chapter 5

1.4K 136 2
                                    

Olahraga....pelajaran favorit Sisi selain ia tak perlu memikirkan rumus2 yg mmbuat kepala cantiknya pusing,ia juga merasa sangat sexy karena seragam olahraga yg mmbungkus tubuh mungilnya terasa sangat pas.
Lihatlah bagaimana mata para siswa memandang kagum padanya

Hujan turun berbarengan dengan bell pulang sekola,mmbuat para murid yg sedang beraktivitas brhmburan trmsuk teman2 sekelas Sisi yang ada di lapangan olah raga, tapi tidak dengan gadis itu dia malah trsenyum merentangkan tangannya smbil brputar2 dan menari seperti ank kecil,bnyak para siswa memandangnya kagum, bahkan tak sdkit yang mengabadikan moment indah itu.
Rani dan Kiran sudah tau kbiasaan sahabatnya dan mmbiarkan Sisi bhagia dengan cara sederhana.

Sisi memang gadis istimewa....

"Dasar cwe LEBAY.,.knp sih lo sllu pengen jadi pusat perhatian?!!"
Suara yg menggema di seluruh penjuru sekola tak mmbuat Sisi brhnti brmain hujan.
"Atau masa kecil lo ga bahagia ya??"
Suara berat Digo kali ini mmbuat Sisi trdiam, wjah jelita yg tdi nya ceria brubah menjadi muram.
Tnpa bnyk kata Sisi berlari meninggalkan lapangan,di ujung koridor dia melihat Digo sedang memegang toa,di belakangnya nampak Putri dan teman2nya trsenyum mengejek Sisi.

Rani dan Kiran yg mendengar suara Digo barusan berlarian mnghampiri Sisi di ruang ganti,mereka tau sang sahabat butuh pelukan menenangkan,butuh tubuh untuk brsandar,,
Mereka lngsung merengkuh tubuh yg sedang brgetar memeluk lututnya,Sisi menangis.

"Digo brengsek,apa maksudnya dia berbuat kaya gini? Ki,lo temenin Sisi dsni biar gue yg hajar tuh cwo!!" perintah Rani pada Kiran, namun Sisi menahan Rani yg sudah tersulut emosi.
"Ga usah Ran...semua omongan dia bner dan tolong tinggalin gue sendiri, please"
"Tapi Si dia itu cm cwo blagu yg ga tau ap2" Kiran menjawab geram
"Digo harus di kasih pelajaran" lagi2 Rani ingin berdiri.

Sisi menggeleng lemah
"Please ga usah memperpanjang masalah ini dan tolong tinggalin gue sndri klo kalian emng sayang gue"
Mendengar suara parau Sisi,Rani dan Kiran segera berlalu nmun sebelum mereka benar2 pergi, sekali lagi mereka brhamburan memeluk primadona sekola yg sedang terluka.

"Lo tau kan Si,mesti nyari kita kmna klo lo btuh tong smpah buat cerita"
Sisi trsenyum mendengar penuturan Kiran yg menenangkan.
Dia merasa beruntung punya sahabat seperti mereka.

Sisi merapihkan penampilannya yg terlihat brantakan,.jam d pergelangan tangannya mnunjukan pukul 4 sore, sudah waktunya ia pulang. Ia berjalan lunglai menyusiri koridor sekolah yang nampak sepi.

"Ehemmmm"
Suara deheman menghentikan langkah Sisi, buru2 ia menghapus sisa air mata di pipinya,bukan apa2 Sisi hnya tak ingin terlihat lemah

"Bisa nangis jga lo? gue kira lo cm bisa dandan dan bkin masalah doang"
Digo berdiri tepat di hadapan Sisi
"Sorry Digo gue lg ga pgn berdebat sma lo,.tolong minggir gue mau plg!" ucap Sisi pelan.
"Oooh gue tau lo mau ngadu dan nangis di ketek nyokap lo..dasar anak mama, cengeng dan manja"
Ejekan Digo yg di akhiri dengan tawa mmbuat Sisi mengepalkan tangan nya emosi

"Stop Digo lo keterlaluan,lo ga berhak menghina Sisi"
Suara Ari,si cupu yg sudah lama memendam rasa pada Sisi.
"Jdi lo ngerasa lo tau segalanya tentang Sisi??" bukannya slama ini lo cm di jadiin kacung nya dia??" Digo meledek Ari
"Ya dan gue bahagia,.setidaknya gue bukan cwo pengecut yang bisanya nyakitin cwe kya lo Digo"jawab Ari mantap

Sisi tertegun mendengarnya, ia tau Ari cwo baik tpi ia tak menyangka Ari setulus ini padanya, bahkan ia membelanya di depan Digo.
Ia menghampiri Ari dan berjinjit mengecup pipi kanannya membuat cwo jangkis itu mmbulatkan mata tak percya.
"Thanks Ri buat smua yg uda lo lakuin buat gue tp maaf gue ga bs bales perasaan lo,mulai skrg brhnti buat cinta sm gue, karena lo pntes dapet yg lebih baik dari gue" ucap Sisi tulus dan segera berlalu meninggalkan dua cwo yang saling bertatap angkuh.

"Apa yg lo tau tentang Sisi?"
Pertanyaaan Digo mmbuyarkan lamunan Ari
"Lo ga prlu tau apapun tentang Sisi, krna lo bukan temennya"
Digo bungkam dan sgera melangkah mnjauhi Ari

"Nyokapnya uda mninggal wktu dia umur 6 tahun, jadi lo salah besar kalo bilang dia anak mama yang manja"
Bagai di sambar petir Digo terpaku mendengar penuturan Ari.

"Nyokapnya kecelakaan wktu mu nganter Sisi sekola,.saat itu nyokapnya emng lagi sakit tapi Sisi mksa pengen di anter sama nyokapnya, biar sama kaya temen2nya yang lain, makanya dulu banyak orang yang mnyalahkan dia atas kematian tante Zahra"
Ari mmberi jeda sbntar dalam ceritanya.

"Dia smpet di jauhin sma tmen2ny krna di anggap pembawa sial dan itu bkin dia depresi,bhkan bnyk org yg bilang dia gila"
"Dan lo bner, Sisi kecil emang ga bahagia itulah sebabnya Om Himawan,bokapnya Sisi milih pindah ke Bandung dan menetap smpe skrg di sini"

"Lo ga lg ngarang cerita kan?"
Tanya Digo menyelidik
"Ya ngga lah.,,gue itu tetangganya Sisi wktu di Jakarta,.gue pindah ke sini 3thn yg lalu dan gue brsyukur Sisi tumbuh jdi cwe cntik dan kuat"

Ari segera berlalu meninggalkan Digo yang masih terpaku dengan kenyataan yang baru saja ia tau tentang Sisi.
Digo tak menyangka begitu banyak luka yang membebani gadis itu. Digo memejamkan mata nya ada gurat sesal di wajah tampannya.

"Maafin gue Si....."

-DESTINY-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang