♡Edogawa Conan♡

500 47 2
                                    

"Hah."

"Hmm ada apa Hanachan?, dari tadi kamu terus menghela nafas?." Tanya kakak menatap heran padaku.

"Bu-bukan apa-apa, hanya saja."

"Hanya saja?."

"Salah satu temanku akhir-akhir ini sama sekali tidak menghubungiku bahkan sampai berbulan-bulan, aku khawatir terjadi sesuatu padanya."

"Hmm temanmu yang mana?."

"E-etto Kudo Shinichi." Jawabku membuat kakak seketikah menghentikan pekerjaannya merangkai bunga pesanan dan menatap terkejut padaku.

"Kudo Shinichi?, detective terkenal anak dari Kudo Yusaku dan Kudo Yukiko?."

"I-iya, eh sebentar dia anak dari Yukiko-san?."

"Loh kamu tidak tau ya?." Tanya kakak yang aku jawab dengan gelengan kepala, pantas ada beberapa bagian dari wajah Shinichi yang mirip dengan Yukiko-san.

Ah catatan, aku kenal dengan Kudo Yukiko karena beliau merupakan sahabat dari ayahku. Menurut cerita dari ibuku, ayah dan Yukiko-san sudah bersahabat sejak mereka kecil sampai sekarang walau ya perbedaan umur mereka selisih 6th. Bahkan ayah sendiri pernah menyukai Yukiko-san sebelum ayah bertemu ibu, sayang cintanya harus bertepuk sebelah tangan saat Yukiko-san mengatakan pada ayah kalau dirinya sudah dilamar, padahal waktu itu ayah ingin menyatakan perasaannya pada Yukiko-san.

Setelah itu ayah yang patah hati memutuskan untuk pergi kesebuah taman kota tempat dimana ibuku menjual bunga secara keliling, disanalah mereka pertama kali bertemu. Ibu yang menyadari ayah sedang patah hati memberinya sebuket bunga daisy berwarna orange yang melambangkan 'semangat' sambil tersenyum manis pada ayah. Entah kenapa senyuman ibu membuat ayah juga ikut tersenyum, sejak saat itu mereka berdua sering mengobrol dan ayah baru tau kalau ibu satu universitas dengannya walau berbeda jurusan, ayah masuk jurusan hukum sementara ibu masuk jurusan management.

Dua tahun setelah mereka saling kenal, ayah memutuskan untuk melamar ibu. Ya ayah mengatakan kalau ibu bisa membuatnya kembali merasakan yang namanya jatuh cinta, beruntung ibu menerima lamarannya waktu itu, kalau tidak mungkin aku dan kakak tak kan lahir didunia ini.

"Hanachan kamu melamun?." Tanya kakak sambil menggerak-gerakan tangannya didepan wajahku

"A-ah maaf."

"Kamu sedang memikirkan Kudo Shinichi?."

"Tidak, aku hanya terkenang cerita ayah dan ibu saat mereka pertama kali bertemu."

"Ah cerita saat ayah patah hati ya, aku sering mendengar cerita itu dari mereka berdua sampai aku bosan mendengarnya."

"Tapi tidakkah itu sangat romantis, aku juga mendapat pelajaran dari cerita itu."

"Misalnya?."

"Tak semua teman masa kecil akan menjadi pasangan kita, hati yang tulus mencintai satu sama lain saja yang bisa menyatuhkan seorang pria dan wanita walau mereka baru kenal sekalipun." Ucapku sambil tersenyum.

"Hanachan sepertinya sangat mengidolakan ayah dan ibu ya."

"Eh habisnya mereka terlihat sangat romantis dan jarang bertengkar, malah aku hampir tak pernah melihat mereka bertengkar, ibu selalu bisa membuat ayah tersenyum begitu juga sebaliknya, aku harap aku bisa menjadi seperti mereka."

"Ya dengan Kaito-kun." Goda kakak yang seketikah membuat wajahku memerah.

"A-apaan sih, bagaimana dengan niichan, niichan tidak ingin seperti mereka juga?."

The FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang