[Six]

169 12 1
                                    

Berdirilah layaknya batu karang yang tabah menghadapi sebesar dan sesering apa pun ombak yang akan menerjang.

•••

“BANGUN PEMALAS!! BANGUN ATAU GUE BANJUR AIR ES!!! DALAM HITUNGAN 3!!” teriak Kenza yang sudah siap dengan baju training hitam putihnya.

Kini gadis itu dan adiknya sedang berada dirumah Davin dan Karel, Ia berteriak ke arah mereka berdua.

“SATU!”

Kenza sudah mulai mengambil ember dan gayung.

“DUA!”

Kenza dan Aurel mengisi ember itu dengan air dan es balok yang ada di freezer,

“TIGA!”

Kenza tak main-main dengan ucapannya.

Byur!

“ANJIR! DINGIN BANGET!!” teriak Davin dan Karel bersamaan.

Sedangkan Kenza dan Aurel hanya tersenyum penuh kemenangan.

“Lo ngapain sih pagi-pagi dirumah gue dan-- what??! Ini masih jam setengah enam pagi, gila ya kalian berdua.” omel Davin dan langsung pergi ke kamar mandinya.

Sedangkan Karel pergi ke kamar mandi yang ada dikamar tamu.

“HEH PEMALAS!! KITA BERDUA PULANG DULU YA!! NANTI KALO UDAH SIAP KE RUMAH KITA AJA!!” teriak Aurel dengan suara cemprengnya.

Kenza hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya saja.

•••

Davin telah selesai dengan baju training nya juga.

Ia hanya memakai kaos putih polos dan celana training berwarna hitam polos.

Setelah merasa siap, Davin dan Karel melangkah kan kaki mereka ke dalam halaman rumah Kenza.

Mereka menyelonong masuk tanpa mengucapkan kata permisi atau setidaknya mengetuk pintu, dasar tamu tak sopan.

Davin melihat Kenza yang tengah memasak, dan Aurel yang tengah asik membaca novel keluaran terbaru.

Davin menghampiri Kenza, sedangkan Karel menghampiri Aurel.

“Hai, Kenz.” sapa Davin menatap wajah serius Kenza. Kenza hanya melirik sekilas dan menjawab “Hai.”

“Masak apaan sih?” Davin kini penasaran.

“Udah duduk sana.”

Setelah Aurel, Karel dan Davin duduk dengan tenang dikursi meja makan, Kenza meletakkan masakan yang tadi Ia masak.

“Sarapan dulu.” ucapnya sambil mengambil bagiannya sendiri.
“Kita mau pergi ke suatu tempat yang kalian bertiga belum tau.”

Davin, Aurel, Karel mengangkat kepala mereka serempak menatap Kenza yang tengah dengan santainya memakan masakan yang Ia buat tadi.

“Kemana?” tanya Aurel cemas. Kakaknya yang satu ini jika sudah mengatakan suatu tempat, berarti suatu tempat itu adalah tempat yang jarang dikunjungi orang lain dan tempat yang benar-benar berbahaya.

kenz ;✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang