Bagian 19

2.5K 129 0
                                    

    Pagi ini Justin sudah bersiap untuk pergi keCanada walau dirasa berat bagi Justin untuk pergi meninggalkan LA, bukan-bukan.. karena LA kota indah dan banyak artis hollywood dan perempuan cantiknya tapi karena dia harus meninggalkan perempuan yang amat sangat ia cintai. Ya Jill Cermanotta Hends.

     Justin sudah siap menggunakan jaket kulit berwarna hitam, celana jeans berwarna hitam dan sepatu supra kesayangannya juga dilengkapi dengan topi dan kacamata hitam mahal yang harganya tidak bisa terhitung.
Tok-tok-tok
Justin pun membuka pintu dan ternyata nampak momnya sudah berdiri rapi untuk mengantar anaknya ke airport. Untuk keberangkatan ke Canada.
     

“Kau yakin akan baik-baik saja disana?”tanya Pattie lembut sambil memegang kedua pipi anaknya tersebut.
     

“Aku akan baik-baik saja mom, kau tidak perlu khawatir soal itu”sahut Justin sambil tersenyum pada Pattie, momnya itu. Pattie langsung tersenyum dan memeluk Justin erat dan menangis dibahu Justin yang kekar.
     

“I will miss you so much my boy”sahut Pattie sambil terus memeluk Justin.
     

“Me too mom, me too”sahut Justin sambil membalas pelukan momnya. Tak lama Jeremy datang dan memberi isyarat pada Justin untuk segera berangkat. Justin langsung mendorong pelan bahu momnya dan menghapus air mata momnya.
     

“Mom tidak perlu menangis. Kita bisa Video Call atau telfon,”sahut Justin berusaha menenangkan Pattie. Pattie mengangguk dan ikut turun untuk mengantar Justin keairport.
Justin dan Pattie juga Jeremy bergegas menaiki limosin hitam yang sudah disediakan oleh Jeremy. Wajar saja jika mereka menggunakan limosin untuk kendaraan pribadi.

     Diperjalanan Justin terus melihat kejalanan dan berfikir bagaimana dengan keadaan Jill? Apa nantinya wanita itu akan merindukannya? Ataukah malah akan melupakannya jika Justin kembali, mungkin yang lebih parah lagi saat Justin kembali ke LA suatu saat nanti dia akan bertemu Jill yang sudah bahagia dengan pria lain? Bagaimana jika itu benar-benar terjadi? Apa yang harus Ia lakukan?. Pertanyaan-pertanyaan itu melayang-layang diotak Justin tanpa henti seolah menguasai pikirannya. Mungkin karena terlalu lama melamun tiba-tiba Pattie mengguncang bahu Justin untuk menyadarkan anaknya yang sedang memikirkan sesuatu itu.
     

“Sayang, sudah sampai ayo segera turun”sahut Pattie. Justin langsung tersadar dari lamunannya dan menghela nafas berat sebentar, Justin berfikir kenapa perjalanan kerumah hingga ke airport memakan waktu yang cepat? Apa karena dia terlalu sibuk memikirkan Jill wanita idamannya itu?.

     Justin membuka knop pintu mobil lalu turun dan bergegas menuju keruang tunggu, pesawat akan segera berangkat 15 menit lagi. Dan Justin sangat berharap Jill mau datang kesini atau sekedar menelfonnya untuk mengucapkan selamat tinggal. Tapi akankah itu terjadi?
Berkali-kali Justin mendesah berat, berharap-harap cemas agar Jill datang menemuinya.

Jill POV

      Tepat dihari sabtu pagi ini aku segera bangun dan bergegas mandi, ya aku baru ingat bahwa ini adalah hari kepergian Justin ke Canada. Aku ingin meminta maaf padanya dan memeluknya untuk terakhir kalinya. Aku sudah menuju perjalanan ke rumah keluarga Bieber ya Justin pasti masih ada disana, tapi kuharap begitu.
Aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan melewati batas. Aku benar-benar tidak peduli sekarang. Sampai didepan gerbang rumah keluarga Bieber aku segera turun dan bertanya pada security
     

“Permisi, apakah Justin sudah berangkat?”tanyaku terburu-buru.
     

“Oh, maaf Nyonya anda mencari tuan Justin? dia baru saju berangkat 15 menit yang lalu.”sahut security itu. Aku mendesah berat shit aku terlambat.
     

Lost Or In Danger With Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang