Bagian 10

4K 174 0
                                    

    Aku melajukan mobilku dengan kecepatan diatas rata-rata. Aku tidak menyangka aku bisa hampir telat, tidak biasanya aku bangun siang.

Sampai disekolah aku langsung memarkirkan mobilku lalu berlari menuju kekelas. Saat sampai diambang pintu kelas tepat disaat bel berdenting. Aku langsung duduk dibangkuku. Dan melihat Liz sedang mencoba berbicara dengan justin, namun diabaikan oleh justin. aku hanya tersenyum melihatnya.

Lalu Mrs.Anna masuk kekelas.

    “Anak-anak, saya minta kalian semua untuk membuat sebuah buku yang berisi tentang biologi, tugas dikumpulkan minggu depan! Saya harap kalian selesai semua dan semua harus mengumpulkan! Mengerti semua?”

    “Mengerti”sahut murid-murid. Aku menggerutu sebal.

SKIP

KRING! KRING!

    Bel istirahat berdenting, aku kemudian membereskan buku-bukuku. Aku bisa mencium ada justin didepanku. Ya karena aroma Clive Christian cologne-nya yang tercium. Aku mendongak dan mendapati justin sedang menopangkan dagunya dimejaku.

    “Kantin?”tanyanya sambil tersenyum.

Aku mengangguk dan bangkit darikursiku, diikuti justin. aku melihat liz menatapku dengan tatapan benci. Namun what ever, itu bukan urusanku.

Aku berjalan kekantin bersamaan dengan justin, namun tiba-tiba dia menarik tanganku untuk bergandengan dengannya. Aku sedikit kaget.

Sampai dikantin aku memesan salad dan lemonde. Sementara justin, seperti biasa double cheese burger dan 1 kaleng soda.

Aku memilih tempat, ternyata disana ada Venni dan Stefi. Namun justin mencegahku. Dan menyuruhku untuk mencari tempat lain.

    “Justin, tapi tempatnya penuh. Lihat? Lagi pula disana ada sahabatku Stefi.”sahutku. aku tau mengapa dia tidak mau disitu. Ya karena ada Venni, yang dulu pacarnya venni pernah ia hampir habisi nyawanya.

    “Justin, tidak apa just. Aku tau masalahmu dengan venni. It’s okay”sahutku padanya sambil menusap pelan bahunya. Dia menghela nafas pelan. Dan terdengar dia mengumpat kata ‘Fuck’. Lalu kami berjalan kesana. Venni nampak kaget dan takut.

     “Tidak apa-apa ven,”sahutku pada venni. Awalnya dia agak sedikit enggan. Namun lama-lama kami saling berbaur. Terutama justin. walaupun dia masih dingin terhadap Venni dan Stefi namun aku yakin lama-lama dia akan terbiasa.

***

    Aku sedang menuju ke perjalanan pulang, namun aku teringat aku harus ketoko buku untuk membeli beberapa buku biologi yang tebalnya mungkin bisa sampai 2.000 halaman lebih.

Sampai disana aku mulai mencari buku yang kuperlukan. Setelah mendapat 3 buku yang mungkin tebalnya mencapai 1.000 atau bahkan 2.000 halaman. Aku kemudian berjalan menuju kasir. Tiba-tiba saat ingin membayar aku mencari dompetku dan ternyata. Astaga! Tertinggal dirumah, aduh bagaimana ini.

    “Pakai ini saja”sahut seseorang, sambil menjulurkan kartu kreditnya. Aku mendongak dan menatap siapa orangnya. Dan ternyata dia adalah Logan.

  “Be—beneran? Aku benar-benar lupa membawa dompetku, tadi aku buru-buru”sahutku.

Dia tersenyum manis. Ahh senyumannya manis sekali!

    “Tidak apa Jill.”sahutnya, lalu dia membayarkan belanjaanku dan belanjaannya.

    “Terima kasih ya logan. Kau baik sekali”sahutku.

Dia mengangguk. Lalu kami berpisah untuk pulang kerumah masing-masing. Sebelum dia pergi aku terus mengucapkan terima kasih, lagipula aku bodoh sekali aku ini anak seorang pemilik perusahaan terbesar di LA,California bagaimana bisa aku melupakan dompetku. Ah dasar bodoh!.

Lost Or In Danger With Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang