Bagian 16

3.2K 125 0
                                    

   Disenin pagi ini aku bersemangat menuju ke universitas! Sungguh kakiku sembuh, menyenangkan rasanya. Kali ini aku menggunakan tanktop putih, dengan rompi jeans dan celana jeans berwarna hitam panjang. Ditambah dengan flatshoes berwarna biru jeans.
Kali ini aku sudah diperbolehkan membawa mobil sendiri, aku sudah ada dalam perjalanan menuju Universitas sekarang.

Sesampainya diuniversitas, aku langsung turun dan menuju ke kelas. Kelas masih sepi, tumben sekali biasanya Justin sudah datang duluan, kenapa dia belum datang? Tidak biasanya. Tiba-tiba aku merasakan ada tangan yang menutup mataku.

   

“Sudah bisa kutebak dari aroma parfum mahalmu tuan Justin Bieber!”tebakku. lalu terdengar tawa. Sudah bisa kudengar itu tawa Justin.

  

“Pintar sekali kau menebaik aroma tubuhku, apa kau tertarik melihat tubuhku juga?”tanyanya. aku mendengus.

  

“Dasar mesum!”pekikku. dia terkekeh.

  

“Jangan tertawa! Lagipula aku tidak tertarik denganmu!”sahutku datar.

  

“Ah masa? Kita lihat saja nanti, benar kau tidak tertarik denganku? Yang benar?”sahutnya sambil mendekatkan wajahnya kedekatku oh Tuhan! Sungguh mata hazelnya memikat sekali. Aku langsung mendengus.

  

“Sudah! Hentikan just!!”pekikku. justin tertawa puas,

  

“Benarkan? Tenang saja my princess nanti kalau kita menikah aku jamin kau tidak akan menyesal soal ranjang”sahutnya dengan nada menggoda. Pipiku langsung memerah. Aku langsung memukul dada bidang Justin dengan keras.

  

“Dasar!! Sudah hentikan justin!!”sahutku dia terkekeh.

  

“Hahaha! Baik-baik”sahutnya sambil tersenyum.
Lalu wajahnya mendekat ketelingaku. Dan membisikan sesuatu.

  

“Aku berjanji akan menjadi pendamping yang terbaik untukmu”bisiknya lembut bulu kudukku langsung bergidik saat dia berbisik.

  

“Mungkin?”jawabku. dia tersenyum dan mencium pipiku.
Tak lama bel tanda masuk berdenting.
Pelajaran pun dimulai.

***


KRING-KRING

Bel tanda istirahat berdenting aku langsung bangkit dan menuju kekantin, Justin sudah kekantin duluan katanya dia sudah sangat lapar. Aku kemudian berjalan santain menuju kekantin tiba-tiba ada yang menarik tanganku.
Orang itu menarikku kesebuah tempat, ah ya ini kan stadion tempat latihan basket, saat aku melihat wajahnya orang itu memakai jaket yang menutupi rambutnya dan dia terus menundukkan wajahnya.

  

“Siapa kau?”tanyaku. dia berdehem. Namun aku masih belum bisa mendengar begitu jelas suaranya.

  

“Kau tidak mengenalku?”tanya pria itu. Aku mengerutkan kening, sepertinya aku mengenal suara ini. Tapi siapa ya?

  

“Masih tidak mengenalku juga?”tanyanya sekali lagi. Aku langsung terkejut. Astaga!

  

“Cody?!”pekikku. dia lalu membuka bagian kepala jaketnya dan nampaklah rambut blondenya dan wajahnya yang tampan.

  

“Ternyata kau masih ingat, aku pikir kau terlalu sibuk dengan si Bieber itu”sahut Cody angkuh, ada apa dengan Cody?.

  

“Ada apa denganmu Cody?”tanyaku. dia tersenyum miring,

  

“Ada apa denganku? Hah, itu karenamu! Kenapa kau lebih memilih Bieber daripada aku?!”bentak Cody. Aku melongo, tidak apa yang dimaksud Cody?

  

“Aku tidak mengerti Cod,”sahutku. Dia menaikan sebelah alisnya.

  

“Kau tidak tau Jill? Aku mencintaimu!! Lebih dari Justin! aku lebih mengerti kau! Aku lebih mencintaimu!”teriak Cody.
Aku terpaku saat mendengar ucapan Cody, Jadi.. Cody mencintaiku? Tapi aku hanya menganggapnya sebagai kakak-ku aku sudah terlanjur mencintai Cody sebagai kakak bukan selebihnya.
Tiba-tiba Cody langsung mendekap tubuhku erat. Aku diam tidak bergeming.

  

Lost Or In Danger With Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang