23. Dua Puluh Tiga

6K 523 26
                                    

Assalamu'alaikum....

Hallo...aku kembali membawa kabar dari Khaira. Lanjutannya dikit? Iya aku tahu

Bingung sih mau nulis apa. Meskipun ini semakin aneh tapi aku berharap kalian suka ya sama kelanjutannya.

Terimakasih vote dan komennya. Ah terimakasih ya atas do'a-do'anya, terimakasih atas semangatnya, aku sangat berterimakasih.

Jangan lupa meninggalkan bintang dan kritik sarannya ya

Lophyou.....

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bahasa tubuh Pika dan Bayu menjelaskan bahwa keadaan saat ini begitu membuat mereka tegang. Aku menatap mereka berdua bergantian sedangkan mereka saling melirik satu dengan yang lain seperti member isyarat.

"Hel.lo...gue itu nanya lho kalau kalian lupa?!" kataku dengan kesal karena sedari tadi mereka tidaak menjawab pertanyaanku.

Pika bedehem "Ah, loe lagi ngerjain kita ya? masak iya ngga inget? Jangan-jangan loe punya penyakit pikun ya? Atau loe ngga mau mengenang masa-masa di tahun itu?" tuduh PIka dengan muka sengitnya yang membuatku berjengit.

Kenapa ini ibu hamil? Kurang asupan nutrisi atau asupan kasih sayang?

"Eh, loe main nyerocos nuduh gue aja! Gue itu nanya sama loe kenapa gue ngga inget memori di tahun itu?! Kenapa loe jadinya sensi banget gue tanyain itu?!" balasku tidak kalah sewot.

Bayu mengusap bahu istrinya "Sayang, jangan marah-marah ah. Jangan kesel gitu ngga baik nanti sama kandunganmu. Aku ngga mau ya anak kita nanti kayak Khai?" ucap Bayu yang di angguki Pika meski sambil cemberut sedangkan aku menganga mendengarnya.

"Loe pikir gue ngga baik apa? Kalau anak loe mirip gue harusnya loe bersyukur punya anak cakep, baik hati, penyayang—"

"Lah kenapa anak gue harus mirip loe?! Ini anak gue ama Bayu, yang ngebuat gue ama Bayu ngga ada hubungannya sama loe! Kalau loe pengen punya anak ya buat sana sama Wirga!"

"Hah?! Loe pikir gue apaan! Gue belum di halalin ya sama dia mana mungkin gue bikin anak sama dia!"

"Oh jadi loe pengen di halalin ama Wirga" perkataan Pika yang terdengar kalem dan di akhiri dengan senyum miring membuatku bergidik.

Kenapa dia berubah jadi kalem padahal kita baru sewot-sewotan ta—

Mataku melebar "Maksud gue ngga gitu ya Pik! Gue cuma menjelaskan—"

"Gue cukup tahu Khai" ia mengeluarkan senyum jahatnya yang membuatku kesal. Ku lipat tanganku dan ku buang punggungku ke sandaran sofa sambil menatap Pika dengan pandangan permusuhan.

"Ini udahn berantemnya?" tanya banyu

"Berisik loe Bay, mending loe bikini gue minum! Gue ini tamu!"

"Eh ngapain loe nyuruh-nyuruh suami gue!"

Ibu hamil satu ini bikin gue darah tinggi aja!

"Fine!" aku segera bangkit lalu menuju ke dapur untuk mengambil minuman. Setelah itu aku kembali ke tempat semula dimana mereka saling tatap-tatapan. Aku melewati mereka dengan pandangan datar.

"Loe ngga ngambilin minum buat kita?" tanya Pika dengan tidak percaya.

"Punya kaki kan loe? Dasar manja!" balasku dengan sewot yang mendapatkan tatapan sinis dari Pika. Terdengar helaan nafas dari Bayu, namun aku hanya meliriknya sebentar kemudian menyangga daguku dengan telapak tangan.

Handsome WidowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang