[Four]

163 11 2
                                    

•••

Usai tiba dirumahnya, Kenza langsung duduk disofa ruang tamunya tanpa menyuruh Davin duduk. Aurel yang melihat kakaknya seperti habis menangis langsung menghampiri kakaknya dan bertanya pada Davin.

"HEH DAVIN!! LO APAIN KAKAK GUE?!!"

"Gue gak ngapa-ngapain dia, Aurel." jawab Davin.

Sebenarnya, Kenza sudah menduduki bangku kelas dua belas. Sedangkan Davin seangkatan dengan Aurel, bahkan sekelas.

"Woy, Kak. Nape lu?" tanya Aurel pada kakaknya yang masih setia menangis.
"Ka Kenz? Jawab gue dong lo kenapa? Atau jangan-jangan lo dibuat nangis sama si Kenzo songong itu hah?!!"

Dengan lirih, Kenza mengangguk lemah dan menjawab. "Iya.." Saat Aurel akan beranjak dari duduknya, tangannya ditahan oleh Kenza.

"Ga usah, Rel. Ga usah, I'm fine. " ucap Kenza lirih, Aurel yang melihatnya mengernyitkan dahinya.

"Ga usah apaan?" tanya nya.
"Orang gue mau ngambil minum buat sendiri."

"Sialan." umpat Kenza sambil mengambil bantal sofa dan melemparkannya ke arah Aurel yang sedang tertawa terbahak-bahak. Davin juga ikut terbahak, tapi berhenti setelah Kenza menatapnya tajam.

"Lo ngapain masih disini? Pulang sono. Rumah lo jauh juga." Usir Kenza sambil bersandar kesofa.

"Jauh gimana? Orang rumah kita tetangga-an sekarang." Kata Davin santai.

"WHAT??! JADI LO YANG PINDAH KE RUMAH KOSONG DISEBELAH RUMAH GUE?!!!" teriak Kenza kaget.

Sedangkan Davin sendiri sudah ngacir duluan ke rumahnya disebelah rumah Kenza.

"BYE KENZA!!!" teriak pemuda itu.

"Sial mulu gue." ucap Kenza.

•••

Malam harinya, saat Kenza sedang duduk di balkonnya sendirian ditemani gitar putih kesayangannya, Davin tiba-tiba muncul dibalkon sebelah kamarnya.

"Hai, Kenz." sapanya sambil melambaikan tangan pada Kenza.

"Oh, hai Avi."

"Lo bisa lagunya Jacob Whitesides yang Words ga? Reff nya aja." tanya Davin. "Bisa, bisa."

Dan setelah beberapa kata terucapkan, mereka menyanyikan reff tersebut berdua.

"If only I could speak alound, just what I feel when you're around.

I'd finally confess my love in verse, but I'm not good with words."

Mereka berdua mengakhiri lagu dengan saling tatap lalu terkekeh.

"Suara lo sumbang, nyet." ejek Kenza sambil menaik turunkan kedua alisnya. "Sialan, lo sendiri udah bener belum, jing."

Lalu mereka saling tatap, dan langsung tertawa.

Sedangkan Kenzo yang setia mendengarkan dibalik pintu menuju balkonnya. Ia tersenyum kecil, akhirnya Kenza dapat tertawa dengan lepas.

Tanpa dirinya.

Keesokan harinya, setelah meletakan tasnya, Kenza sedang berjalan dikoridor, Ia berniat meminta maaf pada Anjani karena sifat ketusnya. Namun, ia urungkan begitu melihat lapangan yang penuh dengan siswa-siswi, dari angkatan kelas sepuluh sampai angkatan kelas dua belas pun ada.

Mau ada apaan nih?

Kenza bertanya dalam hati, ia pun menghampiri gerombolan itu dan menyelip-nyelip agar bisa sampai ke depan, agar dapat melihatnya.

kenz ;✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang