Malam itu aku sama sekali tidak bisa tidur, aku masih kepikiran soal Kaito dan Aoko. Apa mungkin Kaito menyukai Aoko ya?, bisa jadi karena mereka sahabat sejak kecil, kebanyakan novel romance yang aku baca sahabat sejak kecil apalagi laki-laki dan perempuan akan selalu berakhir menjadi pasangan, apa artinya tak ada harapan untukku ya?.
'Apa yang harus aku lakukan okaa-san.' Batinku sambil menyentuh kalung di leherku tapi aku tak menemukannya disana.
"Ka-kalungku, dimana-ah aku lupa kalau kemarin aku meminjamkannya pada Kaito-kun, hah kalau begini aku tak akan tidur dengan nyenyak lagi, pantas tadi malam aku mimpi buruk." Gumamku sambil tepuk jidat.
Sebenarnya selain penyakit jantung aku juga punya penyakit insomnia yang lumayan parah sejak kematian kedua orang tuaku karena aku selalu bermimpi tentang kematian mereka. Hanya kalung pemberian ibuku saja yang bisa menjagaku dan membuatku tertidur dengan lelap, itu sebabnya aku memakainya sebagai jimat pelindung.
Kalau boleh jujur orang tuaku tidak mati karena kecelakaan melainkan ada yang membunuhnya malam itu, beruntung saat itu kakak sedang berada dirumah nenek jadi dia tidak ikut terbunuh. Aku sendiri pun hanya bisa bersembunyi di lemari pakaian dan menyaksikan mereka berdua dibunuh tepat dihadapanku. Takut, itulah yang pertama kali aku rasakan saat itu, beruntung orang jahat itu sudah dieksekusi, tapi tetap saja aku masih trauma.
'Takut, aku benar-benar takut kalau sampai aku kehilangan orang yang berharga untukku lagi.'
"Okaa-san aku takut hiks, siapapun tolong aku." Gumamku dengan tubuh gemetar.
Saat itulah aku meraskan sebuah elusan dikepalaku, membuatku terbangun dan menoleh kebelakang yang mana sudah ada Kaitou Kid duduk disamping tempat tidurku sambil mengelus suraiku.
"Ah maaf Himechan, apa aku membangunkanmu?."
"Ki-Kid-san, sedang apa kamu disini?."
"Aku ingin mengunjungi Himechan sebentar soalnya rumahmu lumayan dekat dengan gedung incaranku, tapi aku mendengarmu sedang menangis apa ada sesuatu?." Tanya Kid dan segera saja aku memeluk tubuh Kid sambil menangis dipelukannya, aku tidak tau tapi entah kenapa yang aku butuhkan saat ini hanyalah seseorang yang bisa menenangkanku dan sepertinya Kid nampak tak keberatan malah membalas pelukanku sambil kembali mengelus rambutku.
"Kid-san, a-aku takut."
"Tenanglah Himechan, aku ada disini jadi kamu tak perlu takut ya." Ucap Kid berusaha menenangkanku.
Setelah aku cukup tenang, aku melepaskan pelukanku pada Kid dan mulai menghapus jejak airmata diwajahku. Ukh ini kedua kalinya aku menangis didepan Kid, dia pasti terganggu dan menganggapku gadis cengeng.
"Ma-maafkan aku Kid-san, aku jadi merepotkanmu."
"Tidak apa-apa Himechan, sudah tugasku sebagai seorang pria menenangkan gadis secantik Himechan." Jawab Kaito sambil mencium punggung tanganku, dia selalu seperti ini saat bertemu denganku.
"Lalu kenapa Himechan sampai menangis?."
"I-itu, aku baru saja bermimpi buruk."
"Mimpi buruk?."
"I-iya, sebenarnya semenjak kematian orang tuaku aku selalu mengalami mimpi buruk berkepanjangan dan pada akhirnya aku punya penyakit insomnia yang lumayan parah, satu-satunya yang bisa membuatku tidur nyenyak hanya kalung jimat pemberian ibuku, tapi sayangnya kalung itu aku pinjamkan pada temanku." Jawabku sambil menundukan kepalaku.
"Be-begitu ya, bagaimana kalau Himechan coba saja tidur dulu, aku akan menemani Himechan disini sampai Himechan tertidur."
"Eh a-apa tidak masalah?, a-aku tak ingin merepotkan Kid-san."
"Tidak apa-apa, kan sudah kubilang kalau aku tak akan membiarkan gadis secantik dirimu sampai ketakutan seperti tadi, cobalah dulu." Pinta Kid tersenyum padaku, dengan terpaksa aku menuruti permintaan Kid dan mulai membaringkan tubuhku kembali. Kid sendiri mulai mengelus suraiku dan jujur saja elusannya itu membuatku mengantuk.
*Normal Pov*
Hana yang merasa nyaman dengan elusan Kid atau Kaito akhirnya tertidur juga dan itu membuat Kaito bernafas lega, dia baru tau kalau Hana punya penyakit insomnia dan satu-satunya yang bisa menenangkannya hanyalah kalung yang dipinjamkan Hana padanya, dia sendiri juga lupa mengembalikan kalung itu pada Hana dan sialnya kalung itu berada dirumahnya saat ini.
'Hah salahku juga tak mengembalikannya lebih cepat, tapi kenapa Hanachan sampai ketakutan seperti itu ya?, Hanachan mengatakan kalau orang tuanya meninggal karena kecelakaan, tapi aku rasa ini bukan hanya kecelakaan biasa.' Batin Kaito.
Kaito kembali mendengar suara isakan tangis dari Hana juga tubuh Hana yang gemetaran, sepertinya dia kembali bermimpi buruk bahkan sempat memanggil-manggil ibunya. Kaito yang tak tega melihatnya segera memeluk tubuh Hana. Lama kelamaan tubuh Hana mulai rilex bahkan dia tak lagi menangis dan mulai tenang.
'Syukurlah Hanachan sudah tenang lagi, kalau begini aku bisa meninggalkannya.' Batin Kaito berniat melepaskan pelukannya tapi terhenti lantaran Hana mencengkram pakaian Kaito, membuat Kaito sempat gelagapan.
'Ba-bagaimana ini aku tak bisa melepaskannya.'
"A-aku mohon jangan pergi, ja-jangan tinggalkan aku sendirian disini." Gumam Hana lirih tapi masih terdengar oleh Kaito. Kalau sudah begini Kaito jadi tak bisa meninggalkan Hana sendirian.
"Kenapa kamu meminta hal seperti itu Hanachan, aku jadi benar-benar tak bisa membiarkanmu sendirian." Ucap Kaito tersenyum lembut dan kembali memeluk Hana, dia sempat mencium kening Hana sebelum akhirnya ikut terlelap disampingnya. Tanpa Kaito ketahui Hana menyunggingkan sebuah senyuman dalam tidurnya sembari berucap.
"Terima kasih Kaitou Kid-san."
.
Paginya saat Hana bangun dia mendapati disampingnya sudah tak ada orang yang berarti Kid sudah pergi, mungkin dia pergi pagi-pagi sekali saat Hana masih tertidur, tapi setidaknya Hana sama sekali tidak bermimpi buruk walau dia tak memakai kalung itu.
'Apa semua ini berkat Kid-san ya?, memang aku merasa aman saat dia berada didekatku, perasaan ini hampir sama seperti aku berada didekat Kaito-kun, eh tu-tunggu sebentar bagaimana bisa aku menyamakan Kid-san dengan Kaito-kun.' Batin Hana sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
'Ukh aku pasti sudah gila, mereka berdua kan orang yang berbeda, iya kan?.' Saat itulah pandangan Hana tertuju pada meja kecil disamping tempat tidurnya, yang mana terdapat sebuah memo juga bunga mawar merah diatasnya. Kira-kira isi dari memo itu seperti ini.
Maaf ya Himechan aku harus pergi sekarang, soalnya bisa gawat kalau keluargamu melihatku dikamarmu. Dan lagi wajahmu saat tidur begitu imut :), kalau bisa aku ingin melihatnya setiap hari hehehe.
Hanya saja Himechan, aku harap kamu jangan menyembunyikan masalahmu sendirian, cobalah bicarakan pada orang lain atau padaku, aku tak tega melihatmu sampai menangis seperti tadi malam.
Tertanda
Kid (gambar)
Hana yang semula wajahnya memerah langsung tersenyum saat membaca keseluruhan memo itu, memang ciri khas sekali dengan Kid.
"Kid-san sebenarnya orang baik, tapi kenapa dia sampai menjadi pencuri ya?, mungkin dia punya alasan tersendiri." Gumam Hana sembari menatap pada bunga mawar pemberian Kid lalu berjalan kearah balkon dan membuka gorden serta pintunya, membiarkan sinar matahari masuk kedalam kamar.
"Maa apapun itu hari ini aku harus berangkatsekolah, nanti aku akan tanyakan soal kalungku pada Kaito-kun."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower
FanfictionSebuah drabbel (mungkin) tentang seorang gadis pemalu yang menyukai pemuda temannya sendiri, tanpa tau pemuda itu memiliki sejuta rahasia di balik senyum pocerface nya. . Kaito Kid/Kuroba Kaito X Shy Oc . Di buat karena saya sedang bosan, mu...