part 32

2.7K 187 4
                                    

Manurios.

"kau mau ikut?" tanya Niall yang sedang mengenakan jaket favorite nya.

"kemana?"

"hmm, Sticky Beaks, kata Jhonson makanan disana murah-murah, dan banyak anak kuliahan yang biasanya kesana, kau mau ikut?"

"tapi cara tv favorite ku mulai pukul 4 nanti,"

"ah c'mon Manu,"

"okey, tunggu sebentar,"

Aku tidak bisa menolak ajakan Niall disaat perutku sedang keroncongan, ditambah harga makanan disana sangatlah murah.
Setelah siap, aku dan Niall langsung menyusul Nash dan juga Jhonson yang sudah sampai di Sticky Beaks terlebih dahulu.

"oyoy!" teriak Niall saat ia menemukan kedua teman kami.

Setelah sampai disana, kami berempat langsung memesan makanan, tidak ada rasa menyesal sama sekali untuk ikut mereka ke tempat-tempat baru seperti ini.

"Jhonson, kau tidak mau mengangkat telfon itu?" tanya Nash.

"biar saja,"

"kau sedang bertengkar dengan Jessie?" tanya Niall.
Aku hanya sedikit mengetahui tentang kehidupan ketiga teman dekat ku ini, dan aku tidak terlalu ingin untuk mencampuri urusan mereka.

"yea," jawab Jhonson sambil melahap pesanan nya.

"karena apa?" tanya Niall.

"hm, Jessie ingin putus,"

"what?" teriak aku, Nash, dan Niall bersamaan.

"hubungan kalian baik-baik saja bukan? beberapa hari yang lalu bahkan kita berhubungan dengan Jessie di skype," kataku yang tidak percaya dengan perkataan Jhonson.

"ya, pagi ini mungkin ia sudah lelah denganku.."

"c'mon Jhonson, lalu kau menjawab apa?" tanya Niall.

"aku tidak menjawab apa-apa, aku langsung menutup telfon," jawab Jhonson dengan mengulas senyum, "sungguh, aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku sangat menyayangi nya, aku tidak mau hubungan ku berakhir dengannya,"
Untuk pertama kalinya aku melihat Jhonson dengan wajah murung seperti ini, di antara kami berempat, Jhonson lah seseorang yang paling dewasa dan memiliki pemikiran yang benar-benar terbuka, tak jarang jika kami bertiga sering menceritakan segala hal padanya. Namun hari ini, Jhonson yang biasanya tiba-tiba saja menghilang.

"hey buddy, bicaralah padanya. jangan menggantungkan hubungan mu seperti ini.. hal itu tidak akan menghasilkan apa-apa," jelas Nash. "angkat lah telfonnya,"

Jhonson menarik napas nya dalam-dalam lalu kemudian mengangkat telfon dari Jessie.

"speaker," bisik Niall.

"halo?" jawab Jhonson.

"hey, kenapa baru mengangkat telfon ku?" ujar Jessie di ujung sambungan.

"maaf Jes, aku hanya..." belum sempat Jhonson menyelesaikan ucapannya, Jessie malah memotong.

"maafkan aku J, maafkan kelakuan ku tadi pagi, sungguh aku sangat menyesal saat mengatakan ingin mengakhiri hubungan kita. aku benar-benar menyesal.." ucapan Jessie sedikit tersendat, aku rasa ia sedang menangis, "selama beberapa minggu belakangan ini aku pergi bersama orang baru, ia selalu ada untukku kapan pun aku membutuhkannya, dan karena hal itu aku melupakan mu, tidak membalas juga mengangkat telfon mu J, maafkan aku.." tangis Jessie semakin terdengar dan Jhonson tidak mengucapkan sepatah kata pun, aku, Nash, dan Niall hanya memperhatikan Jhonson dan menunggunya untuk melakukan sesuatu, setidaknya berkedip. "saat aku mengatakan ingin putus, kau tidak menjawab apapun dan langsung menutup telfon, awalnya aku kira aku merasa senang karena kau akan benar-benar setuju, namun saat aku kembali melihat isi pesan mu yang tidak aku balas.. aku sangat menyesal. maafkan aku Jhonson, aku benar-benar menyesal, tolong maafkan aku, aku tidak mau hubungan kita berakhir seperti ini," lanjutnya.

"ya Jes, aku memaafkan-mu, maafkan aku juga yang sering melarang-mu untuk pergi bersama orang lain. jika akhirnya kau malah pergi secara diam-diam, kali ini aku tidak akan melarang-mu Jes, pergilah dengan siapapun yang kau mau, aku hanya meminta satu Jes, untuk kali ini jagalah sungguh-sungguh hatimu, dan jangan dengan mudah meminta untuk putus. sungguh Jes, aku sangat menyayangimu, jika suatu saat kita memang harus putus, aku ingin kita putus karena masalah dari dalam hubungan kita sendiri, bukan karena orang lain. aku sangat mencintaimu Jes," jelas Jhonson.

Dalam hati aku tersenyum melihat Jhonson yang kini sudah kembali menjadi dirinya. Ia memang sangat dewasa dalam menanggapi permasalahan apapun, terutama jika itu terjadi pada dirinya sendiri.

Setelah penjelasannya, Jhonson langsung mematikan speaker di ponselnya, dan berhubungan dengan Jessie seperti biasanya, bahkan ia sudah tersenyum sekarang.

"oh my, Taylor menelfon, aku pergi sebentar guys," ujar Nash yang lalu kemudian mendapatkan anggukan dari aku dan juga Niall.

Sekarang tersisa aku dan Niall yang masih menikmati makanan. Selama mengenal Niall berbulan-bulan, aku sama sekali tidak pernah melihat Niall berhubungan dengan siapapun melalui ponselnya, ya, jika menghubungi ibunya sih mungkin aku sering mendengarnya, tetapi jika soal wanita lain? Tidak pernah sama sekali.

"Niall," panggilku.

"apa?"

"kau benar-benar tidak mempunyai kekasih?" tanyaku yang sangat penasaran.

"oh c'mon, i told you everytime, everyday, everysecond, everyminute, every whatever.. and you don't believe me? oh zezz..." jawabnya dengan mengusap wajahnya secara kasar. Melihat kelakuan Niall memang bisa membuat tawaku pecah, bagaimana tidak? Aku hanya bertanya seperti itu dan Niall kelihatan sangat depresi.

"i just asked you Nialler,"

"aku tidak memiliki kekasih Manu, ini terakhir kalinya kau boleh bertanya seperti itu, okey?"

"okey, lalu kenapa kau tidak mau memiliki kekasih?"

"hanya belum saatnya," jawabnya sambil menyuapkan makanan. "hey, ponselmu menunjukkan ada notifikasi dari tadi, tidak mau membuka?"

"ah ya,"

5 new message from Gwen

Gwen : morning from here babe
Gwen : kau sedang apa?
Gwen : hey bodoh kenapa tidak membalas pesan ku
Gwen : kau sedang apa sih?
Gwen : bodoh, aku sudah tahu kau sedang makan di luar bersama teman-teman, tidak usah membalas

Membaca isi pesannya membuat ku tersenyum, bagaimana tidak, ia terlihat sangat khawatir di sana.

"hey Ni, bagaimana Gwen tahu aku sedang makan bersama kalian?" tanyaku.

"emm, mungkin karena snapchat Nash dan juga snapchat ku," jawab Niall yang masih konsen memakan pesanan barunya.

Ternyata Gwen tahu dari snapchat.

Manurios : maaf baru membalas
Manurios : ya aku sedang makan dengan teman-teman ku Gwen
Manurios : apa yang sedang kau lakukan sekarang?

Jika di London masih pukul tiga sore, berarti di sana adalah pukul sepuluh pagi. Gwen pasti masih berada di dalam kelas, aku tahu karena Gwen memberikan jadwal kelasnya padaku.

Namun..

Gwen : tertidur

Bagaimana bisa ia tertidur disaat jam kelasnya sedang berjalan?

Manurios : kau tidak pernah semalas ini untuk belajar, kenapa tertidur?

Tidak butuh waktu lama, Gwen membalasnya.

Gwen : kondisiku sedang menurun.

Mendapat balasan darinya sukses membuatku membeku di tempat.

M A N U R I O S - 2 [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang