Bagian 28

2.4K 122 4
                                    

Author POV

      Gadis yang kini tengah duduk terikat itu langsung membulatkan kedua matanya. Bagaimana tidak? Mendengar kata “Kau akan Mati” membuat Jill panik seketika. Serasa ia tidak bisa menghirup oksigen lagi, nafasnya tercekat. Pistol itu sudah siap dalam posisinya mengacung didepan wajah Jill dan dalam hitungan sekejap saja,bisa saja pelatuk itu tertekan dan mengeluarkan sebuah peluru yang dapat mematikan siapa saja.

Tubuh Jill benar-benar terasa lemas, tak bertenaga lagi. Liz yang sedang mengacungkan pistol itu didepan wajah Jill hanya tertawa sinis.

“Ada kata-kata terakhir?”tanya Lucy yang tiba-tiba saja sudah berada dibelakang Liz. Liz tersenyum pada Lucy begitupun dengan Lucy. Jill hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Dia benar-benar ketakutan sekarang. Dia tidak ingin mati sekarang, dia masih ingin merasakan mempunyai sebuah keluarga nanti.

“Kumohon…”hanya sepatah kata itu yang keluar dari bibir mungil Jill, dia benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi. Otaknya benar-benar kacau, semua prasangka buruk bergerumul diotaknya. Bagaimana jika Liz benar-benar menekan pelatuk pistol itu dan membunuhnya?.

Tak lama Liz mengganti posisi pistolnya itu menjadi tepat dikepala Jill. Dan Lucy menjambak kencang rambut Jill membuat kepala Jill otomatis menjadi mengadah keatas. Jill hanya bisa menangis meratapi nasibnya.

“Hmm mungkin jika kuganti posisinya langsung kekepalamu saja bagaimana? Itu mempercepat kematianmukan? Hahaha”ucap Liz sambil disusul dengan tawa sinis Lucy dan Liz.

“Cepat katakan kata-kata terakhir. Mungkin aku bisa menyampaikannya pada orangtuamu dipemakamanmu nanti. Jika mungkin hahaha!”seling Lucy dengan tawa jahatnya. Jill hanya bisa terus menangis dan berdoa dalam hati pada Tuhan. Jill merasa bingung dan panik sekarang. Yang bisa dilakukannya hanya lah menangis dan menangis dia juga sudah berusaha berontak tapi semua itu sia-sia. Jambakan dirambutnya juga semakin kuat.

Dengan senyum miring yang mengembang dibibir Liz, dia beralih posisi menjadi berdiri didepan Jill dan sedikit menjauhkan pistolnya dari Jill tetapi menepatkan pistol itu diposisi bagian jantung Jill.

“Ucapkan kata-kata terakhir”sahut Liz sambil mengedipkan sebelah matanya. Dan…

“TIDAK!!!”

Author POV

      Justin terlambat, ia benar-benar terlambat sadar. Begitu dia melihat Jill ingin ditembak oleh Liz dan Liz sudah memencet pelatuk pistolnya ia barus tersadar. Dan berteriak “TIDAK!!!” Justin benar-benar terlambat. Dia berusaha sekuat tenanga berusaha berontak dari ikatan-ikatan bodoh itu.

Dia bisa melihat jelas peluru itu sudah memasuki bagian jantung Jill. Jill hanya bisa menganga sambil terkaget. Melihat Justin, dia hanya bisa menyunggingkan sebuah senyum tipis dan seolah berkata ‘Sampai Jumpa Justin…’ . tak lama Justin terlepas dari ikatan itu dan segera berlari kearah Jill yang sudah berlumur darah, darah itu terus mengalir dibagian jantung Jill.

“Tatap mataku Jill, kau harus tenang. Ingat semua akan baik-baik saja, kumohon kau bisa dengar akukan?”ucap Justin sambil berusaha menenangkan Jill dari rasa sakit yang baru saja ia terima dari tembakan Liz yang tepat mengenai jantung Jill. Justin terus memegangi tangan Jill. Jill hanya bisa tersenyum tipis.

“Kau harus ingat….a—aku.. me—men..cintai…mu”ucap Jill dengan suara parau dan terbata. Tatapan Jill juga sudah berubah sayu. Justin benar-benar frustasi

“TIDAK JILL! KUMOHON BERTAHANLAH!!”Perintah Justin. Jill hanya bisa memancarkan sebuah senyum yang sangat amat tipis. Dan seolah matanya memancarkan sebuah kata ‘relakan aku’

Lost Or In Danger With Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang