part 33

2.8K 175 11
                                    

Gwen.

"hey bodoh, kapan kau mau sembuh?" tanya Suga yang sedang duduk di tepi kasur ku.

Pada awalnya, kondisi ku menurun karena kelelahan dan seperti biasanya aku hanya butuh istirahat seharian di atas kasur lalu kemudian kondisi ku akan pulih seperti semula. Namun kali ini berbeda, kondisi ku malah semakin menurun dan membuat ku harus di rawat di rumah sakit. Akan tetapi, ibu dan ayah menolak dan meminta agar aku di rawat di rumah saja, pada awalnya aku sangat senang mendengar pendapat mereka, karena aku sangat tidak suka bau rumah sakit dan infus, namun ternyata saat dokter memeriksa ku lagi? Selang infus harus tetap menancap pada kulit tanganku selagi aku di rawat di rumah.

Ini benar-benar menyebalkan.

"entahlah," jawabku.

"cepatlah masuk, aku merindukan-mu, Gwen," katanya sambil menunjukkan wajah sedihnya.

(Gambar di atas wajah sedih Suga)

"berhentilah membuat ekspresi seperti itu, dan berhentilah mewarnai rambutmu," ujarku sambil mengusap kepalanya.

"aku tidak mau berhenti Gwen, lagi pula aku akan tetap keren jika mengganti-ganti warna rambutku.." katanya sambil menyenderkan kepala nya pada pundakku dan melingkarkan satu lengannya pada tubuhku erat. "Gwen, kau sudah aku anggap seperti keluarga ku sendiri, kau wanita pertama yang menjadi sahabatku Gwen, untuk pertama kalinya juga aku menyayangi seseorang seperti keluarga ku sendiri. melihat mu sakit selama beberapa hari membuat pikiran ku kacau, seakan-akan aku akan kehilangan-mu," jelasnya.

Mendengar penjelasan Suga yang menurutku 'tidak' jelas, membuatku bingung dengan apa yang ia maksud. Untuk bagian persahabatan aku bisa mengerti, namun untuk masalah kehilangan, itu lah yang aku tidak mengerti.

"maksudmu kehilangan?" tanyaku.

"dulu aku mempunyai seorang kakak, ia lebih tua dua tahun dari ku, aku sangat menyayanginya karena ia selalu aku di dekatku, tetapi, setelah ia beranjak dewasa ia mulai sakit-sakitan, dan ternyata ia mengidap leukimia. kakak ku menderita penyakit itu, dan aku benar-benar sangat kehilangan saat ia pergi untuk selama-lama nya. Kim Na Na adalah wanita kedua yang sangat aku sayangi, dan semakin aku mengenal mu lebih dekat, kau seperti dirinya Gwen, aku beruntung bisa dekat dengan-mu, karena berada di dekat mu membuatku merasa sedang berada di dekat kakak ku, Na Na."

Semakin Suga berbicara, semakin terasa ada tetesan air yang jatuh mengenai kaus kebesaran ku. Untuk pertama kalinya Suga menangis di dekatku, Suga adalah orang yang periang dan tidak pernah menunjukkan ekspresi apa-apa selain bahagia, jika ia marah atau kecewa atau apapun itu, biasanya ia hanya membuat-buat ekspresi itu, dan sekarang.. ia menangis di pelukan ku.

Dan untuk pertama kalinya juga, Suga menceritakan tentang keluarganya padaku.

***

"kau sudah bangun?" sapa Suga saat aku baru saja membuka mata di pagi hari.

Tidak terasa sudah lima hari aku hanya berbaring di kasur tanpa melakukan apapun, dan kondisiku belum juga membaik.

"kenapa kau sudah datang Suga?" tanyaku seraya mencoba duduk dan menyandarkan punggung di kepala kasur.

"hari ini rumah mu akan sepi, tante Matya juga sedang tidak bisa menjagamu, jadi.. aku yang mencalonkan diri untuk mengurus-mu hari ini," jawabnya sambil berjalan ke tepi kasur. "aku sudah membuatkan mu sarapan, hmm menurut dokter kondisi mu tambah menurun karena kau kurang makan Gwen, ini semua karena kau tidak memakan habis bubur mu, jadi aku membuatkan pancake saja, semoga kau suka," katanya sambil memberikan meja kecil yang sudah tersedia makanan dan juga minum.

"terima kasih banyak Suga," jawabku sambil menyuapkan makanan yang sudah di siapkan Suga.

"hari ini aku sudah bilang pada lecture bahwa untuk beberapa hari ke depan, kau dan aku akan belajar lewat online agar tidak ketinggalan pelajaran. dan kita di perbolehkan,"

M A N U R I O S - 2 [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang