chapter 23

1.1K 80 2
                                    

Sisi mengerutkan keningnya saat mobil yang ia tumpangi berhenti di depan vila yang sepertinya sudah lama tak di tempati. Bangunannya tidak terawat dengan cat yang terlihat sudah kusam.

Sisi membuka tasnya mengambil bedak miliknya, memoles wajahnya agar terlihat lebih segar. Ia menyapukan lipstik berwarna cerah di bibirnya untuk menyempurnakan penampilannya siang itu.

"Makasih ya pak" ucap Sisi tersenyum setelah ia keluar dari mobil.

"Ehmm, tunggu sebentar"

Langkah Sisi tertahan mendengar panggilan supir Digo.

"Ada baiknya non Sisi berhati-hati, tempat ini terlihat sepi dan..."

Sisi terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

"Percaya atau tidak, di tempat yang sangat mengerikan sekalipun aku selalu merasa baik-baik saja jika bersama Digo"

Supir Digo terdiam, mengamati wajah berbinar Sisi. Ada perasaan bersalah menyelinap di hati lelaki paruh baya itu.

"Baiklah non, setidaknya pastikan jika ponsel anda selalu dalam keadaan menyala. Saya permisi"

Sisi mengangguk dan melebarkan senyumnya sampai mobil yang tadi mengantarnya menghilang dari pandangannya.

Sisi melangkah masuk ke dalam vila yang pintunya memang di biarkan terbuka. Harum bunga mawar langsung menyeruak menusuk indra penciumannya. Sisi mengikuti kelopak bunga yang berserakan dengan jantung berdebar. Ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan Digonya.

"Diigoooo!!!, kamu dimana honey?" Teriak Sisi sambil celingukan mencari keberadaan kekasihnya.

Sepi..... tidak ada jawaban.

Sampai suara kekehan perempuan dan tepuk tangan menggema di telinga Sisi.

Putri muncul dengan seringaian di wajahnya.

"Selamat datang Sisilliana Felisa, senang bisa ketemu lo disini"

"Putri? Lo??"

"Iya Si, ini gue!!, kenapa? Lo kecewa, karena ternyata bukan Digo yang ngundang lo kesini?"

Sisi menggeleng tak percaya, kekonyolan macam apa ini?.

"Maksud lo apa ngelakuin ini sama gue?"

"Hari ini gue ulang tahun Si, dan gue ingin merayakannya sama lo".

Setelah Putri mengatakan itu, keluarlah tiga orang lelaki berbadan kekar dan langsung mendekati Sisi. Salah satu dari mereka langsung mencekal pergelangan tangan Sisi, sementara yang lain dengan cepat mengikat tangan dan kaki Sisi, lalu setelahnya mendorong tubuh mungil Sisi ke sudut ruangan membuatnya jatuh tersungkur.

"Sekarang kalian keluar dan biarkan gue bersenang-senang" Putri mengibaskan lengannya mengusir orang-orang suruhannya.

"Awwss sakit, lepasin gue!! Apa- apaan sih ini?" Sisi meronta minta di lepaskan.

Putri tertawa keras. Gadis itu menelengkan kepalanya, menikmati wajah ketakutan Sisi.

"Putri, gue punya salah apa sama lo sampe lo kaya gini sama gue?"

"Salah lo cuma satu. Lo uda berani ngerebut Digo dari gue"

"Lo salah paham Put, gue ga pernah ngerebut Digo dari lo. Dari dulu Digo ga pernah cinta sama lo, dia hanya kasian sama lo Put. Ngga lebih dari itu"

"Beraninya lo ngomong kaya gitu..!!!"

Plakkk....

"Klo lo ga dateng lagi di kehidupan Digo, sekarang gue pasti sudah hidup bahagia bersama Digo" Putri menekan rahang Sisi dengan tangan kanannya, membiarkan kuku jarinya melukai leher mulus Sisi.

-DESTINY-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang