Sisi melangkah anggun di antara banyaknya para tamu yang datang ke resepsi pernikahan Rani Oktarina, sahabatnya waktu SMA. Sisi tak menyangka Rani yang dulu sangat tomboy, kini terlihat sangat anggun dengan balutan gaun pengantin berwarna merah marun.
"Selamat ya honey, gue ga nyangka loh lo yang kawin duluan. Padahal dulu lo paling anti sama cwo" Sisi memeluk Rani erat
"Huuussshhh jangan kenceng-kenceng dong Si, nanti laki gue denger"
Sisi terkikik geli mendengar protes dari sang pengantin yang tampak sangat bahagia itu.
"Ehmmm, permisi mbak bisa cepetan ga?, soalnya saya juga mau ngucapin selamat sama pengantinnya"
Suara seseorang yang bernada menyindir itu membuat Sisi memutar bola matanya malas, namun ia menjerit senang saat mengetahui siapa orang yang sudah berani mengganggu zona nyamannya.
"Aaaaa Kirraaaaannn!!!!! Baru aja mau gue semprot, ga taunya lo. Sini peyuk dulu- peyuk dulu"
Sisi melebarkan tangannya memeluk Kiran, rasanya bahagia sekali bisa berkumpul dengan sahabatnya seperti ini.
3 wanita cantik itu langsung terlibat perbincangan seru, sampai akhirnya Sisi menyadari kalau ia dan Kiran sudah terlalu lama mendominasi pelaminan. Sudah banyak tamu yang mengantri ingin berbagi kebahagian dengan sang pengantin.
"Beibs kayanya kita uda kelamaan deh, noh liat uda banyak tamu yang antri mau salaman sama penganten" Sisi berbisik pada Kiran membuat gadis itu mengangguk setuju.
"Sekali lagi selamat ya honey, cepetan kasih kita ponakan" Kiran dan Sisi bergantian memeluk Rani sekali lagi.
"Thanks yaa, pokoknya lo berdua cepetan nyusul. Gue tunggu undangannya"
Sisi dan Kiran kompak cekikikan mendengar ucapan sang sahabat. Keduanya segera turun dan segera menikmati hidangan yang di sediakan.
"Ya ampun Si, gue pangling banget tau ga liat lo. Lo makin cantik dan badan lo.... errrr so sexy girl" Kiran memperhatikan Sisi dari ujung kaki sampai ujung kepala seolah menilai.
Sisi tersenyum bangga mendengar pujian Kiran, sudah lama sekali rasanya mereka tidak pernah bertemu. Bahkan Sisi tak menceritakan kejadian 2 tahun lalu, saat Digo menghancurkan harapannya untuk yang kedua kalinya.
" Btw, mana nih calon laki lo?? Ga mungkin kan cwe secantik lo ga punya gandengan?" Kiran menaik turunkan alisnya menggoda Sisi
"Punya ko, tapi sekarang doi lagi tugas dulu nanti dia juga jemput gue"
"Oia?? Jadi siapa cwo beruntung yang uda bisa gantiin posisi si brengsek itu di hati lo?"
Sisi tersenyum miris, ia sangat paham siapa yang di maksud Kiran dengan sebutan si brengsek. Yaa siapa lagi klo bukan Digo. Itu lah alasan kenapa sahabatnya itu menutupi keberadaan Sisi saat Digo mencarinya dulu. Catat yaa duluuuuu,,,, saat pertama kali Digo meninggalkannya tanpa kabar.
"Ada deh nanti juga lo bakal tau" akhirnya hanya kalimat sederhana itu yang keluar dari bibir Sisi.
********
"Sayang maaf ya aku telat, kamu ga kelamaan kan nunggu aku nya?" Seorang lelaki yang baru saja memarkirkan mobilnya sembarangan, langsung berlari menghampiri Sisi dengan tergesa
"Ga ko, lagian aku belom lama juga nungguin kamu" Sisi tersenyum manis saat pipinya di belai mesra oleh sang kekasih
"Ehmm masih ada gue kali di sini" Kiran mencebikan bibirnya, merasa tak dianggap oleh sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta
"Oops sorry Ki gue lupa, sayang kenalin ini Kiran sahabat aku dan orang yang udah baik banget mau nemenin aku nungguin kamu"
Randy tersenyum ke arah Kiran, di sambutnya uluran tangan sang gadis dan memperkenalkan dirinya sebagai calon suami Sisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
-DESTINY-
FanfictionPercaya pada jodoh dan taqdir??!! Bagaimana takdir membuat gadis modis seperti Sisiliana berjodoh dengan cwo misterius dan pendiam bernama Digo Andrean