Diversion
04. Pertemuan yang Disengaja
[•••]
Enam hari sudah berlalu semenjak insiden merah jambu yang dialami Alvan. Dan sudah enam hari pula sejak Alyssa menawarkan diri untuk membersihkan baju seragamnya. Besok sudah hari Senin, jadi Alvan membutuhkan baju itu. Namun Alyssa belum menghubunginya sama sekali. Dan itu semua adalah akibat dari kebodohannya sendiri.
Sekarang Alvan hanya bisa memandangi layar ponselnya dengan perasaan menyesal. Kebodohannya yang baru ia sadari sekarang adalah: ia sama sekali tidak memberikan kontak pada Alyssa! Kalau sudah begini, bagaimana cara Alyssa untuk memberitahunya bahwa bajunya sudah dapat diambil? Kalau saja aplikasi LINE@ miliknya belum ia hapus, mungkin masih ada kemungkinan Alyssa akan menghubunginya melalui akun resminya yang terdaftar di grup LINE angkatan. Astaga, mengapa ia bisa menjadi begitu ceroboh untuk hal penting seperti ini?
"Gimana kalo akhirnya baju seragam gue nggak akan pernah balik? Gimana kalo ternyata Alyssa cuma ngebohongin gue? Dan kenapa gue nggak nanyain semua ini pas gue lagi di sekolah?" tanya Alvan bertubi-tubi.
Di tengah rasa panik dan cemasnya yang berlebihan, tiba-tiba terdengar suara notifikasi yang sudah ia tunggu-tunggu.
Alyssa Megarinta: Al, bajunya udah bisa diambil, nih. Kapan mau lo ambil?
Tanpa sadar, Alvan menghembuskan napas lega.
Alvan Pranata: Hari ini aja. Mau di mana?
Alyssa Megarinta: Di Biru. Tau 'kan?
Alvan Pranata: Oh, kafe yang deket sekolah? Oke. Jam empat, bisa?
Alyssa Megarinta: Bisa. Ngomong-ngomong, nggak papa 'kan kalo gue bawa temen?
Senyum Alvan kontan merekah ketika melihat balasan Alyssa. Apalagi saat melihat balasan Alyssa yang menjelaskan siapa teman yang akan ia bawa. Berarti rencana awalnya masih berpotensi untuk berjalan dengan mulus.
Alvan Pranata: It's okay. Gue juga mau bawa temen.
Alyssa Megarinta: Oke, deh. See you, then!
Tanpa merasa perlu membalas pesan terakhir dari Alyssa, Alvan meletakkan ponselnya di atas meja. Ia kemudian berbaring di kasurnya sambil mengangguk puas. Lelaki tersebut tidak peduli bagaimana caranya Alyssa bisa mendapatkan akun LINE pribadinya. Yang terpenting sekarang hatinya sudah tenang sekaligus senang.
Tunggu, tadi Alyssa bilang dia mau bawa temen? tanya Alvan dalam hati. Oh iya, gue 'kan, juga mau bawa temen!
Alvan segera mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan di group chat-nya dan teman-temannya.
Alvan Pranata: Yang mau gue traktir, temenin gue sore ini ke Biru.
Bagas Adji: Gue udah pasti mau nemenin lo, Van. Secara ditraktir gitu.
Dave: Mendingan bawa gue, lah. Bawa lo cuma jadi beban doang.
Bagas Adji: Dave, yang kamu lakukan ke saya itu jahat.
Dave: Dasar homo-homo maho kamu, Gas.
Alvan Pranata: Gue serius, sialan. Habis salat ashar langsung jalan soalnya. Sekarang udah jam dua.
Bryan Baskoro: How about me? Tampan, mapan, dan selalu jadi pujaan.
Bagas Adji: Ternyata ada orang yang lebih pede daripada gue.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diversion (ON HOLD)
Teen FictionHanya ada satu masalah besar dalam hidup Alyssa; yakni seorang Alvan nampak membencinya, dan sialnya hal itu justru memancing rasa penasarannya akan lelaki pintar yang cenderung pendiam tersebut. Alyssa ingin tahu kenapa Alvan bersikap lebih dingin...