Pagi Hari… ya tadi malam acara preparty berjalan lancar. Justin tidak datang. Entah kenapa, tapi aku tidak benar-benar memperdulikan itu. Hari ini adalah hari keberangkatan Defanda dan Jimmy ke London. Ya hari ini mereka akan langsung pindah ke London. Maka dari itu kami sekeluarga akan mengantar Defanda juga Jimmy ke airport, sebenarnya kami sudah sampai diairport dari tadi. Sementara barang-barang mereka akan dikirim lewat pesawat khusus pengiriman barang.
Berkali-kali Defanda memelukku sambil menangis. Aku hanya berusaha menahan air mataku.
“Aku akan merindukanmu..”kata-kata itulah yang selalu terucap dari bibir Defanda, entah kesekian kalinya dia berkata seperti itu. Aku hanya bisa menahan semua air mataku yang sudah berkumpul dipelupukku, pandanganku juga buram karena tetutup air mata yang tidak kukeluarkan.
“Kau berjanjikan, jika kau sudah punya pacar kau harus memberitau ku!”ucap Defanda sambil terus memeluk tubuhku erat, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Rasa sedih,akan merindukannya selalu sampai takut kehilangannya bercampur menjadi satu. Tapi disisi lain aku juga senang melihat kakakku bahagia menikah dengan pria pilihannya. Tanpa ada suatu paksaan.
Kemudian dia melepas pelukanku, air matanya bahkan masih saja meluncur deras. Matanya memerah, dengan pelan dia menghapus air matanya.
“Kau harus ingat aku ya, kau harus ingat aku sebagai adiknya yang paling baik”ucapku berusaha menghibur Defanda.
Dia tertawa kecil, tetapi masih saja terus meluncurkan air matanya.
“Berhentilah menangis, aku tidak ingin melihat kecantikan kakakku ini hilang karena menangis aku. Aku tau aku adalah orang yang paling sering dirindukan”ucapku. Tak terasa setetes air mata yang sedari tadi berusaha kutahan meluncur begitu saja tanpa kendaliku. Cepat-cepat aku menghapus air mata itu.
“Hahaha! Kau ini..”ucap Defanda.
Tiba-tiba terdengar pengumuman bahwa keberangkatan ke London 5 menit lagi, semua langsung saling berpelukan dengan Defanda dan Jimmy
“I will miss you sososososososooss muchh my lil sis”ucap Jimmy sambil memelukku.
“Awww, I will miss you too my big bro”ucapku sambil membalas pelukannya.
Defanda kembali memelukku, tak kuasa aku menahan air mataku yang sudah berusaha kutahan ini.
“take care..”ucapku lirih. Dia mengangguk lalu mendorong pelan bahuku.
“jangan bertindak bodoh ya?”sahut Defanda, dia tersenyum tipis. Aku mengangguk sambil memancarkan senyum tipisku.
Kemudian dia berjalan menuju kepesawat, sambil bergandengan dengan Jimmy kami melambaikan tangan pada mereka. Mereka juga membalas.
Seusai mengantar Jimmy dan Defanda kami langsung pulang, tapi berbeda denganku. Setelah sampai kerumah aku langsung berlari kegarasi untuk mengambil mobilku. Aku ingin membeli beberapa bahan untuk membuat “Molten Lava Cake” ya aku mendapat tugas dari kelas memasak untuk mempraktekan dirumah cara membuat Molten Lava Cake, jadi aku harus membeli bahan-bahannya ditoko kue.
Aku segera masuk kemobilku dan langsung duduk dibagian jok kemudi. Setelah itu aku segera melajukan mobilku kesebuah toko kue yang menjual kue-kue selain itu bahan-bahannya serta alat-alat untuk membuat kue dijual disitu. Tak sampai 10 menit aku sampai disana.
Disana aku menanyakan kepada penjualnya mengenai teknik membuat Molten Lava Cake yang baik. Aku akhirnya mendapat beberapa trik yang bisa kucoba untuk menghasilkan sebuah kata ‘perfect’ untuk kue Molten Lava Cake. Setelah itu aku juga membeli bahan-bahannya. Dan alat-alat yang dirasa diperlukan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Or In Danger With Me ✔
Hayran KurguCerita ini adalah cerita fiksi belaka, jika ada kesamaan tempat, nama tokoh,atau alur cerita itu semua hanya sebuah ketidak sengajaan. Jangan mengcopy atau menyontoh alur cerita ini. Dialog,alur, dan lainnya adalah ide saya. Dimohon untuk tidak di m...