02. Dia (Yoona)

1.5K 124 8
                                    

"Kau membawa bekal?" Tanya Jessica ketika jam makan siang berbunyi.

"Ne. Kenapa?"

"Ani. Aku juga membawanya" ujar Jessica disertai tawa kecilnya. Tangannya mengeluarkan sebuah kotak bekal berwarna pink dari tasnya.

Terima kasih Tuhan. Kau menyelamatkanku. Andai saja Jessica tak membawanya dan pergi ke kantin tanpa mengajakku atau ilfeel melihatku yang membawa bekal mungkin aku akan di cap sebagai nerd di hari pertama sekolah.

"Kajja kita makan" ajakku yang mulai membuka kotak makanku. Dan isinya adalah kimbap lobster buatan eomma. Sedangkan Jessica membawa spagetti.

"Wah sepertinya makananmu enak" ujar Jessica yang mulai memakan spagettinya. Matanya memperhatikan gerak gerikku yang tengah menyumpit sepotong kimbap.

"Kau mau mencoba satu?" Tawarku. Tapi Jessica menggeleng. "Aniyo. Aku alergi seafood" ujarnya dengan nada sedih.

"Oh ya?" Tanyaku lalu di detik kemudian mulai memakan kimbap lobster buatan eomma. Hm, sangat enak. Berbeda dengan kimbap lobster di restaurant-restaurant. Sentuhan eomma membuatnya terasa berbeda.

"Ne, dulu saat kecil setelah aku memakan salmon bercak merah muncul di kulitku dan rasanya gatal sekali. Setelah appa membawaku ke rumah sakit barulah aku tahu kalau aku memiliki alergi terhadap makanan laut. Padahal aku sangat menyukainya"

Penjelasan Jessica membuatku mengeryitkan dahi. Dia bilang dia memiliki alergi terhadap seafood, dan dia juga mengatakan kalau dia menyukainya.

"Maksudku, aku menyukai ikan, cumi-cumi dan binatang laut lainnya. Mereka terlihat lucu dan menarik. Sayangnya aku tak bisa memakannya. Begitu juga dengan apel."

"Apel? Kau memiliki alergi juga dengan apel?"

Jessica hanya mengangguk. Aku sungguh kasihan dengannya. Memiliki alergi terhadap makanan yang umum ditemui pasti sangat menyiksa. Aku harus bersyukur karena Tuhan tidak memberiku alergi seperti Jessica. Aku masih bisa mencicipi berbagai macam makanan yang ada tanpa merasa khawatir.

Tanpa aku sadari pandanganku beralih kepada seseorang yang berdiri di depan pintu kelas. Sosok itu tersenyum manis pada seluruh siswa siswi yang masih berada di kelas. Dia Choi Siwon. Namja yang selalu membuat hatiku berdetak cepat dan membuat hariku seakan lamban jam demi jamnya.

Apa yang dia lakukan disini? Ini bukan kelasnya karena kelas yang dia ambil seharusnya berada di satu lantai di bawah kami. Sejenak ku hentikan kegiatan makanku dan terus memperhatikannya.

"Hey Yoon... kau memperhatikan sunbae itu seakan ingin melubangi wajahnya dengan tatapan lasermu" bisik Jessica yang sepertinya membaca situasi saat ini.

"Ah... ne hanya saja.... aku memikirkan sunbae itu. Apa yang dia lakukan disini?" Ujarku. Semoga alasan yang ku buat dapat membuat Jessica percaya.

"Mungkin menjenguk yeojachingunya" pikir Jessica dan yang benar saja kini Choi Siwon melangkahkan kakinya menyusuri barisan di sampingku dan berhenti ke meja paling belakang dimana seorang yeoja berambut panjang dan mata sipit duduk.

Apakah benar dia yeojachingu dari Choi Siwon? Banyak kemungkinan bisa terjadi. Aku tak pernah melihat wajah gadis itu sebelumnya di sns milik Siwon, itulah kenapa hatiku mulai bergemuruh melihat Siwon tersenyum manis pada gadis yang kini membalas senyumannya.

Mereka terlihat tidak seperti orang baru kenal karena kini tangan milik Siwon mulai membelai surai rambut yeoja itu. Dan jujur saja aku merasa cemburu. Andaikan aku seberuntung gadis itu.

"Hai siswa siswi baru maafkan temanku Choi Siwon ya!" Teriak seseorang yang baru saja masuk ke kelas kami.

Ah, dia namja yang duduk dan bermain gitar tadi bersama Siwon saat aku baru saja sampai di sekolah ini.

Remember ThatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang