chapter 18

1.2K 100 0
                                    

Selamat pagi jodoh...maaf aku ngga sempet bangunin kamu karena ada kerjaan yang harus aku selesaikan, lagian klo aku bangunin kamu takutnya Tuhan marah, karena aku ganggu satu bidadarinya yang lagi terlelap... Jangan kecewa karena aku ga kasih jatah morning kiss pagi ini, aku janji nanti malem aku kasih triple kiss buat kamu,,,,😙😙😙

Sisi terkekeh geli setelah membaca surat yang ia temukan di meja samping tempat tidurnya. Tangannya terulur meraih buket bunga yang di ikat dengan pita warna putih. Ia menghirup wangi khas bunga mawar yang menguar. Sepertinya bunga ini baru saja di petik. Dan benar dugaannya, karena ia melihat ada surat lagi yang terselip di antara mawar-mawar cantik itu.

 Dan benar dugaannya, karena ia melihat ada surat lagi yang terselip di antara mawar-mawar cantik itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jodoh..... bunga ini aku petik sendiri dari halaman rumah aku tadi pagi dan aku harap saat kamu bangun, wangi bunga ini masih belum pudar seperti cinta aku ke kamu yang ga pernah pudar,,,, bunga ini untuk ngingetin kamu saat pertama kali aku nyatain cinta di rooftop sekolah dulu. Tapi kali ini aku bisa rangkai bunganya lebih rapih, soalnya ga pake drama di kejar-kejar security karena metik bunga di taman komplek perumahan orang hehehe... Dan satu lagi, jangan kangenin aku ya jodoh, biar aku aja yang kangenin kamu supaya aku ada alasan buat cepet pulang.... Love you....

Senyum Sisi mengembang, fikirannya melayang pada kejadian di rooftop sekolah beberapa tahun lalu. Ia tak menyangka kalau cinta monyetnya saat SMA akan mengakar kuat di hatinya sampai detik ini. Digonya tak pernah berubah selalu penuh cinta. Sisi beruntung di cintai lelaki seperti Digo.

Sisi mengerutkan dahinya saat melihat nampan yang berisi segelas susu coklat dan roti panggang dengan selai blueberry lengkap dengan parutan keju dan madu di atasnya. Hei... dari mana lelaki itu tahu makanan favoritnya ini?, bukankah selama ini mereka tak pernah sarapan bersama?

Belum habis rasa penasaran Sisi, ia sudah di kejutkan dengan suara nyaring ponselnya.

Tante Ana calling....

"Hallo tante, tumben pagi-pagi....."

"Ya ampun Si, kamu itu perempuan sayang masa jam segini baru bangun!!, tante heran deh sama kamu, masa sarapan kamu aja harus my boy yang bikinin?, jangan gitu dong sayang, klo kalian nikah bisa-bisa my boy ngga betah di rumah"

Belom selesai Sisi bicara, tante Ana sudah memotong ucapannya dan menasehatinya panjang lebar di ujung telepon. Tapi tunggu, dari mana tante Ana tau kalau Digo yang membuatkannya sarapan?, tantenya itu bukan peramal kan yang bisa menebak dengan tepat? Ahh bahkan peramal saja sering kali salah.

-DESTINY-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang