Kid lantas meniup api itu hingga menuju ke alat pemadam otomatis yang terpasang pada langit-langit ruangan, dan secara otomatis dia menyiram ruangan tersebut. Sekarang aku mengerti kenapa Kid menyuruhku untuk berada diluar ruangan saat dia melakukan pertunjukan. Dia tidak mau kalau aku sampai kebasahan, walau aku masih tidak mengerti kenapa dia menciptakan hijan dalam ruangan.
“Kalau begitu aku harus pergi.” Ucap Kid membungkukkan tubuhnya.
“Tunggu, kamu bilang kalau ingin mengembalikan 3 barang?.” Tanya Nakamori-san.
“Soal itu, biar air ini membuatku bersih dari semuanya, seperti hujan menyapu lumpur.” Jawab Kid sebelum kabut yang ditimbulkan air tadi menutupi pandangan kami semua.
Semua orang panik dan berhamburan keluar, tapi hanya beberapa orang yang berhasil keluar gedung, selebihnya hanya bisa terjebak didepan pintu masuk lantaran para polisi menutup jalannya. Setelah hujannya berhenti, ternyata diatas kotak itu terdapat 3 barang, sebuah pistol, cangkir minuman dengan noda darah dan gulungan perkamen. Bagaimana aku bisa tau karena aku langsung masuk begitu ruangan sudah kosong, tinggal beberapa orang kepolisihan, Jirokichi-san dan dua orang yang tidak aku kenal.
“Lalu bagaimana dengan tiga barang yang akan dikembalikannya?.” Tanya Nakamori-san.
“Ada disini, barang-barang itu diletakan diatas kotak sabuk pistol.” Jawab pria berbadan besar dengan kacamata menatap kearah kotak yang berisi sabuk Ryouma.
“Mereka siapa?.” Tanyaku pada Sonoko sedikit berbisik.
“Yang memakai baju kuning itu Taruma Shishiko-san, kalau yang disampingnya itu Hanamura Masanosuke sebagai juru taksir barang-barang antik.” Jawab Sonoko juga sambil berbisik.
“Begitu ya.”
“Ya ampun ini salahku, aku tidak sengaja meninggalkan bekas darahku di cangkir ini, tapi lihat semua barang ini sepertinya tiruan, tapi tidak masalah.” Ucap Hanamura-san memeriksa barang-barang itu.
“Masalahnya adalah pada sabuk pistolnya, aman atau tidak.” Ucap Taruma-san membuka kotak kacanya dengan wajah panik.
“A-anti pencurinya rusak, jadi apa itu artinya Kid telah menukarnya dengan palsu?, sial.” Lanjutnya kembali menutup kotak itu lagi dengan wajah kesal.
“Dia benar-benar mendapatkannya.” Komentar Hanamura-san.
Karena penasaran aku ikut melihatnya, tapi pandangannku tertuju pada tulisan yang tergantung di badan kotak kaca itu, yang sharusnya merupakan tulisan keterangan dari sabuk tersebut, tapi entah kenapa tulisannya nampak luntur.
“Huh.” Ucapku membuat dua pria itu menatapku.
“A-apa ada sesuatu?.” Tanya Hanamura-san.
“Entah kenapa tulisan ini luntur, hmm sepertinya ada dua lapisan disini.” Ucapku menarik papan kardusnya.
“Mungkin dia memasang papan dengan nama yang sama lalu ditulis dengan cat air dipapan asli, sehingga saat basah akan muncul tulisan dibawahnya, bisa aku melihatnya Hana.” Pinta Nakamori-san dan segera saja aku menyerahkan papan itu padanya.
Dia segera membersihkan cat air tersebut dengan sapu tangan dan memang ada tulisan dipapan itu.
“Apa tulisannya?.” Tanya Jirokichi-san.
“‘Sabuk pistol ini dari awal adalah palsu karena mereka sudah menduga kalau itu akan dicuri dan memproduksinya dalam jumlah banyak’, hei apa yang tertulis dipapan ini benar?.” tanya Nakamori-san menatap tajam pada kedua pria itu.
“Sa-salah, itu hanya omong kosong.” Ucap Taruma-san dengan wajah sedikit panik.
“Pertama-tama dimana mereka?, yang disebut ‘pemalsuan besar-besaran?, disini kita hanya punya sebuah pistol plastic, cangkir paslu dan juga surat, inilah ketiga barang itu-.”
“I-inspekture, sabuk pistol ini tiba-tiba saja ada dipinggang kami tanpa kami tau.” Ucap salah seorang polisi memotong ucapan Hanamura-san sambil menunjukan sabuk yang sama persis seperti sabuk milik Ryouma yang dipamerkan pada pinggangnya, diikuti oleh kedua rekan lainnya.
“Apa?.” Langsung saja Nakamori-san melihat pada pinggangnya yang juga terdapat sabuk itu, malah disana juga ada catatan kecil dari Kid.
“‘Dipinjam dari gudang Tarumi-san’, Kid sialan, dia mngambil kesempatan ditengah kerumunan untuk memasangkan ini dipinggang kita.” Omel Nakamori-san.
“Aku mengerti sekarang, kalian membobol perangkat anti pencuri terlebih dahulu untuk membuatnya terlihat seperti pencurian, dan sekarang kalian berencana untuk menjual sabuk pistol itu kan?.” Ucap Jirokichi-san sedikit menyeringai pada kedua pria itu.
“Ti-tidak-.”
“Ano disini ada tulisan.” Ucapku menatap pada gulungan yang digantung pada dinding, dengan sebuah tulisan pada keterangannya yang telah luntur karena hujan, aku rasa ini manggunakan cara sama seperti tulisan keterangan pada sabuk tadi.
“Ada apa?.” Tanya Nakamori-san mendekat padaku bersama kakak yang segera melihat tulisannya.
“‘Ini sangat detail walaupun ini terlihat palsu’, lalu ada tulisan menggunakan bahasa Inggris ‘Pull’?.” Ucap Nakamori-san membaca tulisan itu.
“Mungkin yang dimaksud menarik gulungan ini.” Jawab kakak menarik gulungannya hingga muncul beberapa kertas yang tertempel pada gulungan tersebut.
Tulisan dari kertas itu sama seperti perkamen yang dikembalikan Kid, dan jumlahnya sangat banyak.
“I-ini surat Ryouma dan masih banyak lagi copiannya.” Ucap Nakamori-san terkejut dengan apa yang dia lihat.
“Dengan begini kamu tidak akan bisa mengelak Taruma-san.” Ucap kakak menyeringai pada kedua pria tersebut.
“I-ini hanya perangkap yang sudah diatur oleh Kid.” Komentar Taruma-san kembali panik.
“Aku setuju, tidak ada buktinya kalau kami yang membuat atau menjual tiruan barang-barang itu-.” Ucap Hanamura-san terputus begitu mendengar suara pecahan vas tak jauh dari kami.
Ternyata Aoi baru saja menendeng vas itu hingga pecah dan terlihat banyak sekali cangkir-cangkir kecil dengan sedikit darah pada cangkirnya didalam vas itu.
“Oi oi apa-apaan ini, banyak sekali cangkir didalam vas ini.” Komentar Nakamori-san.
“Dan lagi ada darah yang menempel disetiap cangkir ini, kalau diadakan tes DNA akan ketahuan kalau cangkir-cangkir ini palsu.” Komentar Aoi dengan wajah datar sambil mengambil salah satu dari cangkir itu.
“Benar, kecuali Hanamura-san berencana menjelaskan bahwa luka pada jarimu itu menyebabkan darahmu ada dicangkir ini seperti sebelumnya?, bagaimana bisa kamu menjelaskan darah dijarimu menempel pada semua cangkir ini?.” Timpal Jirokichi-san ikutan menatap datar pada dua pria itu.
“Dan aku sangat yakin kalau masih banyak barang-barang palsu seperti ini digudang milikmu yang belum sempat kalian jual.” Timpal kakak.
Pada akhirnya dua pria itu ditangkap atas tuduhan pemalsuan, dan aku benar-benar bersyukur tidak terjadi apa-apa dalam pameran kali ini.
“Tapi aku masih penasaran bagaimana cara Kid membawa barang-barang sebanyak itu?.” Tanya Aoi begitu kami berdua sedang menunggu kakak mengambil mobil diluar gedung.
“Mungkin dia menyamar menjadi pria berbadan gemuk.” Jawabku memasang pose berpikir.
“Eh kenapa ojouchan berpikir seperti itu?.”
“Ha-habisnya dia membawa banyak barang, ka-kalau aku jadi Kid-san mungkin hal seperti itu yang terpikirkan olehku.” Jawabku gugup dan bisa aku lihat Aoi tersenyum kecil sambil menatap kedepan.
“Ya mungkin dia menjadi pria gemuk yang jelek.”
“Hehehehe kamu benar Aoichan.” Komentarku sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flower
FanfictionSebuah drabbel (mungkin) tentang seorang gadis pemalu yang menyukai pemuda temannya sendiri, tanpa tau pemuda itu memiliki sejuta rahasia di balik senyum pocerface nya. . Kaito Kid/Kuroba Kaito X Shy Oc . Di buat karena saya sedang bosan, mu...