8. Delapan

13K 821 6
                                    


Assalamu'alaikum.....

Selamat malam.....

aku cuma pengen update dan aku sendiri ngga tau apa alasannya padahal aku yakin ini cerita ngga banget dengan typo dimana-mana.

Okay, semoga kalian menikmati ceritanya ya ^.^

Terimakasif bintangnya, jangan lupa tinggalkan lagi......



-------


"Maaf lama menunggu" Wanita itu mengangkat satu tangannya dan berucap 'hai' kepada kami dengan senyum yang mengembang.

"Semuanya, perkenalkan dia adalah Sofia teman kuliah Wirga dan kebetulan juga Sofia ada di Semarang jadi Wirga ajak kemari" ucapan mas Wirga membuatku berpikir bahwa ia adalah orang yang sangat baik sehingga dengan senang hati mengajak temannya untuk bertemu keluarganya karena takut wanita tersebut sendirian apalagi dia so damn sexy begitu. Aku mengernyit mendengar suara sinis dari dewi batinku.


"Hai Khai" sapa mas Wirga. Aku menoleh membalasnya dengan senyum kecil. Aku bahkan tidak sadar sejak kapan ia telah duduk di sampingku. Hatiku sekarang rasanya begitu enggan berdekatan dengannya, kesal sendiri mengingatnya bersama wanita yang siapa tadi namanya? Sofia?

But.....wait. Apa aku cemburu? Oh..c'mon Khaira mana mungkin kamu cemburu! Tetapi kenapa aku harus merasa kesal?!

Ruang makan terdengar riuh dengan percakapan anggota keluarga yang lebih banyak menjurus kepada Sofia. Aku hanya menimpali ketika ada yang bertanya sedangkan selebihnya aku memilih untuk diam. Mas Wirga pun sesekali ikut terlibat dalam percakapan mereka dan Arsya yang diam tengah asyik dengan makannannya.

Setelah acara makan malam selesai mereka semua berkumpul di ruang tamu melanjutkan perbincangan mereka. Sedangkan aku dan Arsya memilih kembali ke kamar dengan alasan Arsya yang sudah mengantuk dan untungnya anak itu memang mengantuk.

Ku usap kepala Arsya yang ada di pangkuanku dengan lembut. Aku merasa terasingkan sekarang padahal aku sendiri yang mengasingkan diri dari mereka. Aku merasa bingung dengan perasaanku sendiri yang kesal melihat mas Wirga bersama Sofia.

Kata Panji tadi setengah berbisik kepada Mayadan Dara bahwa hanya laki-laki bodoh jika ingin melewatkan nikat dunia tersebut—Sofia. Jadi intinya mas Wirga bukanlah orang bodoh sehingga ia lebih memilih bergabung dengan mereka, yaw ajar juga Sofia kan teman kuliahnya.

Hatiku resah, itu tidak bisa kupungkiri. Apa sebaiknya aku tanya ke Pika saja? Eh, tapi ngga enak juga gaguin mereka siapa tau mereka sedang berusaha membuatkanku keponakan?!

Suara pintu di ketuk masuk ke dalam pendengaranku. Kalau Dara mana mungkin dia mengetuk pintu dulu jika ingin masuk.

"Masuk saja"

Pintu pun terbuka dengan perlahan dan menampilkan sosok yang sedang ingin ku hindari apalagi alasannya kalau bukan masih kesal dengan orang tersebut. Kesal yang tidak beralasan lebih tepatnya.

Ia tersenyum kecil seraya berjalan mendekat. Ku alihkan pandanganku kembali ke Arsya untuk menghindari mata kami saling beradu.

"Arsya sudah tidur?" tanyanya. Emang mata situ rabun sampai ngga bisa lihat?! Batinku sewot sendiri.

"mhm" gumamku. Hening setelah aku menjawab. Sebenarnya apa yang ingin di lakukan laki-laki ini kalau tidak ada urusan?! Tidak bisakah dia cepat meninggalkanku sendiri?!

Handsome WidowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang