♡What Should I Do?♡

433 45 1
                                    

“Benar, semuanya sudah aku persiapkan, yang tersisa hanyalah membunuhmu juga nona itu dan mengirim Kid kami yang palsu.” Jawabnya dan kembali dua bodyguardnya menodongkan pistol pada kami berdua.

a-aku takut, perasaan ini perasaan sama ketikah orang-orang itu membunuh ayah dan ibu, perasaan takut ini.

“Hanachan tetaplah tenang disini dan apapun yang terjadi jangan buat suara apapun.”

“Maaf…Hanachan…se-sepertinya kita tak akan…bisa makan malam lagi.”

‘Ayah, ibu jangan tinggalkan aku, a-aku takut.’

‘Selamatkan aku siapapun, ayah ibu.’ Batinku dengan tubuh bergetar.

“Kaito-kun.”

“Tenang saja Himechan, aku tak akan membiarkan apapun terjadi padamu.” Gumam Aoko yang masih terdengar olehku, eh tunggu Himechan?, panggilan itu kan?.

“Kamu pikir aku ini siapa?, kamu tak bisa mencuri nyawa dari seorang Kaitou Kid, tidak semuda itu.” Ucap Aoko dan seketikah asap keluar disekeliling kami juga Aoko yang aku lihat sudah berubah menjadi Kaito Kid, jadi yang selama ini menemaniku itu Kid?.

“Himechan aku pinjam mobilnya sebentar ya.” Ucap Kid mengangkat tubuhku lalu duduk dikursi kemudi sementara aku berada dipangkuannya, jujur saja posisi ini membuatku tidak nyaman dan wajahku jadi memerah.

“Ki-Kid-san apa yang akan kamu lakukan?.”

“Tentu saja keluar dari tempat ini.”

“Ta-tapi pria tadi mengatakan kalau mobil ini ha-hanya replica?.”

“Ne Himechan setelah mendengar deru mesin tadi apa kamu masih berpikir kalau ini hanya replica?.” Tanya Kid tersenyum padaku, kalau dipikir-pikir memang tak mungkin mobil ini replica, soalnya aku tadi merasakan getaran yang berasal dari mesin mobil.

“Be-benar juga.”

“Jaa sekarang pegang erat-erat ya.”

Kid langsung menjalankan mobil itu mencari jalan keluar, lewat lift sepertinya tidak mungkin, jadinya Kid menjalankan mobilnya mengelilingi tempat itu hingga kembali dimana posisi pria tadi berserta anak buahnya berada.

Mereka yang melihat mobil itu langsung menembakki kami yang entah kenapa membuatku sedikit takut terkena tembakan mereka. Tapi Kid benar-benar melindungiku juga menenangkanku, dia selalu mengatakan “tenang saja himechan” atau “aku akan melindungimu” seperti itu.

Sampai pada akhirnya Kid menabrakkan mobil pada salah satu pajangan hingga posisinya miring lalu memecahkan kaca hingga kami keluar dari menara Tohto, karena gaya gravitasi masih aktif jadilah kami jauh bersama mobil itu dengan tanganku masih terbogol.

“Kyaaa.”

“Tenanglah Himechan.”

“Mana bisa aku tenang Kid-san, kita jatuh, kita sedang jatuh sekarang.”

“Kan sudah aku bilang tenang saja, aku akan mengeluarkanmu dari-eh.” Ucapnya terputus begitu merasakan kalau kantung celananya berlubang, sepertinya gara-gara tembakan tadi. Tapi kenapa wajahnya jadi panik begitu?.

“A-apa ada sesuatu Kid-san?.”

“Bukan apa-apa Himechan.” Pandangannya pun tertuju pada jepit rambut yang ada disuraiku, dan sepertinya dia mendapatkan ide.

“Himechan bisa pinjam jepit rambutmu sebentar.”

“Bo-boleh saja tapi untuk apa?.” Bukannya jawaban yang aku terima tapi Kid malah memelukku sangat erat sambil berbisik.

The FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang