[Fifteen]

145 9 0
                                    

Davin menghela nafas lagi untuk kesekian kalinya. Ia merasa bahwa ada yang salah dengan dirinya. Kenapa saat Kenza menjauhinya, ia merasa seperti kosong?

Davin buru-buru menyembunyikan dirinya dibalik pilar besar yang menyangga bangunan sekolahnya, ketika melihat Kenza yang berjalan berdampingan dengan Arthur—orang yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya—.

Gadis itu tampak senang-senang saja ketika berjalan bersama Arthur, tidak seperti dirinya yang memandang kedua insan berlawanan jenis itu dengan tatapan kekesalan mungkin?

Davin menggelengkan kepalanya. Kenapa ia harus kesal karena Kenza berjalan bersama orang lain? Toh dirinya juga bukan siapa-siapa.

Ia kembali menggelengkan kepalanya, walaupun disudut hatinya yang terdalam, ia merasa sedikit nyeri melihat Kenza bersama yang lain.

Kenza diam-diam tersenyum miring tanpa sepengetahuan siapa pun. Kedua maniknya tadi sempat melihat Davin yang menatap ke arahnya lalu langsung bersembunyi. Didalam lubuk hatinya, Kenza masih tetap mencintai Kenzo Alvaro, namun sepertinya, cinta itu telah terbagi kepada seorang Junior yang sudah memporak-porandakkan hatinya.

Davin.

Orang yang membuat rasa cinta Kenza kepadanya berubah sedikit demi sedikit menjadi benci, karena kebohongan manis yang orang itu lakukan.

Kenza bukanlah lagi seorang gadis polos yang dengan mudahnya diterbangkan menuju langit ke tujuh, dan dihempaskan ke dalam jurang yang curam dan dalam begitu saja.

Kenza juga bukanlah lagi sang Gadis Polos ramah tamah pada semua orang. Akal bulusnya sudah mulai berjalan sekarang ini. Sebut saja gadis yang dulunya polos dan ramah tamah ini sebagai gadis yang licik.

Kenza membiarkan semuanya berjalan seperti air yang mengalir, dan saat saat dimana waktunya sudah tepat, dirinya akan mulai turun tangan.

Membalaskan dendam kepada seorang Davin Angkasa. Itulah misi Kenza saat ini.

Kita lihat, siapa yang akan memegang kendali dari semua ini. Batin Kenza.

•••

Kenza.

Gadis yang sedang duduk ditempatnya saat jam istirahat makan siang, dan mengisi kertas pendaftaran mengikuti Pensi.

Ia akan menampilkan sebuah lagu nanti, bersama dengan gitar putih kesayangannya.

Setelah selesai, gadis itu beranjak bangkit dan membawa serta kertas itu bersamanya. Kenza berjalan menyusuri koridor dengan wajah yang ia tekuk datar. Tidak peduli dengan siswa siswi yang memandanginya.

Tok tok tok

Kenza mengetuk pintu ruang OSIS, dan menunggu selama beberapa menit.

Berselang beberapa menit, akhirnya pintu ruangan OSIS terbuka, menampilkan seorang Ketua OSIS dengan penampilan yang sedikit acak-acakkan.

Disusul dengan sang Sekretaris OSIS yang berpenampilan acak-acakkan juga.

Membuat Kenza tersenyum miring dan menggelengkan kepalanya.

"Ckckck. Gue pengen tau reaksi guru-guru kalo ngelihat Sang Ketua OSIS ngelakuin hal yang ga senonoh diruang OSIS," Dapat Kenza lihat wajah Ketua OSIS itu mengeras.

Kenza segera menyerahkan kertas pendaftaran, dengan cara meletakkannya tepat didada sang Ketua OSIS.

"Tapi tenang aja, gue kesini cuma mau nyerahin kertas ini." Ujarnya seraya berbalik, dan berjalan pergi.

kenz ;✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang