chapter 4

1.3K 126 1
                                    

Sisi merasa hari ini adlh hari paling sial!! Bagaimana tdk saat ini ia tengah terkunci di toilet rusak belakang sekolah,bajunya kotor dan basah krna dia terjerembab saat tdi dia terburu2 ingin keluar dr toilet ini dan sialnya lg hp nya lwbet....double siallll!!!
Entah sudah brpa kali dia mnggedor dan mminta tlg,ribuan doa dan harapan sudah ia rapalkan dlm hati tp tetap aj tak ad yg menolongnya...entah siapa yg tega ngerjain cwe cntik nan unyu sperti Sisi

"Mama tlg Sisi...papa aku mau plg pa....Sisi takut...hikkss hikkss"

Langkah Digo yg saat itu akan mninggalkan tmn blkang skolah terhenti,ia mnajamkan pendengarannya..ada suara asing selain derap langkahnya dan sepertinya dia mngenal suara trsebut

Rasanya jantung Digo smkin berdebar,suara isakan smkin terdengar jelas saat dia smpai di dpan toilet yg sudah lama tak trpkai

"Ga mngkin ada org di dlm sini,toilet ini kan uda lma bgt rusak..atau jgn2 bner kta ank2 klo toilet ini angker" Digo merinding dan memilih mninggalkan toilet

Tapi bru bbrpa langkah ia brhnti
"Bodoh,siang2 gini mna ada hantu sih" Digo memukul pelan kplanya
"Oke gue bkal rekam klo emng di dlm situ ada hantunya dan gue mau bandingin sm mukanya pak Zaki sereman siapa" lagi2 Digo di buat trsenyum dgn pmikiran konyolnya.Rasanya tak mngkin ia harus membandingkan wajah hantu dengan wajah guru BK di sekolahnya

"Brak"

Digo brhasil mndobrak pintu toilet namun alangkah trkejutnya ia krna lngsung mendapat serangan mmbabi buta,,bukan!! Ini bukan serangan lbh tepatnya ia di peluk sgt erat oleh tubuh yg brgetar ketakutan

"Mkasih....mkasih lo uda nolongin gue,klo gda lo mngkin malem ini gue nginep di sekolah"
Tunggu...sepertinya Digo mngenal suara ini,bhkan wangi yg menguar dr tubuh yg memeluknya erat sepertinya sangat familiar.
Di baliknya tubuh lemah itu perlahan, ingin memastikan apa yg ia pkirkan ini salah

"Sisi??" hanya itu yg keluar dr bibir sexy Digo dan di biarkannya gadis itu kembali memeluknya.

Saat di rasa Sisi sdh sdkit tenang, Digo melonggarkan pelukan Sisi,di tuntunnya jemari Sisi pelan ke arah parkiran.

Walau dlm hati ia mengutuk sikap menyebalkan Sisi,namun melihat keadaannya yg berantakan mmbuat Digo iba.

"Digo" ucap sisi parau
"Hemmm" Digo hanya berdehem,mendadak suasana mnjdi cnggung krna sekolah sudah sepi hanya ada meraka berdua,ini memang sudah menjelang maghrib.

"Makasih,, klo ga ada lo mungkin..."air mata Sisi kmbali meluruh,dadanya sesak mengingat ada org yg sudah ngerjain dia separah ini.
"Ssstt...lo bisa diem ga sih jangan bilang makasih mulu!!! ini uda sore jangan memperlambat gue buat sampe di rumah"
Sisi menghentikan langkahnya mendengar jawaban sinis Digo.
"Lo duluan aj Go biar gue mnta jemput supir,dan sorry uda memperlambat lo buat sampe rumah" Sisi menyahut parau
Digo menarik napasnya dalam,walau bagaimanapun ia adalah laki2, tidak mungkin ia meninggalkan Sisi sendirian.
"Gue anter lo pulang" ucap Digo tak trbantahkan
"Tapi bju gue kotor,nanti.," Sisi tak mlanjutkan ucapannya krna Digo melepaskan jaketnya dan mengenakannya pada tubuh mungil Sisi.
"Sekarang lo cukup diem,duduk manis dan pegangan, karna gue ga mao lo jatoh dan nyusahin gue lagi"
Sisi mengangguk dan mengeratkan pegangannya di pinggang Digo ketika lelaki itu mulai menarik gas motornya dalam2,,

2 cucu Adam berlainan jenis ini larut dalam lamunannya masing2, bahkan smpai motor Digo berhenti di depan gerbang rumah Sisi, tetap tak ada yg mmulai obrolan,.di jln pun Sisi hnya bicara saat mnunjukan arah rumahnya saja.

"Makasih Digo" kalimat sakti itu akhirnya meluncur juga dari bibir Sisi, saat Digo mulai menarik gas motornya.Digo mengangguk sebagai jawaban entahlah lidahnya mendadak kelu,,ia melihat hal berbeda hari ini,sepertinya Sisi si gadis menyebalkan itu menyimpan banyak luka,tapi untuk apa dia peduli.

"Sisi pulang"
Papa Sisi yang baru saja ingin masuk ke kamar terkejut melihat penampilan putrinya yang berantakan.
"Kamu kenapa sayang?" Ia menghampiri Sisi, merapihkan helaian anak rambut yang jatuh menutupi wajah cantik putrinya.
Sisi memejamkan matanya merasakan perlakuan lembut sang papa, apalagi saat papanya mencium keningnya lembut. Sisi bangga punya papa seperti beliau
"Ga kenapa2 pa,, Sisi tadi cuma kepeleset di toilet" Sisi memberi alasan agar papanya tak cemas.
"Sisi mau mandi dulu ya pa"
Papa Sisi mengangguk tanda setuju,ia tau ada yang tak beres dengan putrinya tapi ia memilih diam dan berdo'a dalam hati semoga Sisi selalu di beri kebahagiaan. Ia sudah berjanji akan menjaga Sisi dan membahagiakan gadis itu walau ia harus melawan dunia sekalipun, ia sanggup.

-DESTINY-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang