Sampai diapartment Justin memencet liftnya. Dan menekan nomor 4.
DING
Bunyi lift terbuka. Justin langsung berjalan sambil meringis memegang luka memarnya. Astaga! Ini adalah apartment mewah dan elit dikawasan LA. Justin memasuki kamar apartmentnya yang bernomor 45. Justin membukanya.
Lalu dia berjalan kesofa. Dan merebahkan tubuhnya. Dia terus meringis sambil memegangi luka memarnya. Aku segera berlari mencari kotak P3K. setelah menemukannya aku mengambil baskom berisi air dingin. Dan saputangan.
Aku mengompres luka Justin dengan air dingin juga alkohol. Aku menekan dengan pelan ke wajah luka Justin dengan hati-hati.
“Aww! Sakit bodoh!”sahutnya sambil meringis.
“Aku tau Justin itu sakit. Tapi ini supaya luka memarmu sembuh”sahutku sambil terus menekan pelan saputangan yang sudah terendam oleh air dingin dan alkohol tadi.
“Sakit! Sakit!! Sakit bodoh! Ah!”gerutu Justin. Aku tidak memperdulikannya. Setelah beberapa menit memar Justin sudah berlahan membaik, walau tidak sepenuhnya. Justin juga sudah tidak meringis lagi. Aku terus menekan pelan lukanya. Sampai benar-benar hilang memarnya.
“Nah.. Selesai! Memarmu sudah hilang”sahutku. Sambil menaruh saputangan tadi ke baskom dan hendak berjalan kedapur untuk mengembalikannya.
Justin POV
Jill mengobati lukaku dengan telaten, selama dia mengobati lukaku aku terus memandangi wajahnya. Hmm dia cantik juga. Matanya indah ah She has a beautiful eyes, apalagi saat berkedip bulu matanya yang lentik menempel. Astaga, aku tidak boleh suka dengannya.
Dia lalu kedapur untuk membereskan semuanya. Tak lama aku melihat dia membuka kulkas. Sepertinya dia ingin masak. Aku terus memperhatikannya dari balik sofa. Dia mengambil beberapa bahan. Lalu memasaknya. Karena penasaran aku berjalan menuju dapur.
“Berani sekali kau masak dirumah orang”sahutku dingin.
Dia sedikit tersentak. Aku berusaha menahan tawa saat melihat ekspresi kagetnya.
“Mmm ma—maaf aku hanya ingin membuat makan siang untukmu aku yakin kau belum makan kan?”tanyanya lembut.
“Sejauh ini belum..”sahutku.
Dia tersenyum lalu kembali melanjutkan aktifitasnya.
"Justin.. kau mau spaghetti dengan beef atau keju?”tanyanya lembut.
Aku berjalan mendekatinya. Entah setan atau makhluk apa yang merasukiku sehingga membuatku mendekatinya. Wajah kami semakin dekat. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang lembut.
“Ju—Ju.. justin?”tanyanya gugup.
“Shhh!”sahutku sambil menempelkan jari telunjukku kebibirnya yang manis. Wajah kami semakin dekat.. dekat dan lalu…
“Se—Sebaiknya a… aku mm mengecek spaghettinya. Sepertinya sudah matang”sahutnya sambil berjalan gugup kearah kompor untuk memeriksa spaghettinya.
Bodoh! Bodoh! Kau bodoh Justin! Bagaimana bisa kau mendekati perempuan itu, dasar bodoh!. Batinku dalam hati.
Aku kemudian berjalan kearah TV. Untuk menonton TV.
Jill POV
Justin itu kenapa sih, dia itu gila ya? Hampir saja jantungku copot gara-gara dia mendekatiku seperti itu, untung saja aku masih sadar. Jika tidak mungkin sudah terjadi hal yang tidak-tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Or In Danger With Me ✔
FanfictionCerita ini adalah cerita fiksi belaka, jika ada kesamaan tempat, nama tokoh,atau alur cerita itu semua hanya sebuah ketidak sengajaan. Jangan mengcopy atau menyontoh alur cerita ini. Dialog,alur, dan lainnya adalah ide saya. Dimohon untuk tidak di m...