Jill POV
Ini adalah hari terpenting bagi kakakku yaitu Defanda. Ya tepat hari ini, ia akan melangsungkan pernikahannya dengan Jimmy. Waktu memang terasa begitu cepat, sepertinya baru saja ia lulus kuliah S3 eh, tau-tau dia sudah menikah saja. Memang ya waktu tak terasa. Aku menghela nafas pendek lalu menatap pantulan cermin kakakku yang sudah cantik terbalut oleh gaun pengantin rancangan Vera Wang. Ya akhirnya dia menjatuhkan pilihan gaunnya pada perancang terkenal itu.
“Apa aku tampak cantik, Jill?”Tanya Defanda yang sedari tadi terus menatap pantulan dirinya dicermin.
“Kakakku sayang, kau ini sudah cantik. Bahkan terlampai cantik. Kau itu sudah Perfect!”ucapku sembari tersenyum pada Defanda
Defanda tersenyum. Lalu dia menghela nafas panjang.
“Aku akan sangat amat merindukanmu Jill.”sahut Defanda tiba-tiba. Aku menghela nafas berat
“Tahan air matamu Defanda. Kau tidak maukan riasan wajahmu luntur begitu saja?”sahutku berusaha menahan tangisku. Defanda mengangguk dan berkali-kali menghela nafas untuk tidak menangis.
“Aku harap kau segera menyusul”sahut Defanda. Aku langsung tersentak.
“Aku juga berharap begitu. Tapi aku tidak mau terburu-buru. Aku masih 17 tahun Def. sedangkan kau? 24 tahun sudah sangat matang untuk melaju kejenjang yang lebih serius”jawabku. Dia mengangguk tak beberapa lama, pintu terbuka ternyata itu Mom. Dia tersenyum lalu berjalan mendekati kami.
“Aku tak menyangka kau akan secepat ini menikah sayang”ucap Mom dengan suara yang pelan dan lembut.
“Aku juga Mom. Dan aku.. akan sangat merindukanmu Mom”ucap Defanda dengan suara lirih menahan tangis.
“Aku tak akan membiarkan air matamu menghapus semua riasan cantikmu”ucap Mom. Defanda tersenyum dan berdiri lalu memeluk Mom. Mereka berpelukan lama sekali.
“Ayo. Semua sudah menunggumu. Ini sudah saatnya”sahut Mom. Dia mengguk. Baru saja kami ingin membuka pintu, Dad sudah membuka.
“Sepertinya ini sudah waktunya”sahut Dad. Sambil menggandeng Defanda. Ya Dad akan menjadi pendamping Defanda. Aku dan Mom hanya menyaksikan
Defanda dan Ayah berjalan menuju altar pernikahan. Disana sudah terdapat Jimmy yang berdiri gagah menunggu Defanda bersama dengan pastur yang sudah tua berdiri. Lalu Defanda berdiri didepan Jimmy.
“Jimmy Stevens, apakah kau bersedia menjadi suami dari Defanda Emma Hends dalam keadaan sehat, ataupun sakit, dan dalam keadaan suka atau duka sampai maut memisahkan kalian berdua?”tanya pastur itu.
“ Ya, Saya bersedia”sahut Jimmy
“Apakah kau bersedia Jimmy Stevens menjadi suamimu dalam keadaan sehat, ataupun sakit, dan dalam keadaan suka atau duka sampai maut memisahkan kalian berdua”tanya pastur itu kepada Defanda.
“Ya, Saya bersedia”sahut Defanda sambil melambungkan senyum lebarnya kepada Jimmy mereka terus berpegangan tangan.
“Dengan ini saya resmikan kalian sebagai sepasang suami-istri. Tuan Stevens silahkan cium istri anda”sahut pastur itu. Jimmy tersenyum pada Defanda dan membuka veil yang dipakai Defanda. Lalu menicum bibir Defanda.
Semua hadirin tamu langsung bertepuk tangan riuh, termasuk aku. Rasanya aku ingin menangis saat ini.
Setelah itu dilanjutkan dengan acara makan bersama. Aku berkali-kali menghela nafas berat, hanya aku yang tidak membawa pasangan. Sedari tadi aku hanya bisa duduk sambil menatap para tamu undangan sedang berdansa bersama pasangan masing-masing termasuk Defanda dan Jimmy. Aku turut senang karena Defanda akhirnya menikah dengan pria idamannya.
Tiba-tiba aku melihat ada keluarga Bieber. Eh! What? Keluarga Bieber. Aku langsung berlari kecil menuju Mom yang sedang asyik berbincang dengan Dad sambil makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Or In Danger With Me ✔
FanficCerita ini adalah cerita fiksi belaka, jika ada kesamaan tempat, nama tokoh,atau alur cerita itu semua hanya sebuah ketidak sengajaan. Jangan mengcopy atau menyontoh alur cerita ini. Dialog,alur, dan lainnya adalah ide saya. Dimohon untuk tidak di m...