#06: Kejutan Baru

43 5 0
                                    

Diversion

06. Kejutan Baru

[•••]

Alvan merogoh ponselnya saat merasakan benda itu kembali bergetar untuk yang kedua kalinya. Ia menaikkan satu alisnya ketika melihat nama pengirim pesan serta isi pesan kedua yang tertera di layar ponselnya. Karena penasaran dengan isi pesan yang pertama, Alvan akhirnya membuka pesan tersebut.

Bang Toyib: Guess what.
Bang Toyib: I've been in Indonesia for my long awaited holiday.

Apa? Dia lagi liburan di Indonesia?

Tanpa banyak berpikir, Alvan segera memoto percakapan itu dan mengirimkannya ke grup miliknya dan teman-temannya. Dan sesuai dengan dugaan Alvan, berbagai komentar mengenai foto yang ia kirim langsung muncul di grup tersebut.

Bagas Adji: DEMI APA?
Dave: DAFUQ ALVAN WHY DON'T YOU TELL THIS EARLIER?
Bryan Baskoro: Akhirnya, bapak gue yang telah lama menghilang di perantauan kembali juga.
Kelvin P: Alvan, lo harus ngomong ke dia supaya ngumpul sama kita secepatnya.

Dengan sengaja, Alvan hanya membaca pesan dari teman-temannya dan memilih untuk membalas pesan dari pengguna bernama 'Bang Toyib' itu.

Alvan Pranata: Udah puas lo di Inggris?
Bang Toyib: I feel like a homesick.
Bang Toyib: Jadi, mumpung lagi ada waktu luang, gue balik ke Indonesia.
Alvan Pranata: Gue masih gagal paham kenapa lo tetep mau keep in touch sama gue. Padahal, dia udah nggak ada.
Bang Toyib: Ya Allah, gue baru balik, kali. Nggak usah baper gitu.
Bang Toyib: Gue yakin, kalo lo masih nggak ikhlas, dia bakalan sedih.

Lelaki itu tersenyum kecut ketika melihat pesan terakhir yang dikirim oleh teman ngobrolnya tersebut.

Kalo dia sedih karena gue masih nggak rela, terus gue yang udah kehilangan salah satu bagian penting di hidup gue ini ngerasain apa?

Alvan Pranata: Sometimes, there is a wound you can never heal.

[•••]

Alyssa memasuki area foyer rumahnya dengan langkah lambat. Pupil matanya mengawasi dengan teliti ke seluruh tempat yang dapat ia lihat. Tanpa menimbulkan suara, perempuan itu berjingkat-jingkat untuk masuk ke ruang keluarganya. Sepanjang penglihatannya, tidak ada sesuatu pun yang mencurigakan.

Setiap hari Rabu siang pada minggu ketiga dalam satu bulan, Ibunya pergi untuk mengocok arisan keluarga besar dari pihak Ibunya sendiri dan baru kembali menjelang jam enam sore. Sedangkan Ayahnya baru pulang di atas jam tujuh malam, sehingga Alyssa sudah tahu jika hari ini pasti rumahnya akan sepi. Hanya ada pembantunya yang biasanya masih bekerja saat ia pulang sekolah.

Jadi, ketika melihat bahwa ruang keluarga juga kosong, Alyssa hanya mengendikkan bahu dan kemudian berjalan seperti biasa menuju kamarnya. Tapi saat ia hendak menjejakkan kakinya di anak tangga, tiba-tiba saja ada telapak tangan yang menutupi pandangan matanya. Alyssa berusaha keras untuk tidak menjerit ketakutan.

"Tolong lepasin tangan lo dulu. Jadi kalo nanti mau berantem, gue bisa ngeliat dimana posisi lo," ujar Alyssa, sebisa mungkin mendatarkan suaranya.

Detik selanjutnya, ia mendengar si pemilik tangan yang masih menutupi matanya ini tertawa. Kemudian, tangan yang berada di matanya perlahan menyingkir dan berganti memeluk erat pinggangnya. Alyssa sudah bersiap untuk memberontak, namun suara si pemilik tangan tersebut menghentikan niatnya.

Diversion (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang