♡Virus♡

380 40 5
                                    

“Saatnya melihat dalam ekor ikan pausnya.” Ucap Genta begitu kami jalan-jalan disekitar mesin pesawat, walau aku tidak yakin kami diijinkan masuk kedalam.

“Genta-kun ikan paus tidak memiliki ekor.” Jawab Mitsuhiko.

“Benar Mitsuhiko-kun pintar.” Ucapku sambil mengelus surai Mitsuhiko yang wajahnya memerah.

“Sebagai gantinya mereka punya sirip dibelakangnya.” Jelasku yang direspon “oh” oleh Genta.
Sampai Conan tiba-tiba datang sambil memanggil nama Genta.

“Conan-kun?.”

“Kita tau ruangan yang belum kita masuki-eh.” Ucap Mitsuhiko terputus karena Conan melewatinya begitu saja dan menuju kearah Genta dengan tatapan khawatir.

“Genta kamu gak apa-apa?.” Tanya Conan yang membuat Genta heran.

“Ada apa Conan-kun?.” Tanyaku penasaran.

“Sesuatu yang buruk telah terjadi.” Jawabnya.

“Sesuatu yang buruk?, maksudnya?.”

“Pokoknya sekarang kita kembali saja dulu neechan.” Jawab Conan mulai berjalan tapi terhenti saat melihat seseorang didepan kami, dan aku juga melihatnya.

“Merunduk, kalian disini saja.” Perintah Conan yang segera kami turuti, tapi dia mau kemana?.

“Tunggu Conan-kun mau kemana?.” Tanyaku menarik tangannya sebelum dia akan pergi.

“Aku ingin melihat kesana sebentar.”

“Kalau begitu aku ikut, sebagai satu-satunya orang dewasa disini aku bertanggung jawab atas keamanan kalian semua.” Ucapku membuat Conan menghela nafas dan menganggukan kepala sebagai jawaban.

Dengan perlahan kami sedikit mendekat kearah orang itu yang saat ini sedang menaiki tangga menuju atas pesawat.

“Siapa dia?, kenapa pergi keatas?.” Tanyaku berbisik pada Conan.

“Aku tidak tau neechan, huh sepertinya dia membuka kunci pintu yang ada disana.” Jawab Conan terus memperhatikan gerak-gerik orang tersebut.

“Siapa orang itu?.” Tanya Ayumi yang entah sejak kapan sudah berada dibelakang kami bersama Mitsuhiko dan Genta.

“Apa dia Kid?.” Tanya Genta.

“Bukan, aku juga tidak yakin apakah dia itu Kid, mereka lebih mirip kelompok kucing merah.” Seperti menyadari sesuatu Conan langsung kembali menatap keatas.

“Ini buruk.” Ucap Conan berlari kearah tangga dan beniat akan naik tapi terhenti saat mendengar suara helicopter, aku juga mendengarnya sih.

Conan kembali menuju tempat kami dan tak lama muncullah orang-orang berpakaian seperti tetoris dengan penutup kepala, bahkan mereka juga bersenjata.

“Mereka sedang apa Conan-kun?.” Tanyaku berbisik padanya.

“Sepertinya mereka membagikan bom.” Jawabnya juga berbisik sehingga anak-anak tadi tidak mendengarnya, tapi bom?.

“Ayo pergi dari sini.” Perintah Conan saat melihat orang-orang itu menuju tempat kami.

Kami semua segera naik keatas lewat tangga, tentunya aku membiarkan anak-anak itu untuk naik duluan baru aku yang terakhir naik, beruntung kami tepat waktu. Kami terus memantau orang-orang itu dari atas walau sebenarnya aku masih penasaran apa yang terjadi.

“Conan-kun sebenarnya apa yang terjadi?.” Tanyaku begitu mereka sudah pergi, sepertinya masuk kedalam pesawat.

“Aku juga tidak tau neechan, tapi aku menduga kalau orang-orang tadi adalah pasukan kucing merah.” Jawab Conan sambil duduk bersilah.

The FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang