" pintanya sambil berlalu pergi.

CEO Kim mematung melihat kepergian anaknya. Mungkin wanita yang dimaksud sebagai istri baru CEO Kim masih bisa diusir pergi. Tapi untuk mengembalikan ibu Jisoo, seseorang yang jiwanya tidak lagi bersatu dengan raganya, sangat mustahil untuk dikabulkan.




••••



Sedih bgt yaaaa

Sayangnya ini belum selesai, mau aku lanjutin part masa lalunya Jisoo di lain chapter



Keep VOMENT

FOR SIDERS, I SEE YOU O.O

SCARY BLACK PINKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang