33

12.6K 970 22
                                    

Iqbaal's POV

Menyakitkan melihat seseorang yang kita cintai tertekan dan kita tidak bisa melakukan apapun. (Namakamu) selalu sembunyi dibalik fake smile nya. Ia tidak ingin membuat siapapun sedih karna masalah ini,tapi dengan sikap nya seperti justru ngebuat gue sedih. Apa gue harus ngerelain (Namakamu) sama Irsya? Merelakan orang yang gue cintai pergi gitu aja? Gue gak tega liat (Namakamu) gak bahagia kayak gini.

Apalagi jika nanti gue pergi ke USA. (Namakamu) gak punya sandaran untuk bercerita,Irsya satu-satu nya lelaki yang sedang dekat dengan (Namakamu) selain gue. Apa gue harus biarin pundak Irsya menjadi sandaran (Namakamu) bercerita bukan lagi pundak gue.

Tidak ada lagi Iq(nam)shiper,tidak ada lagi yang manggil gue My Prince. Gue bakalan kehilangan (Namakamu) untuk kedua kali nya,gue bakalan kehilangan kebahagiaan gue untuk kedua kalinya. (Namakamu) Syaqiyah. Seseorang yang sudah memberi warna di kehidupan gue,tapi kini gue sendiri yang akan melepaskan warna itu.

Bodoh memang kedengaran nya,tapi ini yang harus gue lakukan,demi kebahagiaan (namakamu). " Baal balik yuk,udah mau siang nih. Entar macet " ucap Ojan lalu meraih kunci mobil nya " em,lu duluan gue mau ngomong sama (namakamu) " jawab gue lalu Ojan mengangguk.

***

Kini semua nya sudah pergi ke Jakarta,tersisa gue dan (namakamu). Pertemuan terakhir gue dengan perempuan yang gue cinta. Bahkan rencana gue dan (namakamu) tentang anniv SoniQ itu belum dilakukan. Rooftop,tempat yang selalu (namakamu) kunjungin saat sedang sedih.

" (Namakamu) "

Ingin rasanya gue mengulang semua nya dari awal,tidak membiarkan (Namakamu) pindah ke Bandung hanya karna hubungan settingan itu. Tidak membiarkan (Namakamu) kenal dengan lelaki bernama Irsya Muhammad. Lelaki yang akan menggantikan posisi nya sekarang,tapi percuma itu gak akan bisa.

" (nam..) aku mau biarin kamu bahagia " satu kata dari mulut gue membuat (namakamu) nengok dan mengernyitkan alis nya. " ma-maksud kamu apa baal? " tanya nya.

" tapi,please dengerin aku dulu dan jangan langsung menyimpulkan. Dengerin semua penjelasan aku dulu yaa (nam..) " ucap gue lembut lalu (namakamu) mengangguk.

" aku akan biarin kamu pergi bersama kebahagiaan kamu (nam..). Irsya,dia kebahagiaan kamu saat ini (nam..). Dia yang bakalan selalu ada buat kamu bukan aku. Bahkan setelah ini aku akan pergi ninggalin kamu,aku bakalan pergi selama dua tahun (nam..) dan aku gak yakin kamu bakalan bisa nunggu aku (nam..). Aku juga gak mau nahan kebahagiaan kamu (nam..) " ucap gue dengan selembut mungkin.

" Hhh,Baal. Yang tau kebahagiaan aku cuma diri aku sendiri bukan kamu atau pun Irsya. Kamu salah kalau bilang Irsya kebahagiaan aku Baal. Kamu meragukan kesetiaan aku Baal? Aku bakalan nunggu kamu,kamu satu-satu nya kebahagiaan aku dan kalau kebahagiaan itu pergi aku bakalan kejar baal. Aku bakal raih kebahagiaan aku. Please baal jangan tinggalin aku untuk kedua kalinya " jawab (Namakamu) sambil menangis.

***

Ya.

Sekarang gue udah ninggalin kebahagiaan gue sendiri,ningglin seseorang yang gue cintai,ninggalin (namakamu).

Sekarang untuk apa gue berlama-lama di Jakarta,untuk apa gue berlama-lama di Indonesia kalau kebahagiaan gue sendiri justru sudah hilang.

Masih ada waktu 2 bulan untuk di Jakarta,tapi 2 bulan itu malah yang membuat gue sakit hati. " gue harus pergi dari Indonesia secepat nya "

MINE[IDR]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang