Jill POV
Sedari tadi aku masih duduk termenung didepan meja tidurku. Ya sepulang dari Universitas tadi dan saat Justin menelfon tadi bateraiku habis. Alhasil saat aku sedang bertelfonan dengan Justin langsung mati iPhoneku. Aku masih menatap iPhoneku yang sedari tadi baterainya tak kunjung penuh.
Aku mendengus berkali-kali sudah hampir 20 menit aku dalam posisi seperti orang bodoh. Aku kemudian beranjak menuju ke balkon kamarku. aku menghirup udara segar disini. Entah kenapa saat aku berada disini aku jadi teringat Justin. aku teringat saat dia rela memanjat kebalkon kamarku dan mengaggetkanku. Tempat dimana saat aku dan Justib bertengkar lalu dia rela menunggu diluar semalaman demi meminta maaf padaku.
Aku menghela nafas berat, sedang apa dia disana? Apakah dia merindukanku sama seperti aku merindukannya? Atau bahkan tidak sama sekali?
Ah, mungkin sekedar berjalan-jalan akan membuat ringan pikiranku. Mungkin. Aku kemudian berjalan masuk dan lalu berganti baju dengan kaus oblong berwarna putih + hotpants berwarna jeans lalu sepatu converse hitam-putih. Lalu aku mengambil dompetku dan berjalan keluar. Menuruni anak tanggan satu persatu nampak Mrs. Victo sedang sibuk menyiapkan makan siang.
“Mrs. Jill. Ayo makan siang dulu”sahut Mrs. Victo aku tersenyum ramah
“Ah, terima kasih Mrs.Victo. kali ini makanan apa yang kau siapkan?”tanyaku ramah.
“Hm.. aku menyiapkan Beef and cheese macaroni with broccoli, chicken salad dan untuk dessert ada Ice cream sandwich. ada salad buah juga jus jeruk kesukaan mrs. Bagaimana? Apa itu terlalu buruk mrs?”tanya Mrs. Victo
“Oh Mrs. Victo kau berlebihan! Kau taukan hanya aku yang akan memakannya dan mungkin Defanda juga jika ia pulang awal. Itu sungguh menu yang lezat untuk makan siang.”sahutku sambil duduk dimeja makan.
“Itu sudah tugasku mrs. Jill. Selamat makan Mrs. Jill”sahut mrs.victo aku mengangguk sambil menatap makanan-makanan yang ada di meja makan yang sudah tertata rapi dimeja makan. Waktunya makan!
Seusai makan aku mengakhiri makan siangku dengan dessert yaitu ice cream sandwich. Beralih dari itu aku lalu memakan sedikit salad buah untuk membantu pencernakanku, aku baca dimajalah katanya jika sehabis makan sangat dianjurkan mengonsumsi buah untuk membantu serat dalam tubuh. Setelah itu aku meneguk habis air putih. Dan untuk jus jeruk? Kupikir perutku yang kecil ini sudah terisi penuh.
Aku kemudian bangkit dan berjalan menuju keluar nampak Dion sedang duduk-duduk sambil membaca korannya. Begitu dia melihatku dia langsung berdiri tegak. Ah dasar Dion bodyguard yang kaku.
“Dion, sudah berkali-kali aku katakan padamu. Kau tak usah bersikap terlalu formal padaku. Kau mengerti? Aku ini masih 17 tahun. Tak perlu kau bersikap hormat seperti itu. Silahkan lanjutkan membaca koranmu. Santai saja terhadapku Dion”sahutku santai.
“Baik Mrs. Jill”sahutnya kaku.
“Oh, satu lagi jika kau berbicara padaku tidak perlu takut dan kaku begitu. Aku bukan hantu kok. Bersikaplah santai dan sewajarnya pada gadis belia berusia 17 tahun sepertiku Dion”
Dion mengangguk sopan, jika sudah sering berlaku kaku seperti ini tentu orang susah merubah sikapnya.
“Baiklah, tolong bukakan gerbangnya. Aku mau keluar dulu sekedar jalan-jalan”sahutku
“Dengan senang hati mrs”sahutnya berusaha tersenyum santai. Aku terkekeh sebentar dan melenggang menuju garasi dan mengeluarkan mobilku lalu melajukan mobilku.
Kemanakah aku akan pergi? Entahlah, aku hanya ingin sekedar berjalan-jalan untuk ,melepas kekacauan pikiranku. Entah gerangan apa yang membuat tiba-tiba aku berhenti di danau, ya danau yang dulu Justin pernah ajak aku kesini. Aku turun dari mobil.
Aku menghela nafas berat sebelum melangkah jauh menuju ke sebuah pohon rindang yang besar itu. Dari pertama aku kesini sampai sekarang tidak ada satupun perubahan disana. Semua masih sama, semua masih tampak asri. Semua benar-benar masih sama, udaranya juga masih sama perahu kayu itu juga masih sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Or In Danger With Me ✔
Fiksi PenggemarCerita ini adalah cerita fiksi belaka, jika ada kesamaan tempat, nama tokoh,atau alur cerita itu semua hanya sebuah ketidak sengajaan. Jangan mengcopy atau menyontoh alur cerita ini. Dialog,alur, dan lainnya adalah ide saya. Dimohon untuk tidak di m...