Sisi menggeliat malas saat ada tangan dingin yang mengusap pipi mulusnya.
"Enghhh, gue masih ngantuk Ta. Jangan ganggu gue" Sisi menarik selimut sebatas dada tanpa membuka matanya.
Digo tersenyum tipis melihat tingkah gadis yang kini meringkuk bak bayi, imut sekali.
"Ya uda klo kamu masih ngantuk, bobo aja lagi. Aku cuma mau pamit sama kamu" Digo mengecup dahi Sisi singkat, membuat sang gadis membuka matanya cepat.
Pipi Sisi merona setelah menyadari Digo lah yang membangunkannya, apalagi mengingat kejadian semalam membuat jantungnya berdebar luar biasa.
"Kamu mau pergi kemana?" Sisi bertanya dengan nada merajuk
"Ada kerjaan yang harus aku beresin sayang"
Sisi mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Digo, ahhh tak paham kah lelaki ini klo Sisi masih rindu.
"Tapi aku masih kangen" tangan Sisi terulur memainkan kancing kemeja yang Digo kenakan.
"Iya sayang aku juga masih kangen sama kamu, kangen banget malah. Tapi kerjaan ini penting banget dan ga bisa aku tinggalin" Digo menyisihkan anak rambut yang menutupi dahi Sisi.
"Kamu ga lama kan perginya?"
"Aku usahain secepatnya pulang. oia jangan lupa nanti sore dandan yang cantik, kita jalan-jalan" Digo menunduk mencium kening Sisi dalam.
Sisi terpejam menikmati ciuman pertama Digo di pagi hari. Entah terbawa suasana atau memang Digo yang mesum, lelaki itu menurunkan bibirnya mengecup mata dan pipi Sisi, terakhir Digo mendaratkan bibir basahnya tepat di bibir Sisi yang juga menyambutnya hangat.
"Dokter Sisilliana, jadwal check kesehatan Vanny uda lewat....... oooppsss sorry"
Tata segera menutup mulutnya dan berbalik saat melihat pemandangan di depannya. Awalnya ia berniat membangunkan Sisi karena biasanya pagi-pagi sekali, dokter cantik itu pasti sudah ada di kamar Vanny.
"Omg mimpi apa gue tadi malem?? Pagi-pagi uda mergokin Sisi lagi kissing sama big boss,," Tata berbisik dalam hati
Blushhhh.......
Pipi Sisi merona, bagaimana bisa ia kebablasan berciuman dengan Digo, sampai Tata memergoki mereka. Sementara Digo terlihat santai seperti tak terjadi apapun.
"Digo aku malu" Sisi melirik Tata yang masih berdiri kaku di depan pintu kamarnya.
"Ssttttt ga usah malu sayang, sebantar lagi juga kamu jadi nyonya Digo dan semua pekerja harus terbiasa melihat hal seperti ini"
Pipi Sisi semakin merona mendengar penuturan Digo barusan. Rasanya ia ingin melompat ke pelukan Digo, tapi itu tak mungkin mengingat ada Tata di sini.
"Ya uda sekarang kamu beres-beres dulu, biar kita sama-sama ke kamar Vanny, aku juga uda kangen banget sama dia"
Digo mengelus kepala Sisi, dan membiarkan gadisnya berlalu ke kamar mandi.
*********
"Papi......" Vanny langsung melompat ke pelukan Digo.
"Papi kapan pulang?, ko Vanny ga tau? Terus mami mana?" Vanny berceloteh bawel di gendongan Digo
"Tanyanya satu-satu dong sayang" Digo menjawil dagu Vanny gemas
"Papi pulang dari semalem, tapi Vanny nya uda bobo"
"Emm mami kamu" Digo melirik ke arah Sisi sebelum melanjutkan kalimatnya, entah lah ia jadi merasa tidak enak harus membicarakan wanita lain di depan Sisi. Sebagai lelaki, Digo merasa harus menjaga perasaan gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
-DESTINY-
Fiksi PenggemarPercaya pada jodoh dan taqdir??!! Bagaimana takdir membuat gadis modis seperti Sisiliana berjodoh dengan cwo misterius dan pendiam bernama Digo Andrean