Assalamu'alaikum ^.^
Semoga kelanjutannya tidak mengecewakan ya :D
Terimakasih atas votenya dan jangan lupa tinggalkan bintang lagi wkwk....
Luphyu :*
Oh iya, ini yang jadi Dito ya wkwkwk
-------------
Sudah seminggu ini aku berhasil menghindari pak Wirga. Kenapa aku menghindarinya? Aku sendiri tidak tahu. Aku aneh? Memang! Jangan tanyakan lagi!
Seminggu menghindari pak Wirga sama juga aku menghindari Arsya meski tak sepenuhnya aku menghindarinya. Selama seminggu ini aku hanya bersama dengannya dua kali. Untung bocah itu mengerti seperti membantuku bersembunyi dari ayahnya.
Contohnya waktu aku yang sedang berada di toilet dan pak Wirga yang mencariku sampai kebilikku. Karena mungkin aku yang tidak kunjung kembali Arsya meminta ayahnya kembali keruangannya dan memilih menungguku sendiri di bilikku sehingga aku tidak bertemu dengan pak Wirga. Aku rasa saat itu aku begitu beruntung.
Saat mengembalikan Arsya pun aku meminta tolong kepada Lilian dan untungnya Arsya seakan mengerti dengan keadaanku yang absurd dengan mudahnya menurut dan tidak banyak bertanya. Anak itu sungguh luar biasa cerdas dalam mengerti isi hati orang lain.
Tidak hanya itu, teman-teman satu divisiku pun juga membantuku menyembunyikan diriku jika pak Wirga mencariku dan menggantikanku meminta tanda tangan kepada pak Wirga. Sebenarnya yang menggantikan Anisa, katanya dia paling semangat jika menggantikanku meminta tanda tangan sekalian modus siapa tau pak Wirga terpincut dengan pesonanya dan saat ia bilang begitu secara terang-terangan aku memutar bola mataku. Mengabaikannya.
Mereka sebenarnya heran kenapa aku menghindari pak Wirga dan berasumsi bahwa kami sedang bertengkar dengan berakhir aku marah dan kemudian di tuduh sebagai pasangan yang sedang merajuk. Akupun dengan lantang mengatakan bahwa aku dan pak Wirga tidak memiliki hubungan apapun. Setelah mengatakan itu mereka menatapku kaget kemudian terdiam, kembali keperkejaan mereka masing-masing sok sibuk.
Siapa peduli jika mereka ngenggunjingkanku dibelakang asalkan mereka mau membantuku itu sudah cukup. Aku tersenyum kepada Ami seraya menyerahkan berkas yang tadi pagi Lilian minta.
Sayup-sayup aku mendengar namaku disebut-sebut dari ruangan sekertaris Lilian—Ami— yang di batasi dengan pintu geser kaca dimana di luarnya adalah ruangan divisiku.
Karena merasa namaku dibawa-bawa aku mendekat kearah pintu untuk mengintip dari celah pintu yang di buat gelap dan bening. Aku berjengit melihat Lilian dan pak Wirga berada di samping biliku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Widower
RomanceIni berawal dari sahabatku yang mengancam tidak akan mengundangku ke pernikahannya tanpa membawa pasangan yang PAS. Entah apa maksudnya dengan kata PAS, akhirnya dengan terpaksa dan keengganan aku meminta bosku untuk menemaniku ke acara pernikahan s...