#05: Memulai dan Berhenti

70 6 1
                                    

Diversion

05. Memulai dan Berhenti

[•••]

Alvan menatap layar ponselnya yang terus-menerus menyala dengan tatapan bosan. Tanpa dilihat pun, ia sudah tahu apa yang membuat layar ponselnya terus-terusan menyala.

Bagas Adji: Yang habis double date gimana, nih? Sukses nggak?

Alvan Pranata: Buat gue, lumayan sukses.

Dave: Bener 'kan, yang gue bilang. Lo emang lagi suka sama cewek waktu itu, Van.

Dave: Duh, gue jadi penasaran siapa cewek itu.

Bryan Baskoro: Biasa aja, sih. Soalnya gue nggak bisa sering modus.

Alvan menghela napasnya ketika melihat percakapannya dan teman-temannya. Kenapa Dave langsung beranggapan bahwa ia sedang suka dengan seseorang? Padahal, maksud Alvan menjawab double date-nya sukses adalah karena ia bisa menjalankan bagian dari tantangannya dengan mulus. Namun, ia tidak terlalu memusingkan hal tersebut dan memilih untuk diam.

Tetapi, ternyata aksi diamnya membawa reaksi yang berbeda dari teman-temannya.

Dave: Yan, bocorin dong tadi lo nge-date sama siapa aja.

Bryan Baskoro: Kalo Alvan nggak kasih izin, gue nggak bakal ngebocorin.

Bagas Adji: Mereka ternyata telah bersekongkol di belakang kita, Dave.

Kelvin P: Coba kasih petunjuk.

Bryan Baskoro: Karena Kelvin yang minta, gue yakin Alvan kasih izin. Petunjuknya: dia satu angkatan dan satu sekolah sama kita.

Kelvin P: Hm, kayaknya gue tau siapa orangnya. Tapi gue nggak mau bocorin juga, deh.

Dave: Ah, sialan. Kenapa temen-temen gue yang pinter pada pelit semua?

Kelvin P: Gue bukan temen lo, thanks.

Alvan kini menaikkan satu alisnya. Ternyata reaksi diamnya salah. Teman-temannya justru menjadi lebih yakin dengan dugaan mereka.

Alvan Pranata: Nggak usah sok tau.

Alvan Pranata: Gue bukan nge-date sebenernya, tapi cuma meet up.

Alvan Pranata: Yang berspekulasi kalo gue lagi nge-date adalah kalian sendiri.

Setelah mengirimkan dua kalimat tersebut, Alvan meletakkan ponsel pintarnya di atas meja begitu saja. Lelaki itu tidak ingin dibebani dengan hal lain. Jika teman-temannya masih menganggap bahwa ia sedang menyukai seseorang, ia akan menerimanya. Yang jelas, targetnya kali ini tidak boleh meleset. Karena bisa saja kesempatan ini adalah kesempatan terakhirnya; kesempatan terakhir untuk melepaskan semua masa lalunya.

Mungkin, mungkin saja; kesempatan terakhirnya ini adalah waktu untuk berhenti dari segala rasa benci terhadap targetnya.

[•••]

"Terima kasih untuk kerja keras kalian hari ini. Semoga kalian akan lebih mahir menarikan tarian ini sampai lomba di Provinsi nanti," ujar Alyssa setelah menutup kegiatan latihan ekskul modern dance. "Give some applause for yourself."

Para anggota ekskul mengangguk serempak dan bertepuk tangan dengan meriah. Mereka tersenyum senang karena hari ini kerja keras mereka kembali dihargai oleh senior mereka yang mereka hormati itu.

Diversion (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang