chapter 19

1.2K 90 0
                                    

Sisi melebarkan matanya saat Digo mengajaknya kencan di salah satu caffe terbesar di Jakarta. Ia merasa Digo terlalu berlebihan karena lelaki itu sampai membooking tempat ini hanya untuk dinner bersamanya. Tempat nongkrong khas anak muda ini terlihat beda dari caffe pada umumnya. Bukan karena private date mereka saja tapi karena adanya tanaman hias yang sangat menyita perhatian Sisi. Ia bisa memastikan jika daun dan bunga yang ada di pohon itu adalah palsu. Tapi tidak dengan tulisan yang ada di kertas warna warni yang menggantung menghiasi pohon tersebut.

Sisi menutup mulutnya tak percaya saat membaca tulisan tangan yang ada di setiap kertas. Isinya menceritakan bagaimana kisah Digo mendapatkan cinta Sisi, lengkap dengan tanggal kejadiannya. Ya Tuhan, bagaimana bisa Digo mengingat dengan detail semua itu?. Ini gila!! Cinta seperti apa yang ia punya sebenarnya sampai bisa membuat Tuhan mengembalikan Sisi ke pelukannya seperti sekarang.

Bukan hanya itu saja yang membuat Sisi terkejut, tapi di antara deretan lukisan yang terpajang di dinding caffe ada sesuatu yang membuat jantung Sisi berdetak lebih cepat. Ada dua fotonya yang di jadikan dalam satu figura. Yang pertama adalah fotonya yang masih berbalut seragam SMA, bahkan ia tak ingat kapan Digo mengambil gambarnya?. Dan yang terakhir fotonya dan Digo saat kencan pertama mereka beberapa tahun lalu. Sisi tersenyum membaca tulisan yang terukir di sisi kanan figura tersebut, My Destiny.... Aishh manis sekali bukan....

"Digo..... tolong pegangin tangan aku sekarang juga" Sisi menyodorkan tangannya pada lelaki yang kini tengah mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Loh tangan kamu kenapa sayang?, ada yang sakit?" Walaupun tak mengerti ada apa dengan kekasihnya tapi Digo tetap menuruti kemauan Sisi, bukan hanya di pegang ia bahkan mengusap berulang kali tangan halus kekasihnya.

"Aaaaaaaaaa...... aku mellting banget baca ini!!, klo kamu ga pegangin aku, aku bisa terbang ke langit ke tujuh tau ngga"

Digo terbahak mendengar jeritan Sisi dan refleks mendekap gadis cantik itu di dadanya agar tidak membuat heboh para pekerja di sana, ada-ada saja tingkah kekasihnya ini.

"Ya ampun honey, kamu kok sweet banget siih?, oksigen mana oksigen?" Sisi mengibas- ngibaskankan tangannya di depan wajah.

Fyuuuuhhh

Digo meniup wajah Sisi lalu meraupnya gemas.

"Oh my God siapa sih nih cwek?, kok bisa alay banget kaya gini?" Digo memencet pipi Sisi hingga bibirnya mengerucut.

"Biarin alay juga, aku kan pacarnya kamu welllkk" Sisi menjulurkan lidahnya mengejek Digo

"Hussh sembarangan klo ngomong, kamu bukan pacarnya aku tapi......"

"Tapi apa?" Sisi menatap Digo penasaran

"Iya bukan pacar tapi jodoh.. hihihi"

Sisi dan Digo terbahak bersama, mentertawakan kekonyolan mereka.

"Sumpah ya honey, ini tuh berlebihan banget tau ngga?" Setelah tawanya mereda Sisi memprotes apa yang Digo lakukan untuknya malam ini.

"Kamu ngomong apa sih sayang?, uda aku bilang berkali-kali ga ada yang berlebihan selama itu buat bahagiain kamu"

"Ish kamu tuh ngeyel banget sih klo di kasih tau. Coba kamu itung aja, berapa banyak uang yang kamu keluarin cuma buat booking ini caffe?, belom lagi kamu harus bayar mahal buat bikin kertas-kertas itu dan bikin foto kita terpampang nyata di caffe ini. Kan sayang uangnya honey, mending di tabung. Klo kaya gini sih, kamu cuma nambahin harta yang punya caffe ini doang" ujar Sisi sebal, membuat Digo menggelengkan kepalanya sambil menahan senyum.

-DESTINY-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang