part 72

1.7K 123 18
                                    

Beberapa hari berlalu semenjak pertemuan ku dengan Latanya, hubungan ku dan juga Manu tak kunjung membaik. Aku semakin tidak ingin bertemu dengannya, dan ia pun mulai menjauh. Aku tidak mengerti dengan apa yang sedang aku rasakan, dan aku juga tidak mengerti bagaimana perasaan Manu saat ini. Hingga akhirnya, ia harus segera kembali ke London dan berpamitan.

"aku harus kembali," ujarnya saat berpamitan padaku.

"ya, aku tahu.. have a safe flight," aku memeluknya seraya berjinjit, aku memeluknya erat agar aku tahu bagaimana perasaan ku kini.

"em," Manu mengangguk dan memeluk tubuhku dengan satu tangannya, "Gwen.." panggilnya dengan berbisik, "tidak apa-apa jika kau ingin mengakhiri hubungan kita.. aku tidak ingin menjadi beban untukmu." bisiknya.

"Manu.." aku melepaskan pelukan dan menatap wajahnya.

"jangan memaksakan sesuatu, aku sudah tahu jika hari ini pasti akan datang suatu saat nanti.. tapi, aku berpikir kenapa hari buruk ini harus terjadi begitu cepat," Manu tersenyum dan menangkup wajahku. "Gwen, aku benar-benar mencintaimu, dan kau tahu hal itu bukan?" ia bertanya dan aku mengangguk. "aku tidak mau seseorang yang aku cintai terbebani hanya karena diriku.. Gwen, jika saat ini hubungan kita harus berakhir adalah cara yang paling tepat agar kau bisa senang dan terlepas dari pemikiran apapun, tidak apa-apa," Manu mengusap pipiku dengan sangat lembut. "aku lebih suka melihat mu senang daripada harus tertekan dan menghindar seperti hari-hari sebelumnya.." air mataku tiba-tiba saja mengalir, aku benar-benar merasakan sesak di dada, dan napas ku mulai tidak beraturan, "Gwen.. hubungan kita di mulai dengan cara yang baik, aku juga ingin mengakhiri nya dengan cara yang baik. aku mohon agar hubungan kita tetap baik-baik saja, anggaplah aku sebagai sahabat kecilmu lagi Gwen.. maka aku akan melakukan hal yang sama,"

Aku langsung memeluk Manu, aku memeluknya sangat erat seakan enggan untuk melepaskannya. Bagaimana mungkin aku menyakiti orang sebaik dia?
Apa yang salah dariku saat ini!

"maafkan aku.. tolong maafkan aku, hiks," aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, aku benar-benar sudah tidak sanggup.

"Gwen, it's okey.." Manu mengusap air mata yang membasahi pipi ku dengan tersenyum, "jagalah dirimu baik-baik.. aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu, okey?"

Aku mengangguk dan Manu kembali memelukku.

Setelah itu, ia pergi dari dalam kamar ku dan berangkat menuju bandara untuk segera berangkat menuju bandara.

***

Aku berdiri di balkon kamarku, merasakan sejuknya malam dan ketenangan saat malam hari. Pantas saja Manu menyukai semua ini..

Semua memori terus saja berputar pada kepalaku, memori yang sangat menyenangkan saat aku masih bersama dengan Manu. Laki-laki itu, seseorang yang sanggup membuatku jatuh cinta hanya dengan menatapnya saja.

Semakin di pikirkan, semakin dadaku terasa sesak.. Aku tidak bisa berhenti menangis karena nya. Seseorang yang pernah aku cintai sudah pergi, dan mungkin ia tidak akan kembali untuk waktu yang dekat. Mungkin aku tidak pantas menangisi dirinya mengingat apa yang sudah aku perbuat padanya. Ya, aku memang tidak pantas.

"lil' puddin'.." terlalu memikirkan Manu membuat indera ku tidak bekerja dengan baik, bahkan saat Garfield masuk pun aku tidak mendengar bunyi pintu terbuka atau derapan kakinya. "are you okey?" Garfield memelukku dari belakang, hangat tubuhnya membuatku nyaman dan juga membuatku merasa semakin sedih. Aku berbalik untuk menatapnya dan menggeleng dengan air mata yang terus saja mengalir dari mataku. Garfield langsung memeluk ku erat seakan ia enggan untuk melepaskannya. Ia mengusap rambutku dan berkata semuanya akan baik-baik saja.

Garfield bercerita mengenai Manu sebelum keberangkatannya tadi pagi, Manu sempat bercerita pada Garfield tentang perasaannya selama ini. Manu sangat merindukan ku sampai-sampai saat ia mengetahui aku sudah pulang ke NY, ia langsung meminta kembali pulang dan meninggalkan ibunya juga Justin di Indonesia. Aku sama sekali tidak mengetahui hal itu karena aku terlalu egois memikirkan ketenangan hidupku sendiri.

M A N U R I O S - 2 [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang