[Ten]

138 10 2
                                    

Saat ini Kenza sedang berjalan dilorong kelas XI, dan sejak awal Kenza berjalan, banyak siswa siswi yang menyapanya. Kenza hanya tersenyum simpul menanggapinya. Setelah sampai didepan kelas XI IPS 3, Kenza melongokkan kepalanya kedalam kelas yang seperti pasar.

Ada yang berdandan, bergosip, berpacaran, mengeritingkan rambut, tertidur dan sebagainya. Hingga akhirnya ada seorang siswa berkacamata yang ganteng menghampiri Kenza.

“Ada apa ya Kak Kenza?” Tanya siswa ganteng ini.

“Gue nyari Davin, Davinnya ada kaga?” Tanya Kenza sembari menatap siswa itu. Sesaat siswa tersebut mengangguk-angguk.

“DAVIN!!! KAK KENZA NYARIIN LO NIH!!” Teriak siswa tersebut. Kenza menutup kedua telinganya, dan meringis. Pasalnya, siswa ini berteriak tepat disebelahnya.

Terlihatlah Davin berjalan dengan ciri khas gaya tengilnya.
“Ada apa secan nyari gue?” Tanyanya dengan nyengir memperlihatkan lesung pipinya itu. Tanpa menjawab apapun, Kenza menarik lengan Davin dan berterima kasih pada siswa berkacamata tapi ganteng itu.

“MAKASIH YA ARTHUR GANTENG!!!” Celetuk Kenza sambil berteriak, membuat Arthur tersipu.

Kenza menarik tangan Davin menuju atap.

Setelah sampai, Kenza mendorong tangan pemuda itu agar berada dihadapannya.

“Davin ini pertama kalinya gue mohon sama lo. Jadi jangan anggep ini bercandaan.” Ucap Kenza tanpa memandang wajah Davin.

“Jadi pacar gue.” Kata Kenza tanpa melihat Davin. Pemuda itu sendiri memasang wajah polosnya sambil memandangi Kenza yang tingginya hanya sehidung Davin.

“Tapi kalo lo ngga mau, juga gapapa kok. Gue ga maksa.” Jelas Kenza sembari menutup matanya. Sedangkan Davin masih memasang wajah polosnya menatap gadis yang berada dihadapannya. Kenza menaikkan sebelah alisnya saat tak mendengar respon Davin. Perlahan-lahan Kenza membuka matanya, dan disuguhkan oleh wajah polos Davin yang demi apapun sungguh menggemaskan.

Dilihat dari ekor matanya, Davin mengangguk. Kenza segera menatap Davin, dan berucap terima kasih.

“Makasih, Davin.”

Cup!

Kenza berlalu begitu saja, meninggalkan Davin yang mematung memegang keningnya yang masih terasa hangat.

Di... Dia nyium gue?

•••

Tett!!

Bel istirahat berbunyi. Bagaikan oasis ditengah gurun sahara yang terik. Murid-murid kelas Kenza bersorak bahagia.

“Yuk, Jani. Kita ke kantin.” Ajak Kenza pada Anjani.

“Aduh maaf, Kenz. Gue mau istirahat sama Kenzo.” Sesal Anjani. Kenza hanya tersenyum menanggapinya. Bukan senyum manis, namun senyum sinis.

Gadis itu pun berlalu meninggalkan Anjani. Akan tetapi setelah melewati pintu kelasnya, Kenza kembali mundur.

“Davin? Ngapain disini?” Tanya Kenza. Davin pun mengalihkan pandangannya pada Kenza.

“Anu... Gue mau ngajak lo ke kantin.” Balas Davin sambil menggaruk pipinya yang entah gatal atau tidak. Membuat Kenza gemas sendiri. Gadis itu pun akhirnya mengacak rambut Davin.

“Yuk.” Ajak Kenza dan menarik tangan Davin. Menghiraukan pemuda yang sedang menatap mereka berdua.

“Kenzooo??? Kamu liatin apa sih??” Tanya Anjani. Kenzo langsung menoleh dan tersenyum menatap Anjani.

kenz ;✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang