Assalamu'alaikum.....
Halo halo apa kabar semuanya???
Arsya balik lagi lho hoho
Maap ya lama banget updatenya,kemaren habis selesai diklatsar (seandainya ada hp mau selfi terus bikin caption 'baru disiksa nih' wkwkwk.
Tapi itu ngga bakal aku lakuin kok) terus baru tepar ini, kena serangan musim yang ngga menentu juga.
Di tambah lagi faktor malas dan penggoda lainnya (marathon nonton anime)
Maap banget...banget...banget kalau udah lupa sama ceritanya. Map juga kalau ceritanya makin ngga menarik dan teman-temannya.
Tapi semoga cerita lanjutannya ini masih ada yang mau baca ya....
Terimakasih juga untuk vote dan komennya. Jangan lupa tinggalkan bindang dan kritik sarannya.
lophyou
-------------------------------------------------------------
"Khai, loe baik-baik aja kan? Oh my baby Khai, gue khawatir banget ama loe tau ngga?!" suara cempreng nan bising dari Pika membuatku mengerutkan dahi.
"Ngapain loe kesini? Masing inget punya temen kayak gue?" tanyaku sinis.
Ia menghela nafas dengan dramatis kemudian di tangkupnya kedua tanganku sembari memberiku senyum bersalah. "Sorry Khai, gue ngga bisa jenguk loe di rumah sakit. Waktu denger loe masuk rumah sakit, gue baru tiba di bandara dan gue pengen langsung balik.
Tapi Bayu bilang untuk istirahat karena kita baru nyampe banget pas itu, dia bilang "ini bukan cuma tentang kamu tapi juga calon bayi kita" jadi aku nurut apa kata Bayu mengingat dedek bayi juga. Aku coba pesen tiket pesawat besok paginya tapi entah kenapa tiketnya kosong semua" Mata Pika berkaca-kaca ketika menceritakannya.
Aku tersentuh mendengar cerita Pika yang rela buru-buru pulang demi aku. Aku langsung memeluknya "Gue juga ngga apa-apa kok Pik. Mungkin emang loe harus nemenin Bayu disana. Hitung-hitung bulan madu kedua lah"
Ia melepaskan pelukan kami, menarik nafas lalu meminum green tea milikku. "Btw, cerita loe bikin gue tersentuh sih Pik tapi kok loe ngga ada ngehubungin gue ya Pik?" tanyaku yang membuatnya tersedak.
"uhuk..huk..loe—huk"
"Kalau minum tuh pelan-pelan" kataku sambil menepuk punggungnya pelan. Sebenernya mau sekuat tenaga sih tapi mengingat ponakanku ada di perutnya jadi ngga tega. Berterimakasihlah kau Pik dengan calon dedek bayi.
"Loe kok nanya itu sih Khai. Tau ngga biaya telpon internasional itu mahal. Gue kan mesti berhemat buat biaya lairan anak gue besok" balasnya beralasan.
"Ngga mau tau, yang gue tau loe itu pelit!" cibirku yang membuatnya terkekeh "ngomong-ngomong kok loe tau gue disini?" ia menggoyang-goyangkan telunjuknya ke kiri dan ke kanan di depan wajahku.
"Ini yang namanya sahabat, dimana loe berada radar gue selalu bisa menangkapnya" ucapnya dengan sombong. Aku memutar bola mataku bosan secara terang-terangan di depannya.
"haha....ya mungkin emang kita punya ikatan kali ya Khai. Tadi gue tuh pengen banget ngunjungin loe. Tapi berhubung masih jam segini loe nya pasti masih di kantor dan entah kenapa gue pengen banget kemari makannya gue kemari. Eh ngga taunya kita ketemu disini, duh emang jodoh mah kita ini" ia memelukku dengan bersemangat.
"Oh ya, ngomong-ngomong kok loe disini? Ini kan masih jam kerja? Loe bolos atau cabut dari kantor?" tanyanya menyelidik sambil memakan kue pesanannnya yang baru datang beberapa saat yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Widower
DragosteIni berawal dari sahabatku yang mengancam tidak akan mengundangku ke pernikahannya tanpa membawa pasangan yang PAS. Entah apa maksudnya dengan kata PAS, akhirnya dengan terpaksa dan keengganan aku meminta bosku untuk menemaniku ke acara pernikahan s...