Zayn Malik Face The Pain

1.9K 163 30
                                    

A/N : 1D SHort Story/ 1D one shoot request is OFFICIALLY closed.

**

Zayn Malik face The Pain:

Zayn  berdiri didepan makam sahabatnya. Dua buket bunga mawar putih berada dipelukannya, Zayn menunduk menaruh bunga kedua buna itu di makan Clay dan Harry. Cokelat yang sedari tadi tersimpan dikantung Coat-nya segera Ia ambil dan meletakkan dimakam Darcy.

Angin sore yang cukup keras menerpa tubuh Zayn seolah ingin mneruntuhkan pertahanannya.

"Apa kabar?" Tanya Zayn. Ia tersenyum pedih melihat sahabatnya yang terbaring dimakam tersebut. Zayn berjalan mendekati makam Harry kemudian mengusapnya.

"Aku merindukanmu Curly!" Seru Zayn. Tanpa terasa air mata yang sedari tadi Zayn tahan jatuh begitu saja di pipinya.

"Mereka tidak bisa menerima kepergianmu and So do we" tambah Zayn.

"Mate i Miss you so much, damn I still can’t believe that you’re Gone" Umpat Zayn. Ia mencabik-cabik rumput yang tertanam disekitar makam Harry.

"You're part of our life, now you are gone. We couldn't believe it"

**

“Zayn” panggil Perrie ketika melihat suaminya memasuki dapur sehabis menidurkan Nate dikamar . “ada apa ?”

“duduklah”pinta Perrie pada Zayn. Mereka berdua duduk dimeja makan, Zayn membantu Perrie untuk duduk. Perrie sedang mengandung anak kedua mereka yang akan lahir kurang dari tiga minggu lagi. Antusiasme dari mereka semua tergambar jelas, diwajah mereka.

“aku tidak bermaksud untuk membuatmu marah atau menyingkirkan bagian terbaik dalam hidupmu, hanya saja seperti yang kau tahu Nate akan memiliki adik  dan kita pasti memerlukan kamar baru untuknya. Aku tidak mempermasalahkan jika bayi ini akan tidur bersama kita tapi kelak ketika dia beranjak besar, dia akan memerlukan privasi. Jadi..”

“kau menginginkan aku untuk menyingkirkan semua benda-benda itu ?”

“aku tidak memintamu untuk membuang benda-benda itu, aku mengajakmu untuk merapikannya dan memasukannya kedalam lemari yang nantinya bisa kau taruh didalam kamar itu atau gudang”

Benda-benda itu. Iya, semua barang-barang yang berhubungan dengan One Direction. Dari mulai CD,DVD, pakaian, aksesories gadget, trophy, piala, sertifikat, dan yang lainnya. Ketika One Direction bubar Zayn memang meminta management untuk memberhentikan produksi merchandise yang ada di Official Website dan mengirimkan semua sisa produksi kepada anggota Crew yang bekerja bersama mereka sebagai kenang-kenangan dan itu disambut baik oleh keempat sahabatnya.

“I need some fresh air” ujar Zayn. Ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan kearah jendela yang terbuka.

Zayn selalu begini. Setiap kali Perrie membahas masalah ruangan itu maka Zayn akan memilih untuk pergi atau mengalihkan pembicaraan. Sudah dua tahun semenjak kepergian Harry dan Zayn masih belum bisa menerima semua itu. Zayn takut jika ia menyingkirkan semua barang-barang itu maka ia akan melupakan One Direction – sejarah terbesar – dalam hidupnya. Setiap kali zayn berada didalam ruangan itu ataupun sekedar melintas, ia seolah-olah merasa bahwa jeritan para fans dan tawa dari keempat sahabatnya kembali hadir disisinya dan itu membantunya untuk tetap mengingat setiap kenangan yang ia ukir.

“Zayn, Please” pinta Perrie. “mari bicara baik-baik..” ujar Perrie pelan.

Perrie sendiri khawatir dengan keadaan Zayn. Ia takut kalau apa yang selama ini Zayn lakukan – berdiam diri diruangan itu – akan menganggu kesehatan mental suaminya. Perrie berusaha mencari solusi untuk Zayn agar tetap bisa menyimpan benda-benda tersebut tanpa harus menyinggung perasaan Zayn. Ketika Zayn merasa sedih, ia akan berdiam diruangan itu sebelum keluar dan menceritakan masalah yang ia miliki bersama keluarganya.

Believe Me // H.s [END]Where stories live. Discover now