15. Salju Pertama

1.2K 101 9
                                    

Recomended song for this chapter : Btob - Remember That 🎶

Seluruh keluarga baik itu dari keluarga Im ataupun Choi sudah mengetahui berita tentang kehamilan dari Yoona. Gadis itu akhirnya memulai lembaran baru dalam hidupnya untuk tetap bersekolah meskipun sebatas home schooling sejak seminggu setelah kepulangannya dari rumah sakit.

Yoona sendiri yang meminta pada tuan dan nyonya Choi untuk merahasiakan segala pertengkaran dan juga keretakkan dalam rumah keluarga Choi karena Siwon yang mencampakkan Yoona. Yoona mengatakan pada keluarganya sendiri yaitu tuan dan nyonya Im kalau Yoona ingin kembali ke rumahnya sendiri dan membesarkan si calon bayi di tempatnya dibesarkan.

Setidaknya dengan cara seperti ini ayah dan ibunya percaya kalau Yoona sendirilah yang menginginkannya, bukan karena dia ingin menjauhi Siwon.

Saat ini Yoona tengah memandangi salju pertama yang turun di halaman rumahnya lewat jendela kamar. Yoona teringat pada saat pertama kali ia dan Siwon bertemu. Ia ingat segala memori masa kecilnya itu dimana Siwon memberikan sapu tangannya kepada Yoona, ia mengingat dengan sangat jelas senyuman laki-laki itu sampai ia sendiri bertanya-tanya,

Kenapa dia masih saja menyukai laki-laki seperti Siwon? Kenapa dia masih berharap pada Siwon setelah berulang kali laki-laki itu menyakitinya? Kenapa dia tidak jera dengan semua penolakkan yang Siwon berikan padanya?

Kenapa ia tidak ada habisnya mencintai orang yang menolak cintanya secara mentah-mentah begitu?

Kalian bisa menyebutnya manusia bodoh karena tidak ada habisnya mencintai orang yang tidak mencintainya meskipun ia sudah dicampakkan. Kalian juga bisa menyebut Yoona gila karena terlalu berharap pada laki-laki yang memang sejak awal tidak mencintainya.

"Yoon..." panggil seseorang yang berasal dari ambang pintu.

Gadis yang merasa namanya dipanggil itu menoleh dan menemukan sosok Lee Donghae yanh kini berjalan kearahnya.

Entah kenapa laki-laki itu masih berada di sisinya, masih menemaninya layaknya seorang teman sejati. Padahal Yoona sudah sering sekali mengatakan padanya kalau Donghae lebih baik membuka hatinya kepada Jessica dan belajar mencintai gadis blasteran itu daripada membuang waktunya untuk orang seperti Yoona.

"Ini." Donghae menyerahkan sebuah parsel berisikan vitamin dan juga susu khusus ibu hamil pada Yoona. Ketika perempuan itu melihat pemberiannya, Donghae menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari menghindari tatapan mata dari Yoona. "Aku pikir sepertinya kau membutuhkannya, tidak baik kalau seorang ibu hamil kekurangan nutrisi."

Ya, Yoona sendiri akui kalau seminggu ini berat badannya bertambah. Mungkin itu bukan berat badannya saja, tetapi juga berat badan si cabang bayi. Dia berharap Siwon ada di sisinya, barang sehari saja, ah tidak... Barang sejam saja tak apa bagi Yoona. Dia hanya ingin laki-laki yang merupakan ayah biologis dari anak yang dikandungnya ini tahu kalau saat ini di dalam janin Yoona terdapat buah cinta mereka.

"Gomawo..." hanya itu kata yang keluar dari mulut Yoona. Dia meletakkan parsel itu disampingnya dan kembali melihat ke luar jendela. Semakin lama suhu di ruangan itu semakin mendingin, mungkin karena musim dingin sudah datang.

"Kau benar-benar tidak ingin memberitahunya?" tanya Donghae tiba-tiba.

Sebagai orang yang bisa membaca kondisi Yoona mengerti kemana arah pembicaraan Donghae barusan.

Laki-laki itu mengarahkan pembicaraan mereka kepada Siwon. Ya, tentu saja kepada orang yang sangat dicintai Yoona itu, karena sampai sekarang Choi Siwon tidak mengetahui berita tentang kehamilan Yoona sama sekali.

Itu semua karena Yoona yang menahan orangtua dari Siwon untuk memberitahukan anaknya kalau perempuan yang sah diatas kertas merupakan istrinya itu tengah mengandung pewaris keluarga Choi.

Remember ThatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang