Assalamu'alaikum......
Apa kabar pembaca sekalian?
Yang ada di otakku ide yang muncul cuma ini. Iya aku tau kalau cerita ini semakin aneh dan jika ada yang bilang cerita ini terlalu bertele-tele maafkan aku. Rasanya belum dapet sikon untuk kesitu saja mungkin next atau next lagi atau next lagi ya pasti nanti lama-lama bermunculan kok konflik-konfliknya hehe
Untuk yang minta next terimakasih aku merasa bahwa cerita aneh ini banyak yang menantikan tapi untuk update berikutnya aku ngga tau kapan lagi karena deadline fp ku sudah mengantri.
kemaren pas baca-baca komen—baru sempet baca—ada yang bilang covernya yunho namanya. Aku sendiri tidak tau kalau itu aktornya namanya yunho :D
sama kenapa yang jadi Wirga bukan yunho kembali lagi aku tidak tau bahwa itu yunho. Kenapa aku memilih Alden Richard sebagai Wirga karena aku nemunya dia yang punya lesung pipi wkwkwk
Kalian bebas kok untuk berimajinasi mengenai pemerannya, sesuai keinginan kalian saja.
Terimakasih ya atas vote nya dan komen-komennya. Jangan lupa tinggalkan bintang dan kritik sarannya.
Luphyou.....
--------------------------------------------------------------------------------------
Jam masih menunjukan pukul empat kurang, waktu subuh pun belum datang namun Khaira telah terjaga dari tidurnya. Khaira bergerak miring ke kanan, menghadap ke atas miring ke kiri dan kembali lagi. Ia merasa tidak tenang seperti ada beban pikiran yang benar-benar membuat kepalanya begitu sakit. Ucapan sekertaris Wirga waktu lalu terus membayanginya.
Aldi dan sang papa yang menjaganya masih tertidur dengan pulasnya di sofa yang di sediakan di dalam ruang inapnya. Aldi yang tengah meringkuk dan papanya yang terduduk menyandarkan kepalanya dengan tangan yang saling bersedekap.
Khaira menghembuskan nafasnya yang terkesan begitu frustasi. Ia bingung dan ia ingin sekali bertanya mengenai kebenaran ucapan sekertaris Wirga namun ia sendiri merasa sangsi karena ia tidak pernah merasa melakukannya.
Lalu kenapa sekertarisnya pak Wirga menuduhku begitu? menatapku dengan kebencian? Batin Khaira gamang. Tapi tidak bisa di pungkiri bahwa dia begitu penasaran.
Apakah mungkin ada orang yang sama dengan ku dan orang itu telah membunuh kakaknyaatau mungkin dia tertekan atas meninggalnya kakaknya dan dia menuduhku? Khaira mencoba membuat berbagai spekulasi. Atau itu hanya usaha Khaira agar dirinya tidak terpengaruh dengan ucapan sekertaris Wirga.
"Kamu sudah bangun Khai?" suara berat khas orang bangun tidur terdengar ditelinga Khaira. Khaira tersenyum melihat papanya yang menghampirinya.
"Baru aja kok pa, ngga bisa tidur lagi"
"Kenapa? Apa yang kamu pikirin?" Tanya papa Khaira sayang. Beliau menarik kursi dan duduk di samping putrinya.
"Khaira baik-baik saja pa. Papa ngga perlu—"
"Kamu anak papa Khai dan papa sangat tau bagaimana sifat anak-anak papa!" ucap sang papa lembut namun juga ada ketegasan di dalamnya. Khaira memilih diam dan mengalihkan pandangannya menghindar dari tatapan sang papa. Dengan sayang sang papa mengusap rambut Khaira.
"Tentang kejadian jatuhnya kamu? Tentang orang yang mendorong kamu?" Khaira menatap papanya kembali "Jadi apa alasannya sampai orang itu mendorong anak papa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Widower
RomanceIni berawal dari sahabatku yang mengancam tidak akan mengundangku ke pernikahannya tanpa membawa pasangan yang PAS. Entah apa maksudnya dengan kata PAS, akhirnya dengan terpaksa dan keengganan aku meminta bosku untuk menemaniku ke acara pernikahan s...