25. Dua Puluh Lima

7.8K 449 31
                                    

Assalamu'alaikum....

adakah yang masih menantikan cerita ini???

cerita ini ngaret banget ya? emang kok aku sadar apalagi besok-besok bakal lebih ngaret lagi soalnya aku udah ambil TA

doakan cepat lulus ya :)

ah sebenarnya lanjutannya mau aku publish minggu kemarin tapi karena faktor kelupaan ya maapkan saya wkwkwk

ok semoga suka ya sama kelanjutan kisahnya, maaf kalau banyak typo soalnya ini bener-bener ngga di edit (engga sempat edit). selamat menikmati kelanjutannya semoga bisa menemani malam minggu kalian yang kelabu wkwkwk


ok terikamasih atas vote dan komennya

jangan lupa tinggalkan bintang, kritik dan sarannya lagi ya

lophyou.....


note : yang di cetak miring itu flashback ya

---------------------------------------------------------------------------------------------------------


"Lepasin Aku Ardi! Kamu ngga berhak memperlakukanku seperti ini ! Kamu laki-laki yang sangat jahat!" seorang wanita berteriak dan menatap laki-laki yang ada di depannya dengan wajah murka. Sedangkan laki-laki di depannya menatap wanita yang tengah terikat itu dengan tatapan yang teduh.

"Sayang, kok kamu ngomongnya kayak gitu? Aku tuh maunya kita sama-sama terus" balas laki-laki yang dipanggil Ardi tadi dengan lembut dan tangannya mencoba untuk mengusap rambut sang wanita.

"Cih" wanita itu berpaling sambil berdecih dan tangan Ardi pun menggantung di udara. "Omong kosong apa ini! Kamu memang benar-benar psikopat!" katanya yang di bagian akhir melirik tajam kearah Ardi.

Ardi kemudian menarik tangannya yang menggantung kemudian membawanya kesamping tubuhnya sambil dikepalkan masing-masing tangannya. Ia menatap dengan marah sosok wanita yang ada di hadapannya sekarang .

"Jadi kamu pikir Wirga lebih baik?" tanyanya dengan suara rendah.

"Tentu saja! Dia adalah laki-laki yang jauh lebih baik daripada kamu!" balas wanita itu dengan angkuh. Ardi berdecih dan menatap wanita di depannya dengan pandangan yang sangat kesal.

Ardi kemudian mencengkeram dagu wanita itu dengan begitu erat yang membuat wanita itu kesakitan. "Aku akan membunuhnya!" katanya dengan datar namun syarat akan kebencian.

Wanita itu melotot "hangan lakhukhan ithu!" serunya kesal meskipun ia susah mengatakannya karena dagunya yang masih dicengkeram oleh Ardi.

Ardi memberikan senyum miringnya yang terasa begitu menakutkan bagi Khaira. Kemudian ia melepaskan cengkeramannya di tangan wanita itu dengan kasar. Tanpa mengatakan apapun Ardi pergi meninggalkan wanita tadi yang tengah meringis kesakitan.

Wanita itu berdoa agar tidak terjadi apapun dengan Wirga. Semoga aka nada orang yang segera membebaskannya sehingga ia bisa melindungi Wirga. tidak hanya berharap ia pun juga mencoba untuk membuka tali yang tengah mengikatnya.

Suara pintu dibuka perlahan membuatnya kembali waspada akan kedatangan Ardi lagi. Ia meneguk ludahnya dengan susah payah dan mencoba bersikap biasa saja. Langkah kaki perlahan masuk membuat mata wanita itu menyipit karena ada dua pasang kaki yang dapat ia ketahui kaki seorang wanita dan laki-laki

"siapa itu?" batinya penuh dengan kewaspadaan.

Dua orang tadi pun memperlihatkan wajahnya membuat mata wanita tadi membelalak. "Rahel? Miko?" katanya tidak percaya. Orang yang di panggil Rahel dan Miko tadi menaruh telunjuk mereka di bibir mengisyaratkan agar wanita itu tidak berisik.

Handsome WidowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang