Ada yang nungguin kelanjutan Handsome Widower ngga?
Semoga masih ada yang mau baca ya :D
"Ha—"
"KHAI" suara melengking dari seberang memotong sapaanku. Dasar penelpon yang tidak mempunyai sopan santun. Tidak tau apa kalau teriakannya bisa bikin gendang telinga pecah!
"hm"
"Irit banget balesnya neng" suara diseberang terdengar sengit. "Oh gitu loe ngga seneng kalau gue telpon nih!" tambahnya.
"Nah itu tau, ngapain mesti nanya!" balasku sewot.
Terdengar suara dengusan dari seberang "gue cuma mau nanya, loe udah dapet pasangan kan?" ucapan tak acuhnya itu membuatku dengan segera menjauhkan ponsel dari telingaku lalu melotot sambil bersumpah serapah kepada layar ponselku yang tertera nama Pika.
"Loe tau ngga ini masih pagi dan loe udah ngerusak mood gue Pikachu!"
"Gue cuma mau ngingetin kalau nikahan gue tinggal 5 hari lagi jadi jangan lupa bawa pasangan yang pas! Ok gue ulangin PA-SA-NGAN yang PAS! Oh iya Khai loe ngga akan bisa masuk ke pernikahan gue kalau loe ngga bawa pasangan yang pas ya. Gue dan Bayu minta pengawasan yang ketat takut-takut loe nyusup tanpa bawa pasangan"
"Yaudah gampang, gue ngga bakal datang ke nikahan loe!" aku tersenyum miring berharap si Pika yang ada disebrang panik terus mencabut tuntutannya dariku. Berasa dipengadilan saja kalau begini.
"Yaudah gue bakalan bikin ayah loe nempel terus ke tetangga gue yang bohai itu alias emaknya si Lala" ancamnya yang membuatku berdesis.
"Pergi sono loe ke kutub utara!!" tutupku sepihak. Enak saja dipikir dia siapa mau nempelin ayah ke emaknya si Lala. Ok, ini bukan tentang emaknya tapi tentang anaknya si Lala itu. aku sama Lala tidak akan bisa akur dan aku juga tidak rela kalau punya saudara macam nenek lampir kebelet kawin itu.
Aku menghela nafas sembari membereskan proposal yang baru saja selesai aku print. Setelah semua terurut aku masukkan kedalam map lalu beranjak meninggalkan mejaku untuk meminta tanda tangan persetujuan.
"Ra, jangan lupa minta pak Wirga sering-sering kesini yak" suara itu terlalu bersemangat.
"Dasar ayu ganjen, ngga usah di tanggepin Ra" itu yang membalas Riko.
Aku memutar bola mataku sebelum beranjak pergi tanpa mengucapkan pamit kepada mereka. Kalau biasanya aku akan dengan senang hati menimpali mereka tapi untuk sekarang aku benar-benar bad mood gara-gara si Pika.
Biasanya kan aku mengajak Aldi kalau pergi-pergi ke kondangan gitu sekarang aku harus mengajak siapa? Terus kenapa cuma aku yang dikasih syarat tidak masuk akal seperti itu? Melodi sama Risky aja ngga dikasih, kenapa sih Pikachu dirimu suka menyiksaku?!
Suara lift berdenting menyadarkanku bahwa aku telah sampai dilantai yang aku tuju. Aku berjalan dengan tidak semangat lagi-lagi masih efek dari Pika. Sampai didepan sebuah pintu aku mengambil nafas panjang sebelum mengetuknya karena meja sekretarisnya masih kosong. Apa pak Wirga belum mendapat sekretaris ya?
Suara dari dalam menyahut menyuruhku masuk. Dengan perlahan kudorong pintu ruangan itu.
"Khaira? Ada keperluan apa kamu kesini?"itu bukan pak Wirga melainkan Lilian. Aku mengerjap dua kali sebelum menjawabnya.
"Bukannya tadi Mba Lilian katanya mau bertemu klien ya kok disini?" tanyaku polos. Lilian terlihat salah tingkah "iya, tapi tidak jadi. Kamu mau minta tanda tangan ya? kenapa tidak menitipkan kepadaku saja tadi?"
"Saya kan tidak tau kalau mba Lilian kemari" balasku dengan polos yang membuatnya kembali salah tingkah. Mungkin dia berpikir telah memberikan pertanyaan bodoh atau mungkin ia berpikir bahwa diriku yang terlalu bodoh karena tidak membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Handsome Widower
RomanceIni berawal dari sahabatku yang mengancam tidak akan mengundangku ke pernikahannya tanpa membawa pasangan yang PAS. Entah apa maksudnya dengan kata PAS, akhirnya dengan terpaksa dan keengganan aku meminta bosku untuk menemaniku ke acara pernikahan s...