Digo mengepalkan tangannya emosi saat melihat Sisi datang bersama seseorang yang hampir saja menikahi kekasihnya itu. Apa-apaan ini satu minggu tidak bertemu dengannya kenapa malah mengunjunginya bersama mantan calon tunangannya itu?.
"Honey, aku kangen" suara manja khas Sisi menyapa telinga Digo.
"Klo kangen kenapa dateng sama cwo lain?, kenapa ga minta jemput sama aku?" Bukannya senang, Digo menjawab dengan nada menyindir. Mata elangnya menatap Randy tak suka.
"Sorry bro gue juga ngga tau kenapa calon bini lo ini bisa ada di rumah gue dan tiba-tiba ngajak gue ke sini" tanpa di minta Randy segera menjelaskan, ia tak ingin Digo salah paham.
Digo menghela nafas berat mendengar penjelasan Randy. Di tatapnya lamat-lamat gadis yang menggenggam separuh kehidupannya.
"Kamu ngga lagi mau ninggalin aku dan balik lagi sama dia kan Si?" Digo tak mengalihkan pandangannya dari mata Sisi saat bertanya.
"Ya ngga lah honey!!, aku ke sini cuma mau mastiin sesuatu. Emmm... Sarah masih tinggal di sini kan?, boleh kamu panggilin dia?, aku pengen ketemu, ada sesuatu yang mau aku tanyain sama dia"
Digo mengernyitkan alisnya namun ia segera mengangguk mengiyakan, ia tak mengerti kenapa tiba-tiba gadisnya itu ingin bertemu dengan dokter pribadi Putri dengan membawa Randy yang notabene adalah seorang dokter juga.
********
"Sarah Shabiya,,,,,," Randy bergumam pelan, ia menatap tak percaya pada gadis yang kini tengah berdiri kaku di belakang Putri.
"Ran.... dy?" Terbata Sarah menyebut nama lelaki yang sangat ia kenal, gelas yang ada di tangannya terlepas dan jatuh di lantai saking terkejutnya.
"Lo kenal dia bro?" Digo menyenggol lengan Randy, sementara Sisi menahan nafasnya menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sebenarnya ia tahu ini akan terjadi, karena saat tante Ana mengajaknya berkunjung ke tempat orang tua Randy, ia tak sengaja melihat foto Sarah ada di album foto milik lelaki itu. Walaupun foto itu di ambil beberapa tahun lalu tapi Sisi yakin gadis yang tersenyum sangat manis di dalam foto itu adalah Sarah. Hal ini lah yang membuat Sisi mengajak Randy untuk menemaninya ke rumah Digo dan bertemu dengan Sarah untuk mencari tahu kebenarannya.
"Sarah Shabiya, apoteker cantik di RS tempat gue magang dulu. Dia cinta pertama gue yang tak pernah tersampaikan"
Kalimat pelan yang keluar dari bibir Randy membuat semua orang yang ada di situ menatap keduanya tak percaya. Tapi tunggu, ada sesuatu yang mengganjal dengan ucapan Randy barusan membuat Digo menyadari sesuatu.
"Tunggu, lo bilang tadi kerjaan dia apa? Apoteker?" Penasaran Digo bertanya ingin meyakinkan bahwa ia tak salah dengar.
Randy mengangguk, membuat Digo mengepalkan tangannya emosi. Belum lelaki itu melampiaskan kekesalannya karena merasa di bohongi, Putri sudah terlebih dahulu menjerit seperti kesetanan.
"Jadi selama ini lo bohongin gue Sar?, lo ngaku-ngaku jadi dokter cuma buat dapetin duit dari gue?, lo mempermainkan kesahatan gue dan Vanny sampe gue kehilangan anak gue. Lo jahat Sar. Jahat" Putri menuding Sarah dengan air mata yang sudah membasahi pipi tirusnya. Tangannya mencengkram bahu dokter pribadinya itu geram.
Wajah Sarah mendadak menjadi pucat pasi, apalagi mendengar kalimat terakhir yang Putri ucapkan.
"Digo tolong aku Digo, usir jauh-jauh orang yang uda bikin aku kehilangan Vanny. Aku ngga mau liat dia lagi1c" Putri mengguncangkan lengan Digo, ia menangis tersedu membuat Digo menggapai tubuh bergetarnya. Di peluknya Putri erat, dan di usapnya punggungnya berulang kali.
"Pergi sekarang juga atau gue laporin lo ke polisi" Digo berteriak emosi membuat Sarah ketakutan.
"Gu...e.... gue.... bisa jelasin" Sarah mencicit terbata
"Gue ngga butuh penjelasan dari penipu kaya lo. Mending lo pergi sebelum gue berubah fikiran" Digo menekan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, lelaki itu benar-benar sudah tersulut emosi.
"Digo kamu jangan emosi kaya gitu, Sarah pasti punya penjelasan buat ini semua" Sisi berusaha menenangkan Digo
"Kamu ngga usah ikut campur Si!!"
Deghhhh
Sisi terkejut karena Digo membentaknya, gadis itu beringsut memundurkan langkahnya. Kemana Digo nya yang dulu selalu mengeluarkan kata-kata lembut penuh cinta?,
Melihat situasi yang mulai kacau, Randy berinisiatif membawa Sarah pergi, ia tak yakin dengan tuduhan Putri. Ia mengenal Sarah dengan baik, tak mungkin gadis itu bertindak keterlaluan seperti ini. Tanpa Randy sadari Sisi mengikuti di belakangnya.
"Loh lo ngapain ngikutin gue?" Randy menatap Sisi penuh tanya
"Anterin gue pulang please" tanpa banyak bicara Randy segera membukakan pintu mobil untuk Sarah dan juga Sisi.
******
Randy tak langsung mengantarkan Sisi pulang, ia membelokan mobilnya ke taman kota. Lelaki itu merasa ada sesuatu yang harus ia selesaikan. Ini tidak bisa di biarkan berlarut-larut.
"Sekarang lo jelasin sejelas-jelasnya apa yang sebenarnya terjadi. Sorry gue bukan mau menghakimi lo tapi gue dan Sisi harus tau kebenarannya" Randy bertanya dengan nada lembut pada Sarah.
"Gue kenal Putri beberapa tahun lalu di Amerika. Waktu itu gue ngga sengaja ketemu dia di RS, lama-lama kita akrab dan mutusin buat tinggal bareng di apartemen dia" Sarah terdiam dan menarik nafas dalam sebelum melanjutkan ceritanya.
"Dia banyak cerita tentang hidupnya. Tentang Digo dan juga.... Sisi"
Sisi mendongak merasa namanya di sebut, ia tersenyum tipis membiarkan gadis itu melanjutkan ceritanya.
"Jujur gue ngerasa kasian denger semua cerita Putri, akhirnya kita sepakat buat bikin Digo jadi milik Putri seutuhnya"
Randy meremas bahu Sisi yang kini tengah tersenyum getir.
"Sebenarnya Putri uda lama sembuh dan soal Vanny sumpah demi Tuhan, gue ngga tau apa-apa. Yang gue tau saat di bawa terbang ke Amerika, kesahatannya emang uda drop dan akhirnya ngga tertolong"
Sisi tak terkejut mendengar kenyataan bahwa Putri sudah sembuh, walaupun ia tak bisa membuktikan pada Digo tapi ia bisa memastikan obat-obatan yang selama ini Putri minum hanyalah vitamin biasa.
"Jadi tuh cwe pura-pura masih sakit buat dapet perhatiannya Digo" Randy bergumam, ia tak habis fikir jika masalahnya akan serumit ini.
"Si..... gue minta maaf sama lo. Maaf banget, gue tahu gue salah. Apapun alesannya harusnya gue ngga pernah ikut serta di dalam kisah cinta lo sama Digo. Sekali lagi maafin gue" Sarah menatap Sisi dengan air mata yang sudah berdesakan di pelupuk matanya.
Sisi tak menjawab, gadis itu merentangkan tangannya lebar-lebar membiarkan tubuh mungilnya di peluk oleh orang yang bahkan hampir saja merusak hubungannya dengan Digo.
Mengingat Digo membuat Sisi sedih, lelaki yang mengaku jatuh cinta berkali-kali padanya itu bahkan sama sekali tak mengejarnya atau sekedar menghubunginya sampai saat ini. Sisi tak bisa membohongi dirinya sendiri, ia cemburu, terlalu cemburu pada Putri yang sejak dulu mampu membuat Digo membentaknya. Ingatannya menerawang pada saat masa putih abu-abu, dimana Putri selalu menjadi prioritas bagi Digo. Tapi tidak untuk kali ini, Sisi berjanji siapapun tidak akan ada yang bisa merebut Digonya. Sisi akan berusaha semampu yang ia bisa, selebihnya biar takdir yang menjalankan tugasnya dengan baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
-DESTINY-
FanfictionPercaya pada jodoh dan taqdir??!! Bagaimana takdir membuat gadis modis seperti Sisiliana berjodoh dengan cwo misterius dan pendiam bernama Digo Andrean