Justin POV
Tugas pertama selesai, rencananya aku ingin melanjutkan tugas 2 tapi sepertinya aku akan mengajak seseorang. Aku mengambil benda pipih berwarna hitam dari kantung celana jeansku. Ya iPhone maksudku.
Aku mengetik sebuah SMS. Mungkin dia mau menemaniku. Batinku dalam hati. ‘SEND’ dengan mudahnya aku memencet tombol send. Aku tau nomor telfonnya karena aku bisa melacak nomor telfon seseorang.
Jill POV.
Aku baru saja memejamkan mataku saat bunyi tanda SMS masuk berbunyi. Aku mengambil benda pipih berwarna putih itu (iPhone) dari atas meja tidurku.
From: 1-445-52XX-XXXX
To: Jill
“Temui aku di taman kota LA. Jam 5. Jika tidak datang aku akan menghabisimu lewat jendela kamarmu -Justin”
Justin? Mau apa dia? Astaga dia gila! Aku langsung bergegas kekamar mandi untuk mandi. Setelahnya aku berganti baju dengan tanktop putih yang dilapisi dengan blazer berwarna hitam lalu hotpants. Tak lupa flatshoes berwarna hitam yang dihiasi dengan pita hitam, lalu aku membawa tas kecil yang isinya dompet IPhone dan keperluan lainnya. Aku berjalan kaki dari sini, karena kebetulan taman kota tidak jauh dari rumahku.
Sambil berjalan aku memainkan IPhoneku. Sampai di sana aku duduk di bangku kayu yang ada disana.
“Sudah lama menunggu?”sahut seseorang. Aku menengok dan ternyata itu Justin.Astaga! dia benar-benar tampan.
“Mmm baru datang, jadi tujuanmu menyuruhku kesini untuk apa?”tanyaku. dia menatapku dingin.
“Ayo ikut aku” sahutnya sambil menarik tanganku entah yang kesekian kalinya.
Nampak sebuah Range Rover hitam terparkir disana. Aku tercengang mengingat tadi siang dia membawaku dengan sebuah Fisker Karma bukan Range Rover. Sebenarnya dia mempunyai berapa mobil sih?.
“Cepat masuk”sahutnya dingin. Aku langsung masuk dimobilnya itu. Tak lama dia sudah ada di jok kemudi dan siap untuk mengemudikan Range Rover ini.
“Pakai Safety Belt mu.”sahutnya dingin.
“Tidak perlu! Aku juga sudah biasa naik mobil tidak pakai safety belt”jawabku ketus.
“Ya sudah”sahutnya dingin.
Lalu Justin menyalakan mesin mobilnya dan…
“AAAAAAAAAA JUSTIN!!SIAL! GILA STRESS!! KAU AAAAAAAA”aku terus berteriak seperti orang gila.
Bagaimana tidak Justin melajukan mobilnya dengan kecepatan kelewat batas.
“bisa diam tidak sih? Sudah kubilang pakai safety beltmu.”sahutnya ketus.
Tangan ku bergemetar hebat karena Justin, aku langsung memakai safety beltku.
“Bisa tidak sih mobil mahalmu ini dijalankan dengan kecepatan biasa? Tidak usah ngebut seperti ini?”bentakku. dia hanya melirikku. Lalu terus menjalankan mobilnya.
Tiba-tiba mobil berhenti. Aku menghela nafas lega.
“Turun”sahutnya ketus. Aku mendengus sebentar lalu turun. Disusul oleh Justin.
Tunggu. Hei! Justin membawaku ke club? Ap? Astaga, apa dia sudah gila.
“Justin lepaskan aku! Kau pikir aku apa hah? Mau menemani kau ke tempat bodoh ini hah? Cepat lepaskan atau aku akan—“belum selesai bicara justin langsung menjawab.
“Akan apa? Berteriak? Silahkan saja. Aku tidak melarang”sahutnya. Sambil terus menarikku. Aku mendengus.
Justin membawaku masuk. Tempat ini benar-benar gila. Semua berdansa seperti orang gila. Semua yang ada disini sangat liar, ya kalian tau kan maksudku?.
“Cepat berikan uangnya”sahut Justin pada seorang pria yang sedang duduk sambil meminum vodkanya. Dan dikelilingi oleh perempuan yang berbaju minim dan ketat. Ya Tuhan, apa mereka kehabisan bahan apa untuk membuat baju yang layak pakai? Pikirku.
“Ohh hai Justin, kenapa kau yang menagihnya? Harusnya Harry yang menagih diakan yang menjual”sahut pria itu enteng.
“Aku bagian penagihan, Harry penjualan dan Zayn bagian menyebarkan diinternet”sahut Justin datar.
“Oh.. duduk lah sebentar Justin”sahut pria itu.
“Aku tidak punya banyak waktu, lebih baik kau serahkan sekarang uangnya!”bentak Justin.
“Calm down bro! aku baru saja membeli ekstasi bodoh itu dari Harry tadi pagi, mengapa harus dibayar sekarang? Aku tidak membawa uang sebanyak itu Justin”sahut pria itu,sambil menyesap minumannya. Aku tercengang mendengar penuturan pria itu tadi. Jadi Justin,Harry,dan Zayn menjual ekstasi? Astaga!
“Serahkan uangnya sekarang atau aku akan meninjumu tepat diwajahmu!”ancam Justin. Aku melihatnya sambil ketakutan.
“Bagaimana kalau besok? Aku ingin bersenang-senang dulu dengan wanitaku”sahut pria itu.
“Oh dan satu lagi, ekstasinya belum ku makan kok. Jadi tentu bayarnya belakangan”tambah pria itu.
Aku bisa melihat Justin mengepalkan kedua tangannya. Lalu BUG! Terdengar bunyi tinjuan. Ternyata Justin meninju wajah pria itu. Justin terus meninju wajah pria itu. Sampai pria itu mengeluarkan darah segar dari ujung bibirnya.
“JUSTIN STOP!! STOP IT! JUSTIN!!”teriakku. tapi percuma teriakanku hanya diabaikan.
Lalu pria itu membalas justin. Justin tersungkur jatuh. Pria itu membalas Justin. Lalu kembali Justin menghajar pria itu. Sampai pria itu benar-benar jatuh. Justin meraba kantung celana pria itu lalu mengambil dompet pria itu. Dan mengambil semua uangnya.
“Utangmu lunas tuan!”seru Justin. Justin menyeretku keluar dari club itu.
“Justin stop,Justin! Please”seruku.
Dia berhenti lalu menatapku. Aku melihat wajahnya memar, lalu terlihat sedikit darah segar mengalir dari bibir sexy nya. Dia langsung menghapus kasar darahnya.
“Listen me Justin, kau luka.. aku harus mengobatimu. Ayo kita pulang kerumahmu”ajakku. Sambil berusaha menyentuh luka memar diwajahnya.
“Don’t Touch me!”bentak Justin. Aku langsung menarik tanganku menjauh dari wajahnya.
“Baiklah, tapi aku harus mengobatimu sekarang! Biar aku yang menyetir sampai rumahmu lalu kita obati lukamu”sahutku lembut.
Dia menatapku dengan tatapan dingin seperti biasa.
Awalnya justin menolak untuk aku yang menyetir, namun aku berusaha membujuknya akhirnya aku sudah berada di jok kemudi. Sedangkan justin disebelahku.
“Dimana alamat rumahmu?”sahutku sebelum menjalankan mobil Justin.
“Aku tidak punya rumah”sahutnya ketus.
“Lalu kau tinggal dimana?”tanya ku kaget.
“Di apartment LA”sahutnya dingin.
Aku mengangguk lalu mengantarnya ke apartment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Or In Danger With Me ✔
FanfictionCerita ini adalah cerita fiksi belaka, jika ada kesamaan tempat, nama tokoh,atau alur cerita itu semua hanya sebuah ketidak sengajaan. Jangan mengcopy atau menyontoh alur cerita ini. Dialog,alur, dan lainnya adalah ide saya. Dimohon untuk tidak di m...